Seperti apa Teknik Analisis Data dalam Penelitian Kualitatif ? Di dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi), dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Dengan pengamatan yang terus menerus tersebut mengakibatkan variasi data tinggi sekali. Data yang diperoleh pada umumnya adalah data kualitatif sehingga teknik analisis data belum memiliki pola yang jelas. Oleh karena itu sering mengalami kesulitan dalam melakukan analisis. Seperti yang dinyatakan oleh Miles and Huberman (dalam Sugiono, 2008: 243), bahwa “The most serious and central difficulty in the use of qualitative data is that methods of analysis are not well formulate”.
Selanjutnya Susan
Stainback (dalam Sugiono, 2008: 243). “There
are no guidelines in qualitative research for determining how much data and
data analysis are necessary support and assertion, conclusion, or theory”. Selanjutnya
Nasution menyatakan bahwa melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit,
memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi. Tidak ada cara
tertentu yang dapat diikuti untuk melakukan analisis, sehingga setiap peneliti
harus mencari sendiri metode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya.
Bahan yang sama bisa diklasifikasikan lain oleh peneliti yang berbeda.
1.
Proses Analisis Data
Analisis data dalam
penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di
lapangan, dan setelah selesai di lapangan, dan setelah selesai di lapangan.
Dalam hal ini Nasution (dalam Sugiono, 2008: 245) menyatakan “Analisis telah
mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan
berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Namun dalam penelitian
kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan
dengan pengumpulan data. Di dalam kenyataannya, analisis data kualitatif
berlangsung selama proses pengumpulan daripada setelah selesai pengumpulan
data.
Penelitian kualitatif
telah melakukan analisis data sebelum peneliti memasuki lapangan. Analisis
dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan atau data sekunder, yang akan
digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun demikian fokus penelitian
ini masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti masuk dan
selama di lapangan. Jadi ibarat sseseorang ingin mencari pohon jati di suatu
hutan. Berdasarkan karakteristik tanah dan iklim, maka dapat diduga bahwa hutan
tersebut ada pohon jatinya. Oleh karena itu, peneliti dalam membuat proposal
penelitian, fokusnya adalah ingin menemukan pohon jati pada hutan tersebut,
berikut karakteristiknya.
Setelah peneliti
masuk ke hutan beberapa lama, ternyata hutan tersebut tidak ada pohon jatinya.
Jika peneliti kuantitatif tentu akan membatalkan penelitiannya. Tetapi kalau
peneliti kualitatif tidak, karena fokus penelitian bersifat sementara dan akan
berkembang setelah dilapangan. Bagi peneliti kualitatif, jika fokus penelitian
yang dirumuskan pada proposal tidak ada di lapangan, maka peneliti akan
mengubah fokusnya, tidak lagi mencari kayu di hutan, tetapi akan berubah dan
mungkin setelah masuk hutan tidak lagi tertarik pada kayu jati lagi, tetapi
beralih pada pohon-pohon lain atau mungkin pada binatang.
2. Anallisis
Data Model Miles dan Huberman
Analisis data dala
penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan
setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara
peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila
jawaban yang diwawancarai setelah di analisis belum memuaskan, maka peneliti
akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data yang
dianggap kredibel. Miles and Huberman (dalam Sugiono, 2008: 246) mengemukakan
bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.
Aktivitas dalam analisis data yaitu data
reduction, data display, dan conclusion
drawing/verification.
a.
Data Reduction
Data yang diperoleh
dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara
teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, semakin lama peneliti ke lapangan,
maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks, dan rumit. Untuk itu perlu
segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti
merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema
dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran
yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya dan mencarinya jika diperlukan.
Pada gambar di bawah
ini diilustrasikan bagaimana mereduksi data hasil catatan lapangan yang
kompleks, rumit, dan belum bermakna. Catatan lapangan berupa huruf kapital,
huruf kecil, angka, dan simbol-simbol yang masih semrawut, yang tidak dapat
dipahami. Dengan mereduksi, maka peneliti merangkum, mengambil data yang pokok
dan penting, membuat kategorisasi, berdasarkan huruf kapital, huruf kecil, dan
angka. Data yang tidak penting diilustrasikan dalam bentuk simbol-simbol
seperti #,%,@, dan sebagainya dibuang karena dianggap tidak penting bagi
peneliti.
Dalam suatu situassi
sosial tertentu, peneliti dalam mereduksi data mungkin akan memfokuskan pada
orang miskin, pekerjaan sehari-hari yang dikerjakan, dan rumah tinggalnya.
Dalam bidang manajemen, dalam mereduksi data mungkin peneliti akan memfokuskan
pada bidang pengawasan, dengan melihat perilaku orang-orang yang menjadi
pengawaas, metode kerja, tempat kerja, interaksi antara pengawas dengan yang
diawasi, serta hasil pengawasan. Dalam bidang pendidikan, setelah peneliti
memasuki setting sekolah sebagai
penelitian, maka dalam mereduksi data peneliti akan memfokuskan pada
siswa-siswa yang memiliki kecerdasan tinggi dengan mengkategorikan pada aspek,
gaya belajar, perilaku sosial, interaksi dengan keluarga dan lingkungan, serta
perilaku di kelas.
Dalam mereduksi data,
setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai. Tujuan utama dari
penelitian kualitatif adalah pada temuan. Oleh karena itu, jika peneliti dalam
melakukan penelitian, menemukan segala sesuatu yang dipandang asing, tidak
dikenal, belum memiliki pola, justru itulah yang harus dijadikan perhatian
peneliti dalam melakukan reduksi data. Ibarat melakukan penelitian di hutan,
maka pohon-pohon atau tumbuh-tumbuhan dan binatang yang belum dikenal selama
ini justru dijadikan untuk pengamatan selanjutnya.
Reduksi data
merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan, keleluasaan, dan
kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi peneliti yang masih baru, dalam melakukan
reduksi data dapat mendiskusikan pada teman atau orang lain yang dipandang
ahli. Melalui diskusi itu, maka wawasan peneliti akan berkembang, sehingga
dapat mereduksi data-data yang memiliki nilai temua dan pengembangan teori yang
signifikan.
b.
Data Display
Setelah data
direduksi, maka langkah selanjutnya
adalah mendisplaykan data. Jika dalam penelitian kuantitatif penyajian data ini
dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, pie chart, dan sejenisnya. Melalui
penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola
hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami. Di dalam penelitian kualitatif,
penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan
antar kategori, flowchart, dan
sejenisnya. Dalam hal ini, Miles and Huberman (Sugiono, 2008: 249) menyatakan “the most frequent form of display data for
qualitative research data in the past has been narative text”. Dengan
mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,
merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.
Dalam ilustrasi
seperti yang ditunjukkan gambar, terlihat bahwa setelah peneliti mampu
mereduksi data ke dalam huruf kapital, huruf kecil, dan angka, maka langkah
selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam mendisplaykan data huruf kapital,
huruf kecil dan angka disusun ke dalam urutan sehingga strukturnya dapat
dipahami. Selanjutnya setelah dilakukan analisis secara mendalam, ternyata
hubungan yang interaktif antara tiga kelompok tersebut. Bila pola-pola yang ditemukan
telah didukung oleh data selama penelitian, maka pola tersebut sudah menjadi
pola yang baku yang tidak lagi berubah. Pola tersebut selanjutnya didisplaykan
pada laporan akhir penelitian.
c.
Verification
Langkah ke tiga dalam
analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan
dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan
akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada
tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan
pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat
peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
Dengan demikian
kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah
yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah
dikemukakan bahwa masalah dan rumusan
masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan
berkembang setelah penelitian di lapangan. Kesimpulan dalam penelitian
kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat
berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang
atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan
kausal atau interaktif, hipotesis, atau teori.
3.
Analisis Data Model Spradley
Menurut Moleong (dalam
Iskandar, 2009: 142) penelitian budaya (etnografi) telah banyak digunakan dalam
penelitian sosial dan pendidikan, untuk itu, perlu bagi peneliti memahami
tentang analisis data yang digunakan dalam penelitian budaya. Tahapan analisis
tersebut dapat digunakan dalam penelitian kualitatif. Adapun tahapan analisis
kualitatif dapat berawal dari pelakasanaan penelitian budaya sebagai berikut:
1.
Memilih
situasi sosial tempat, subjek, dan aktivitasnya;
2.
Melakukan
kajian awal di setting sosial di lapangan;
3.
Melakukan
observasi partisipasif, wawancara, dan studi dokumentasi;
4.
Melakukan
analisis domain;
5.
Melakukan
observasi, dan wawancara terfokus;
6.
Melakukan
analisis taksonomi;
7.
Melakukan
observasi dan wawancara terseleksi;
8.
Melakukan
analisis komponen sial;
9.
Melakukan
analisis tema;
10.
Menemukan
tema budaya;
11.
Menyusun
laporan penelitian
Berdasarkan
langkah-langkah penelitian kualitatif di atas, terlihat bahwa proses penelitian
kualitatif adalah berangkat dari yang luas, kemudian menemukan fokus kajian,
dan meluas lagi. Langkah-langkah penelitian kualitatif di atass dapat digunakan
dalam setting sosial budaya pendidikan. Analisis data dalam penelitiaan
kualitatif berdasarkan pada tahapan penelitian yaitu:
a. Analisis Domain
Analisis domain dilakukan untuk memeroleh gambaran yang umum dan menyeluruh dari objek penelitian atau setting sosial. Domain-domain fenomena yang terjadi di lapangan dilakukan dengan melakukan grand tour atau mini tour. Dalam analisis domain, peneliti menetapkan domain-domain yang akan diteliti melalui fenomena-fenomena lapangan yang berhubungan dengan aktivitas tempat, subjek, dan aktivitas di lapangan. Pengumpulan data lapangan sangat diperlukan sebagai dasar menjalankan penelitian, semakin banyak yang dipilih, maka semakin banyak waktu yang diperlukan untuk pengumpulan data dan analisis data sehingga diharapkan mendapat temuan yang baik. Untuk menentukan domain dari konteks sosial/objek yang diteliti, Spradley menyarankan untuk melakukan analisis hubungan semantik antar kategori yang meliputi sembilan tipe. Tipe hubungan ini bersifat universal yang dapat digunakan untuk berbagai jenis situasi sosial.
b. Analisis Taksonomi
Setelah peneliti
melakukan analisis domain, sehingga menemukan kategori situasi sosial tertentu,
maka selanjutnya domain yang dipilih oleh peneliti dan selanjutnya ditetapkan
sebagai fokus penelitian, perlu diperdalam lagi melalui pengumpulan data di
lapangan. Pengumpulan dilakukan secara terus menerus melalui pengamatan,
wawancara mendalam dan dokumentasi sehingga data yang terkumpul menjadi banyak.
Oleh karena itu pada tahap ini diperlukan analisis lagi yang disebut dengan
analisis taksonomi.
Jadi analisis
taksonomi adalah analisis terhadap kesseluruhan data yang terkumpul berdasarkan
domain yang telah ditetapkan. Dengan demikian domain yang telah ditetapkan
menjadi cover term oleh peneliti
dapat diurai lebih terperinci dan mendalam melalui analisis taksonomi ini.
Hasil analisis taksonomi dapat disajikan dalam diagram kotak, diagram garis dan
simpul, dan out line.
c. Analisis Komponensial
Dalam analisis
taksonomi, yang diurai adalah domain yang telah ditetapkan menjadi fokus.
Melalui analisis taksonomi, setiap domain dicari elemen yang serupa atau
serumpun. Ini diperoleh melalui observasi dan wawancara serta dokumentasi yang
terfokus.
Pada analisis
komponensial, yang dicari untuk diorganisasikan dalam domain bukanlah
keserupaan dalam domain, tetapi justru yang memiliki keberbedaan. Data ini
dicari melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi yang terseleksi. Dengan
teknik pengumpulan data yang bersifat triangulasi terssebut, sejumlah dimensi
yang spesifik dan berbeda pada setiap elemen akan dapat ditemukan. Sebagai
contoh, dalam analisis takssonomi telah ditemukan berbagai jenjang dan jenis
pendidikan. Berdasarkan jenjang dan jenis pendidikan tersebut, selanjutnya
dicari elemen yang spesifik dan kontra pada tujuan sekolah, kurikulum, peserta
didik, tenaga kependidikan, dan sistem manajemennya.
d. Analisis Tema kultural
Analisis tema atau discovering cultural themes, merupakan
upaya mencari “benang merah” yang mengintegrasikan lintas domain yang ada.
Dengan ditemukan benang merah dari hasil analisis domain, taksonomi, dan
komponensial tersebut, maka selanjutnya akan dapat tersusun suatu “konstruksi
bangunan” situasi sosial/objek penelitian yang sebelumnya masih gelap dan
setelah dilakukan penelitian menjadi lebih terang dan jelas.
Seperti yang telah
dikemukakan bahwa analisis data kualitatif pada dasarnya adalah ingin memahami
situasi sosial menjadi bagian-bagian, hubungan antar bagian, dan hubungannya
dengan keseluruhan. Ibarat seorang peneliti arkeologi menemukan batu-batu
pondasi, tiang-tian, pintu, kerangka atap, genting dan akhirnya dapat
dikonstruksikan menjadi rumah jenis tertentu sehingga rumah tersebut dapat
diber nama. Jadi inti dari analisis tema kultural itu adalah bagaimana peneliti
mampu mengkonstruksi barang yang berserakan menjadi rumah, dan rumah itu jenis
rumah apa.
Demikian materi pembelajaran
Metodelogi Penelitian tentang Teknik
Analisis Data dalam Penelitian Kualitatif. Semoga ada manfaatnya.