Mendikbud
akan menunda sementara dan
melakukan evaluasi POP (Program
Organisasi Penggerak). Terkait
polemik yang tengah terjadi dalam perjalanan implementasi POP, Mendikbud Nadiem
mengapresiasi berbagai pihak yang telah menyampaikan saran dan masukan,
termasuk Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan Persatuan Guru Republik Indonesia
(PGRI). Menurutnya, ketiga organisasi ini telah berjasa di dunia pendidikan
bahkan jauh sebelum Indonesia berdiri. “Tanpa pergerakan mereka dari Sabang
sampai Merauke identitas budaya dan misi dunia pendidikan di Indonesia tidak
akan terbentuk,” katanya.
Berdasarkan masukan yang
diterima, minggu lalu Mendikbud memutuskan menunda sementara dan melakukan
evaluasi lanjutan atas program POP. Mendikbud menjelaskan bahwa pihaknya telah
bersepakat terkait keterlibatan Tanoto Foundation dan Putera Sampoerna
Foundation dalam program Kemendikbud tidak menggunakan dana APBN. Kedua
organisasi tersebut akan mendanai sendiri aktivitas programnya.
“Harapan kami akan menjawab
kecemasan masyarakat mengenai potensi konflik kepentingan dan isu kelayakan
hibah yang sekarang dapat dialihkan kepada organisasi yang lebih membutuhkan,”
ucapnya.
Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim mengungkapkan bahwa Program
Organisasi Penggerak (POP) adalah bentuk inisiasi agar kementerian dapat
belajar dari masyarakat penggerak pendidikan. Sejak awal, program ini ditujukan
untuk bermitra dengan penggerak pendidikan dan menemukan inovasi-inovasi yang
bisa dipelajari lalu diterapkan dalam skala nasional.
“Hanya satu misi program
kami, mencari jurus dan pola terbaik untuk mendidik penerus negeri ini,” kata
Mendikbud Nadiem di Jakarta, Senin (27/7/2020).
Menteri Nadiem juga
menyampaikan permohonan maaf atas segala keprihatinan yang timbul. Ia berharap
agar tokoh dan pimpinan NU, Muhammadiyah dan PGRI bersedia untuk terus
memberikan bimbingan dalam proses pelaksanaan program yang disadarinya masih
belum sempurna. Oleh karena itu ia berharap, organisasi penggerak seperti
Muhammadiyah, NU, dan PGRI yang selama ini sudah menjadi mitra strategis
pemerintah dan berjasa besar di dunia pendidikan dapat kembali bergabung dalam
POP.
“Tanpa dukungan dan
partisipasi semua pihak, mimpi kita bersama untuk menciptakan pendidikan
berkualitas untuk penerus bangsa akan sulit tercapai. Kami di Kemendikbud siap
mendengar, siap belajar,” pungkas Nadiem.