Pada
kurikulum 2013 maupun Kurikulum Merdeka diharapkan dapat diimplementasikan pembelajaran abad 21. Hal ini
untuk menyikapi tuntutan zaman yang semakin kompetitif. Adapun Prinsip pembelajaran
abad 21 mencerminkan empat Keterampilan Abad 21 yakni sebagai berikut.
1. Critical Thinking
and Problem Solving
2. Creativity and
Innovation
3. Communication
4. Collaboration
1. Communication
Pada
karakter ini, peserta didik dituntut untuk memahami, mengelola, dan menciptakan
komunikasi yang efektif dalam berbagai bentuk dan isi secara lisan, tulisan,
dan multimedia. Peserta didik diberikan kesempatan menggunakan kemampuannya
untuk mengutarakan ide-idenya, baik itu pada saat berdiskusi dengan
teman-temannya maupun ketika menyelesaikan masalah dari pendidiknya.
Abad
21 adalah abad digital. Komunikasi dilakukan melewati batas wilayah negara dengan
menggunakan perangkat teknologi yang semakin canggih. Internet sangat membantu
manusia dalam berkomunikasi. Saat ini begitu banyak media sosial yang digunakan
sebagai sarana untuk berkomunikasi. Melalui smartphone yang dimilikinya, dalam
hitungan detik, manusia dapat dengan mudah terhubung ke seluruh dunia.
Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian komunikasi adalah pengiriman dan
penerimaan pesan atau berita dari dua orang atau lebih agar pesan yang dimaksud
dapat dipahami. Sedangkan Wikipedia dinyatakan bahwa komunikasi adalah “suatu
proses dimana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan
masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan
lingkungan dan orang lain”.
Komunikasi
tidak lepas dari adanya interaksi antara dua pihak. Komunikasi memerlukan seni,
harus tahu dengan siapa berkomunikasi, kapan waktu yang tepat untuk
berkomunikasi, dan bagaimana cara berkomunikasi yang baik. Komunikasi bisa
dilakukan baik secara lisan, tulisan, atau melalui simbol yang dipahami oleh
pihak-pihak yang berkomunikasi. Komunikasi dilakukan pada lingkungan yang
beragam, mulai di rumah, sekolah, dan masyarakat. Komunikasi bisa menjadi
sarana untuk semakin merekatkan hubungan antar manusia, tetapi sebaliknya bisa
menjadi sumber masalah ketika terjadi miskomunikasi atau komunikasi kurang
berjalan dengan baik. Penguasaan bahasa menjadi sangat penting dalam
berkomunikasi. Komunikasi yang berjalan dengan baik tidak lepas dari adanya
penguasaan bahasa yang baik antara komunikator dan komunikan.
Kegiatan
pembelajaran merupakan sarana yang sangat strategis untuk melatih dan
meningkatkan kemampuan komunikasi siswa, baik komunikasi antara siswa dengan
guru, maupun komunikasi antarsesama siswa. Ketika siswa merespon penjelasan
guru, bertanya, menjawab pertanyaan, atau menyampaikan pendapat, hal tersebut
adalah merupakan sebuah komunikasi.
2. Collaboration
Pada
karakter ini, peserta didik menunjukkan kemampuannya dalam kerjasama
berkelompok dan kepemimpinan, beradaptasi dalam berbagai peran dan
tanggungjawab, bekerja secara produktif dengan yang lain, menempatkan empati
pada tempatnya, menghormati perspektif berbeda. Peserta didik juga menjalankan
tanggungjawab pribadi dan fleksibitas secara pribadi, pada tempat kerja, dan
hubungan masyarakat, menetapkan dan mencapai standar dan tujuan yang tinggi
untuk diri sendiri dan orang lain, memaklumi kerancuan.
Pembelajaran
secara berkelompok, kooperatif melatih siswa untuk berkolaborasi dan
bekerjasama. Hal ini juga untuk menanamkan kemampuan bersosialisasi dan
mengendalikan ego serta emosi. Dengan demikian, melalui kolaborasi akan
tercipta kebersamaan, rasa memiliki, tanggung jawab, dan kepedulian
antaranggota.
Sukses
bukan hanya dimaknai sebagai sukses individu, tetapi juga sukses bersama,
karena pada dasarnya manusia disamping sebagai seorang individu, juga makhluk
sosial. Saat ini banyak orang yang cerdas secara intelektual, tetapi kurang
mampu bekerja dalam tim, kurang mampu mengendalikan emosi, dan memiliki ego
yang tinggi. Hal ini tentunya akan menghambat jalan menuju kesuksesannya,
karena menurut hasil penelitian Harvard University, kesuksesan seseorang
ditentukan oleh 20% hard skill dan 80% soft skiil. Kolaborasi merupakan
gambaran seseorang yang memiliki soft skill yang matang.
3. Critical
Thinking and Problem Solving
Pada
karakter ini, peserta didik berusaha untuk memberikan penalaran yang masuk akal
dalam memahami dan membuat pilihan yang rumit, memahami interkoneksi antara
sistem. Peserta didik juga menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk
berusaha menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya dengan mandiri, peserta
didik juga memiliki kemampuan untuk menyusun dan mengungkapkan, menganalisa,
dan menyelesaikan masalah.
Kegiatan
pembelajaran dirancang untuk mewujudkan hal tersebut melalui penerapan
pendekatan saintifik (5M), pembelajaran berbasis masalah, penyelesaian masalah,
dan pembelajaran berbasis projek.
Guru
jangan risih atau merasa terganggu ketika ada siswa yang kritis, banyak
bertanya, dan sering mengeluarkan pendapat. Hal tersebut sebagai wujud rasa
ingin tahunya yang tinggi. Hal yang perlu dilakukan guru adalah memberikan
kesempatan secara bebas dan bertanggung bertanggung jawab kepada setiap siswa
untuk bertanya dan mengemukakan pendapat. Guru mengajak siswa untuk
menyimpulkan dan membuat refleksi bersama-sama. Pertanyaan-pertanyaan pada
level HOTS dan jawaban terbuka pun sebagai bentuk mengakomodasi kemampuan
berpikir kritis siswa.
4.
Creativity and Innovation
Pada
karakter ini, peserta didik memiliki kemampuan untuk mengembangkan,
melaksanakan, dan menyampaikan gagasan-gagasan baru kepada yang lain, bersikap
terbuka dan responsif terhadap perspektif baru dan berbeda.
Guru
perlu membuka ruang kepada siswa untuk mengembangkan kreativitasnya. Kembangkan
budaya apresiasi terhadap sekecil apapun peran atau prestasi siswa. Hal ini
bertujuan untuk memotivasi siswa untuk terus meningkatkan prestasinya. Tentu
kita ingat dengan Pak Tino Sidin, yang mengisi acara menggambar atau melukis di
TVRI sekian tahun silam. Beliau selalu berkata “bagus” terhadap apapun kondisi
hasil karya anak-anak didiknya. Hal tersebut perlu dicontoh oleh guru-guru masa
kini agar siswa merasa dihargai.
Peran
guru hanya sebagai fasilitator dan membimbing setiap siswa dalam belajar,
karena pada dasarnya setiap siswa adalah unik. Hal ini sesuai dengan yang
disampaikan oleh Howard Gardner bahwa manusia memiliki kecerdasan majemuk. Ada
delapan jenis kecerdasan majemuk, yaitu; (1) kecerdasan matematika-logika, (2)
kecerdasan bahasa, (3) kecerdasan musikal, (4) kecerdasan kinestetis, (5)
kecerdasan visual-spasial, (6) kecerdasan intrapersonal, (7) kecerdasan
interpersonal, dan (8) kecerdasan naturalis.
Lalu bagaimana peran sekolah? Peranan
sekolah dalam penerapan pembelajaran Abad 21 antara lain: a) Meningkatkan
kebijakan & rencana sekolah untuk mengembangkan keterampilan baru; b)
Mengembangkan arahan baru kurikulum; c) Melaksanakan strategi pengajaran yang
baru dan relevan, dan d) Membentuk kemitraan sekolah di tingkat regional,
nasional dan internasional
Bagaimana
ciri guru Abad 21 ? Menurut Ragwan Alaydrus, S.Psi setidaknya ada 7
Karakteristik Guru Abad 21
1. Life-long
learner. Pembelajar seumur hidup. Guru perlu meng-upgrade terus
pengetahuannya dengan banyak membaca serta berdiskusi dengan pengajar lain atau
bertanya pada para ahli. Tak pernah ada kata puas dengan pengetahuan yang ada,
karena zaman terus berubah dan guru wajib up to date agar dapat
mendampingi siswa berdasarkan kebutuhan mereka.
2. Kreatif
dan inovatif. Siswa yang kreatif lahir dari guru yang kreatif dan
inovatif. Guru diharap mampu memanfaatkan variasi sumber belajar untuk menyusun
kegiatan di dalam kelas.
3. Mengoptimalkan
teknologi. Salah satu ciri dari model pembelajaran abad 21
adalah blended learning, gabungan antara metode tatap muka
tradisional dan penggunaan digital dan online media. Pada pembelajaran abad 21,
teknologi bukan sesuatu yang sifatnya additional, bahkan wajib.
4. Reflektif.
Guru yang reflektif adalah guru yang mampu menggunakan penilaian hasil belajar
untuk meningkatkan kualitas mengajarnya. Guru yang reflektif mengetahui kapan
strategi mengajarnya kurang optimal untuk membantu siswa mencapai keberhasilan
belajar. Ada berapa guru yang tak pernah peka bahkan setelah mengajar
bertahun-tahun bahwa pendekatannya tak cocok dengan gaya belajar siswa. Guru
yang reflektif mampu mengoreksi pendekatannya agar cocok dengan kebutuhan
siswa, bukan malah terus menyalahkan kemampuan siswa dalam menyerap pembelajaran
5. Kolaboratif. Ini
adalah salah satu keunikan pembelajaran abad 21. Guru dapat berkolaborasi
dengan siswa dalam pembelajaran. Selalu ada mutual respect dan
kehangatan sehingga pembelajaran akan lebih menyenangkan. Selain itu guru juga
membangun kolaborasi dengan orang tua melalui komunikasi aktif dalam memantau
perkembangan anak.
6. Menerapkan student
centered. Ini adalah salah satu kunci dalam pembelajaran
kelas kekinian. Dalam hal ini, siswa memiliki peran aktif dalam
pembelajaran sehingga guru hanya bertindak sebagai fasilitator. Karenanya,
dalam kelas abad 21 metode ceramah tak lagi populer untuk diterapkan karena
lebih banyak mengandalkan komunikasi satu arah antara guru dan siswa.
7. Menerapkan
pendekatan diferensiasi. Dalam menerapkan pendekatan ini, guru akan mendesain
kelas berdasarkan gaya belajar siswa. pengelompokkan siswa di dalam kelas juga
berdasarkan minat serta kemampuannya. Dalam melakukan penilaian guru
menerapkan formative assessment dengan menilai siswa secara berkala
berdasarkan performanya (tak hanya tes tulis). Tak hanya itu, guru bersama siswa
berusaha untuk mengatur kelas agar menjadi lingkungan yang aman dan suportif
untuk pembelajaran.
Lalu
bagaimana kompetensi siswa pada abad 21 ? Setidaknya ada empat yang harus
dimiliki oleh generasi abad 21, yaitu: ways of thingking, ways of working,
tools for working and skills for living in the word. Bagaimana seorang pendidik
harus mendesain pembelajaran yang akan menghantarkan peserta didik memenuhi
kebutuhan abad 21. Berikut kemampuan abad 21 yang harus dimiliki peserta didik,
yaitu:
1. Way of thinking, cara berfikir yaitu
beberapa kemampuan berfikir yang harus dikuasai peserta didik untuk menghadapi
dunia abad 21. Kemampuan berfikir tersebut diantaranya: kreatif, berfikir
kritis, pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan pembelajar.
2. Ways of working. kemampuan bagaimana
mereka harus bekerja. dengan dunia yang global dan dunia digital. beberapa
kemampuan yang harus dikuasai peserta didik adalah communication and
collaboration. Generasi abad 21 harus mampu berkomunikasi dengan baik,
dengan menggunakan berbagai metode dan strategi komunikasi. Juga harus mampu
berkolaborasi dan bekerja sama dengan individu maupun komunitas dan jaringan.
Jaringan komunikasi dan kerjasama ini memamfaatkan berbagai cara, metode dan
strategi berbasis ICT. Bagaimana seseorang harus mampu bekerja secara bersama
dengan kemampuan yang berbeda-beda.
3. Tools for working. Seseorang harus
memiliki dan menguasai alat untuk bekerja. Penguasaan terhadap Information and
communications technology (ICT) and information literacy merupakan sebuah
keharusan. Tanpa ICT dan sumber informasi yang berbasis segala sumber akan
sulit seseorang mengembangkan pekerjaannya.
4. Skills for living in the world.
kemampuan untuk menjalani kehidupan di abad 21, yaitu: Citizenship, life and
career, and personal and social responsibility. Bagaimana peserta didik harus
hidup sebagai warga negara, kehidupan dan karir, dan tanggung jawab pribadi dan
sosial.
Melalui
pembelajaran abad 21, setidanya ada dua keterampilan inti yang harus
dkembangkan oleh para para guru yakni: a) Kemampuan menggunakan pengetahuan
matematika, Bahasa Inggris, Ilmu Pengetahuan, Kewarganegaraan dan lainnya untuk
menjawab tantangan dunia nyata; dan b) Berpikir kritis dan menyelesaikan masalah,
komunikasi dan kerjasama, kreatifitas, kemandirian, dan lainnya.
Referensi:
https://dikdasmen.kemdikbud.go.id/index.php/%E2%81%A0%E2%81%A0%E2%81%A0tiga-agenda-penting-implementasi-kurikulum-2013/
(diunduh hari Jumat, 17 Maret 2017 pkl 14.00)
https://pendidikkreatif.wordpress.com/2017/01/07/7-karakteristik-guru-abad-21/
(diunduh hari Kamis 16 Maret 2017 pkl 21.00)
https://www.britishcouncil.id/sites/default/files/1400-cs2_schools_activities_-_barlin_hk-ind.pdf
(diunduh hari Senin 13 Maret 2017 pkl 21.00)
https://alisistiqomahhayati.blogspot.co.id/2012/12/pembelajaran-abad-21-dan-peran-pendidik.html (diunduh hari senin 13 Maret 2017 pkl 20.00)
Artikelnya cakep. Mksh banyak.
Artikel nya ok....ijn share ya pak...
kira kira kalau pembelajaran seperti ini diterapkan, apa saja kendalanya? atau kekurangan dari pembelajaran abad 21? Terima kasih
Terimakasih ini sangat berguna
salfok sama lagunya, keren2
judul lagunya apa ya pak??
Judul lagunya apa ya pak
thank yu om berguna bangets
izin sedot gan
ijin share gan , informasi ini sngt bermanfaat
informasi sngt bermanfaat buat kurikulum di sekolah, ijin share gan
Menurut saya metode pembelajaran ini bagus, hanya untuk kondisi siswa yang sudah memiliki kemampuan dasar yang sudah mumpuni, namun lain cerita jika siswa yang sedang diajar tersebut kemampuan dasarnya masih kurang, kebanyakan guru kesulitan dalam menerapkan metode ini adalah kemampuan dasar para siswa yang masih tidak sesuai standar minimal akibat sering diberi nilai atas dasar kasihan.