Berita
INI KETERANGAN NABI SAW TENTANG BATU AKIK
Demam
batu akik melanda sejumlah daerah di Indonesia. Fenomena ini ternyata sudah
terjadi di zaman Rasulullah SAW, 1.400 tahun silam. Salah satu hadist Rasullah
yang terkait dengan batu akik terdapat dalam Hadist riwayat Imam Muslim yang
menjelaskan bahwa cincin Rasulullah SAW terbuat dari perak dan batu mata
cincinya berasal dari negeri Habasyi.
Anas
bin Malik r.a. berkata, bahwa:
عن أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَانَ خَاتَمُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ وَرِقٍ وَكَانَ فَصُّهُ حَبَشِيًّا -رواه مسلم
“Dari
Anas bin Malik ra ia berkata, bahwa cincin Rasulullah saw itu terbuta dari perak
dan mata cincinya itu mata cincin Habasyi." (HR Muslim)
Beberapa
riwayat menerangkan bahwa Nabi sendiri juga mengenakan cincin yang terpasang di
jari kelingkingnya sebagaimana hadis riwayat Anas bin Malik mengatakan, Cincin
Rasulullah terbuat dari perak dan batunya merupakan batu Habasyi, (HR Muslim
dan Tirmidzi), hadis ini diderajatkan hasan sahih, dan dishahihkan oleh
Al-Albani.
Hadist
di atas juga menunjukkan bahwa batu cincin Rasulullah berjenis Habsyi, sejenis
batu berwarna hitam kemerah-merahan yang berasal dari Afrika, riwayat lain
menyebutkan, Batu Akik Yaman. Jenis batu ini dapat ditemui di Afrika dan Yaman,
dan ciri-cirinya dikenali dengan warna merah tua pekat atau merah darah, walau
terlihat kehitam-hitaman, jika diliat dengan cahaya laser akan terpancar merah
tua pekak, tidak jauh beda dengan batu bacan asal Indonesia.
Menurut
Imam Nawawi para ulama menyatakan bahwa yang dimaksud dengan, “mata cincinya
itu mata cincin Habasyi” adalah batu yang berasal dari Habasyi. Artinya batu
mata cincinya itu dari jenis batu merjan atau akik karena dihasilkan dari
pertambangan batu di Habsyi dan Yaman.
Dalam
hadis lain riwayat Imam Muslim dikisahkan, cincin Rasulullah bertuliskan
'Muhammadur-Rasulullah'. Model penulisannya menempatkan nama beliau di bawah
kalimat Allah yang berada di atas. Setelah Nabi wafat, cincin itu dipakai oleh
Umar bin Al-Khattab lalu diwariskan kepada Utsman bin Affan. Suatu ketika,
Utsman tak sengaja menjatuhkannya di sumur dan hilang. Akhirnya, sumur itu pun
dinamai "khatam" yang berarti cincin.
Istilah
khatam juga umum dipakai sebagai penutup sebuah surat yang dilegalisasi sebuah
stempel, karena itu pula orang Arab menyebut khatam sebagai stempel, dan cincin
Nabi memang berfungsi sebagai stempel surat menyurat.
Hadis
tentang batu permata itu sudah diulas Ilham Kadir, Peneliti MIUMI &
Kandidar Doktor Pascasarjana UIKA Bogor, dalam rubrik Opini Tribun Timur,
edisi 9 Januari 2015.
Batu
Akik ditemukan di banyak negara termasuk di Indonesia, India, Iran, dan China
dalam beragam warna merah, kuning, abu-abu condong ke warna biru, dan putih.
Ibnu
Shahr Ashub meriwayatkan: Pada satu hari malaikat jibril turun menghadap
Rasulullah SAW dan berkata, "Tuhanku menyampaikan salam kepadamu dan
berfirman untuk memakai cincin di tangan kanan dan memasang batunya dari Akik
dan katakan kepada sepupumu (anak pamanmu; Imam Ali as) untuk memakai cincin di
tangan dan memasang batunya dari batu Akik, kemudian Ali as bertanya, Ya
Rasulullah SAW apa itu Akik? Rasulullah SAW berkata, "Akik adalah sebuah
gunung di Yaman."
Terdapat
keterangan lain yang menyatakan bahwa apa yang dimaksudkan, “mata cincinya itu
mata cincin Habasyi” adalah salah satu jenis batu zamrud yang
terdapat di Habasyi yang berwarna hijau, dan berkhasiat menjernihakan mata dan
menjelaskan pandangan”.
وَفِي الْمُفْرَدَاتِ نَوْعٌ مِنْ زَبَرْجَدَ بِبِلَادِ الْحَبْشِ لَوْنُهُ
إِلَى الْخَضْرَةِ يُنَقِّي الْعَيْنَ وَيَجْلُو الْبَصَرَ
“Dan
di dalam kitab al-Mufradat, (batu cincin yang berasal dari Habasyi) adalah
salah satu jenis zamrud yang terdapat di Habasyi, warnanya hijau, bisa
menjernihkan mata dan menerangkan pandangan” (Lihat Abdurrauf
al-Munawi, Faidlul-Qadir, Bairut-Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, cet ke-1, 1451
H/1994 M, juz, 5, h. 216)
Referensi
:
Tribun-Timur.Com
IslamIsLogic.wordpress.com
Mantap infonya
ReplyDelete