Berita
Wawasan-Islam
TIPS MERAYAKAN IDUL ADHA
Admin
mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Adha, Pada kesempatan ini Admin menyampaikan
beberapa Tips Merayakan Idul Adha yang dikutip dari berita beberapa media besar seperti antara, jpnn dan
republika. Berikut ini Tips Merayakan
Idul Adha semoga bermanfaat.
Tips
1 : Jangan Membakar Sate terlalu gosong, Karena dapat Menimbulkan Kanker
Biasanya,
saat hari raya Idul Adha, banyak masyarakat mengolah daging kurban menjadi
sate. Pakar Teknologi Pangan Institut Teknologi Bandung (ITB) Nur Mahmudi
Ismail mengatakan, daging yang dibakar terlalu gosong, maka dapat memicu
timbulnya penyakit kanker. "Yang harus diperhatikan yaitu daging
protein hewani kalau dibakar sampai gosong akan menimbulkan karsinogenik pemicu
kanker,” kata mantan Wali Kota Depok.
Selain
itu, kandungan nitrosamin yang ditimbulkan dari pembakaran sate dapat menjadi
komponen atau mensimbulasi terbentuknya sel kanker pada tubuh. “Nitrosamin itu
komponen yang dibakar bentuknya gosong jadi karbon atau arang, bisa stimulasi
terbentuknya kanker pada tubuh,” katanya.
Belajar
dari negara maju, membakar daging dibagi menjadi tiga kategori tingkat
kematangan yakni rare, medium, dan welldone. Dijelaskannya, rare yaitu memasak
daging hanya sekedar dipanaskan dan mematikan patogen di permukaan. Medium
merupakan proses pematangan. Welldone adalah matang.
“Ada
yang kematangan gosong. Itu enggak boleh bakar sate sampai gosong. Itu penyebab
kanker berlaku umum terhadap daging apakah ayam ataupun kambing,” jelasnya.
Maka
sebaiknya jika ingin menghindari penyakit dan aman dikonsumsi, hewan kurban
baik diolah menjadi sop. Nur Mahmudi tidak menyarankan bagi penderita
kolesterol untuk menyantap daging kurban yang diolah menjadi gulai. Ini karena
masaka gula biasanya ditambah santan. "Hindari masak dengan gulai. Yang
direkomendasikan untuk memasak, yang bagus dibuat sop karena airnya bening
sehingga lemaknya larut,” tegasnya. (Sumber: jpnn)
Tips
2 : Jangan Bungkus Daging Kurban dengan Plastik Hitam
Dinas
Perikanan dan Peternakan Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah mengimbau
masyarakat menghindari penggunaan kantong plastik hitam sebagai tempat untuk
membungkus daging kurban pada Idul Adha.
"Ini penting diimbai karena bahan daur ulang pembuatan kantong plastik hitam tidak jelas dari limbah atau apa sehingga kebersihan dan keamanannya tidak terjamin," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Disperkanak Sugiyanto.
Dia mengatakan, diantara kandungan zat yang terdapat pada kantong plastik hitam tersebut ialah logam berat seperti timbal (Pb) yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Timbal ini dapat dengan mudah berpindah ke makanan, terlebih jika makanan dalam keadaan panas.
"Plastik hitam punya karakter sendiri dan zat berbahaya itu bisa berpindah pada makanan yang bersentuhan langsung. Khususnya untuk makanan panas termasuk juga daging. Jika ditempatkan pada plastik hitam maka daging akan cepat zat-zat yang terkandung pada plastik," katanya.
Jika makanan terkontaminasi timbal dikonsumsi dalam jangka panjang, dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia, bahkan dapat menimbulkan kanker. Masyarakat lebih baik menggunakan kantong plastik yang transparan.
"Jika pun terpaksa digunakan kantong plastik hitam, sebaiknya untuk bungkus luar saja. Jadi sebelum dibungkus dengan plastik hitam, makanan dan daging dimasukkan pada plastik transparan," katanya.
Dia juga mengimbau panitia kurban dapat memisahkan penempatan daging dan bagian lain dari hewan kurban. Sebaiknya antara daging, dan jeroan ditempatkan dalam plastik terpisah. Ini dilakukan agar daging tidak cepat rusak.( Sumber : republika.co.id dan antara)
"Ini penting diimbai karena bahan daur ulang pembuatan kantong plastik hitam tidak jelas dari limbah atau apa sehingga kebersihan dan keamanannya tidak terjamin," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Disperkanak Sugiyanto.
Dia mengatakan, diantara kandungan zat yang terdapat pada kantong plastik hitam tersebut ialah logam berat seperti timbal (Pb) yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Timbal ini dapat dengan mudah berpindah ke makanan, terlebih jika makanan dalam keadaan panas.
"Plastik hitam punya karakter sendiri dan zat berbahaya itu bisa berpindah pada makanan yang bersentuhan langsung. Khususnya untuk makanan panas termasuk juga daging. Jika ditempatkan pada plastik hitam maka daging akan cepat zat-zat yang terkandung pada plastik," katanya.
Jika makanan terkontaminasi timbal dikonsumsi dalam jangka panjang, dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia, bahkan dapat menimbulkan kanker. Masyarakat lebih baik menggunakan kantong plastik yang transparan.
"Jika pun terpaksa digunakan kantong plastik hitam, sebaiknya untuk bungkus luar saja. Jadi sebelum dibungkus dengan plastik hitam, makanan dan daging dimasukkan pada plastik transparan," katanya.
Dia juga mengimbau panitia kurban dapat memisahkan penempatan daging dan bagian lain dari hewan kurban. Sebaiknya antara daging, dan jeroan ditempatkan dalam plastik terpisah. Ini dilakukan agar daging tidak cepat rusak.( Sumber : republika.co.id dan antara)
Tips 3 : Jangan
Berqurban Karena Riya
Riya
adalah penyakit hati sang tidak jelas keberadaannya. Karena kapanpun dimanapun
seseorang hendak beramal sifat ini selalu muncul tiba-tiba. Riya yang
samar-samar ini ternyata berbahaya dan bisa mengakibatkan habis semua amal
kebaikan kita, seperti Firman Allah SWT pada QS. Al-Baqarah “Hai orang-orang
yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan
menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang
menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia,…” (QS. Al-Baqarah: 264)
Riya
sering diartikan melakukan ibadah ingin mendapat pujian dari orang lain.
Menurut Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqolani dalam kitabnya Fathul Baari berkata,
“Riya ialah menampakkan ibadah dengan tujuan dilihat manusia, lalu mereka
memuji pelaku amalan itu”. Imam Al-Ghazali, riya’ adalah mencari kedudukan pada
hati manusia dengan memperlihatkan kepada mereka hal-hal kebaikan. Sementara
Imam Habib Abdullah Haddad pula berpendapat bahwa riya’ adalah menuntut
kedudukan atau meminta dihormati daripada orang ramai dengan amalan yang
ditujukan untuk akhirat.
Riya
dibagi kedalam dua tingkatan, Riya’ kholish yaitu melakukan ibadah semata-mata
hanya untuk mendapatkan pujian dari manusia, Riya’ syirik yaitu melakukan
perbuatan karena niat menjalankan perintah Allah, dan juga karena untuk
mendapatkan pujian dari manusia, dan keduanya bercampur.
Sejatinya kehendak ibadah
kurban adalah keikhlasan dan ketakwaan. Daging dan darah hewan kurban kita sama
sekali tidak akan sampai kepada-Nya jika tidak disertai takwa dan ikhlas.
"Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai
(keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya."
(QS al-Hajj: 37).
Orang yang mampu berkurban tapi tidak berkurban, hukumnya makruh. "Barang siapa yang mempunyai kemampuan tetapi ia tidak berkurban, maka janganlah sekali-kali ia menghampiri tempat shalat kami." (HR Ahmad, Ibnu Majah, dan al-Hakim, dari Abu Hurairah RA).
Orang yang mampu berkurban tapi tidak berkurban, hukumnya makruh. "Barang siapa yang mempunyai kemampuan tetapi ia tidak berkurban, maka janganlah sekali-kali ia menghampiri tempat shalat kami." (HR Ahmad, Ibnu Majah, dan al-Hakim, dari Abu Hurairah RA).
No comments
Maaf, Komentar yang disertai Link Aktif akan terhapus oleh sistem