A. Pengertian Layanan Bimbingan dan Konseling
Pengertian Layanan BK Fungsi Layanan BK dan Jenis Layanan BK. Bimbingan dan Konseling, Tujuan Layanan BK Bimbingan dan Konseling dan Jenus Layanan BK Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
layanan berasal dari kata .layan yang kata kerjanya adalah melayani yang
mempunyai arti membantu menyiapkan (mengurus) apa-apa yang diperlukan
seseorang; meladeni, menerima (menyambut) ajakan (tantangan, serangan, dsb).
Layanan perihal atau cara melayani, meladeni. Sedangkan pengertian Bimbingan secara harfiyyah .Bimbingan. adalah .menunjukkan, memberi
jalan, atau menuntun. orang lain ke arah tujuan yang bermanfaat bagi hidupnya
di masa kini, dan masa mendatang.
Istilah Bimbingan.
merupakan terjemahan dari kata bahasa Inggris GUIDANCE yang berasal dari kata
kerja .to guide. yang berarti .menunjukan..Sedangkan dalam buku W.S Winkel,
kata Guidance berasal dari bahasa Inggris yang dikaitkan dengan kata asal guide,
yang diartikan sebagai berikut: menunjukkan jalan (showing the way); memimpin (leading);
menuntun (conducting); memberikan petunjuk (giving instruction); mengatur (regulating);
mengarahkan (governing); memberikan nasihat (giving advice).
Namun, meskipun demikian tidak berarti semua
bentuk bantuan atau tuntutan adalah Bimbingan.
Bimbingan yang terdapat dalam sebuah
institut merupakan Bimbingan yang
bersifat moril, yaitu di mana seorang guru dapat memotivasi siswanya agar lebih
semangat dalam belajar. Bukan bersifat materil. Misalnya kalau ada siswa yang
belum bayaran lalu ia datang kepada guru dan guru memberikan siswa tersebut
uang, tentu saja bantuan ini bukan bentuk bantuan yang dimaksudkan dengan
pengertian Bimbingan. Pengertian Bimbingan secara terminologi, menurut
Crow & Crow (1960), yang dikutip oleh Prayitno dan Erman Amti Bimbingan diartikan sebagai, .Bantuan
yang diberikan oleh seseorang, laki-laki atau perempuan, yang memiliki
kepribadian yang memadai dan terlatih dengan baik kepada individu-individu
setiap usia dalam membantunya mengatur kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan
pandangan hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri dan memikul bebannya
sendiri..
Dari definisi di atas dapat diberi kesimpulan
bahwa Bimbingan merupakan proses
pemberian bantuan yang terus menerus dari seorang pembimbing yang telah
dipersiapkan kepada individu yang membutuhkan dalam rangka mengembangkan
seluruh potensi yang dimiliki secara optimal dengan menggunakan berbagai macam
media dan teknik Bimbingan dalam suasana
asuhan yang normatif agar tercapai kemandirian sehingga individu bermanfaat
baik bagi dirinya sendiri maupun bagi lingkungan.
B. Pengertian Konseling
Secara etimologis, istilah Konseling berasal dari bahasa latin,
yaitu .consilium. yang berarti .dengan. atau .bersama. yang dirangkai menerima.
atau .memahami.. Sedangkan dalam bahasa Anglo-Saxon,istilah Konseling berasal dari .sellan. yang
berarti .menyerahkan. atau .menyampaikan..Sedangkan menurus W.S Winkel secara
etimologi Konseling berasal dari bahasa
Inggris, yaitu Counseling yang dikaitkan dengan kata Counsel, yang diartikan
sebagai berikut: nasihat (to obtain counsel); anjuran (to give counsel);
pembicaraan (to take counsel).
Konseling secara terminologi
menurut Mortense (1964: 301) yang dikutip H. Mohammad Surya adalah, .Konseling sebagai suatu proses
antarpribadi, di mana satu orang dibantu oleh satu orang lainnya untuk meningkatkan
pemahaman dan kecakapan, menemukan masalahnya.. Konseling ditandai oleh adanya hubungan profesional antara konselor
yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya dilakukan secara perorangan,
meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari dua orang. Hal ini dirancang untuk
membantu klien memahami dan memperjelas pandangannya tentang ruang lingkup
kehidupan dan untuk belajar mencapai tujuannya.
Menurut Dewa Ketut Sukardi, yang mengutip
dari Pepinsky and Pepinsky (1954), Konseling
adalah .proses interaksi: (a). terjadi antara dua orang individu yang disebut
konselor dan klien, (b). terjadi dalam situasi yang bersifat pribadi
(profesional), (c). diciptakan dan dibina sebagai salah satu cara untuk
memudahkan terjadinya perubahan-perubahan tingkah laku klien, sehingga ia
memperoleh keputusan yang memuaskan kebutuhannya..
Jika dilihat dari pendapat para ahli yang
dijelaskan di atas, nampak saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya.
Sehingga dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Konseling adalah proses bantuan yang
diberikan oleh konselor kepada klien agar klien tersebut dapat memahami dan
mengarahkan hidupnya sesuai dengan tujuannya.
C. Hubungan Bimbingan dengan Konseling
Kata Bimbingan
dan Konseling merupakan kata yang
tidak dapat dipisahkan karena saling berkaitan, tetapi ada juga pendapat bahwa Bimbingan dan Konseling merupakan kata yang berbeda. Menurut Hallen istilah Bimbingan selalu dirangkai dengan
istilah Konseling. Hal ini
disebabkan karena Bimbingan dan Konseling itu merupakan suatu kegiatan
yang integral. Konseling merupakan
salah satu teknik dalam pelayanan Bimbingan
di antara beberapa teknik lainnya.
Sedangkan Bimbingan itu kebih luas, dan Konseling
merupakan alat yang paling penting dari usaha pelayanan Bimbingan. Pendapat yang sama juga dijelaskan oleh Nana Syaodih
Sukmadinata yang menjelaskan bahwa, Konseling
merupakan salah satu teknik layanan dalam Bimbingan,
tetapi karena peranannya yang sangat penting, Konseling disejajarkan dengan Bimbingan.
Konseling merupakan teknik Bimbingan yang bersifat terapeutik
karena yang menjadi sasarannya bukan perubahan tingkah laku, tetapi hal yang
lebih mendasar dari itu, yaitu perubahan sikap. Dengan demikian sesungguhnya Konseling merupakan suatu upaya untuk mengubah
pola hidup seseorang. Untuk mengubah pola hidup seseorang tidak bisa hanya dengan
teknik-teknik Bimbingan yang
bersifat informatif, tetapi perlu teknik yang bersifat terapeutik atau
penyembuhan.
Sedangkan pendapat yang mengatakan bahwa
antara Bimbingan dan Konseling merupakan dua pengertian yang
berbeda, karena Konseling lebih identik
dengan psikoterapi, yaitu usaha untuk menolong dan menggarap individu yang
mengalami kesukaran dan gangguan psikis yang serius. Sedangkan Bimbingan oleh pandangan ini dianggap
identik dengan pendidikan.
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan
bahwa antara Bimbingan dan Konseling mempunyai hubungan yang erat
di mana di antara keduanya saling melengkapi dalam membantu klien atau orang
lain dalam memecahkan suatu permasalahan dan mengubah pola hidup seseorang. Mengubah
pola hidup yang salah menjadi benar, pola hidup yang negatif menjadi positif.
Sehingga klien dapat mengarahkan hidup sesuai dengan tujuannya. Karena tugas
dari seorang pembimbing atau konselor yaitu memberikan arahan yang baik kepada
yang terbimbing.
D. Tujuan dan Fungsi Bimbingan dan Konseling
1) Tujuan Bimbingan dan Konseling
Di dalam suatu
kegiatan baik itu formal maupun non formal pasti akan ada tujuannya. Begitu
juga dengan Bimbingan dan Konseling. Tujuan dari Bimbingan dan Konseling yaitu: Menurut Tohirin, tujuan Bimbingan dan Konseling
yaitu: memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap diri klien, mengarahkan
diri klien sesuai dengan potensi yang dimilikinya, mampu memecahkan sendiri
masalah yang dihadapi klien, dapat menyesuaikan diri secara lebih efektif baik
terhadap dirinya sendiri maupun lingkungannya sehingga memperoleh kebahagiaan
dalam hidupnya.
Adapun tujuan Bimbingan dan Konseling menurut Hallen adalah:
a.
Bimbingan
dalam rangka menemukan pribadi, dimaksudkan agar peserta didik mengenal
kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri.
b. Bimbingan
dalam rangka mengenal lingkungan dimaksudkan agar peserta mengenal
lingkungannya secara obyektif, baik sosial maupun ekonomi.
c.Bimbingan
dalam rangka merencanakan masa depan dimaksudkan agar peserta didik mampu
mempertimbangkan dan mengambil keputusan tentang masa depan dirinya, baik pendidikan,
karier maupun bidang budaya, keluarga dan masyarakat.
Menurut H. Prayitno
dan Erman Amti, Bimbingan dan Konseling memiliki tujuan yang terdiri
atas tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umun Bimbingan dan Konseling membantu individu agar dapat mencapai perkembangan secara
optimal sesuai dengan bakat, kemampuan, minat dan nilai-nilai, serta
terpecahnya masalahmasalah yang dihadapai individu (klien). Termasuk tujuam
umum Bimbingan dan Konseling adalah membantu individu agar
dapat mandiri dengan ciri-ciri mampu memahami dan menerima dirinya sendiri dan
lingkungannya, membuat keputusan dan rencana yang realistik, mengarahkan diri
sendiri dengan keputusan dan rencananya itu serta pada akhirnya mewujudkan diri
sendiri.
Tujuan khusus Bimbingan dan Konseling langsung terkait pada arah perkembangan klien dan
masalah-masalah yang dihadapi. Tujuan khusus itu merupakan penjabaran
tujuan-tujuan umum yang dikaitkan pada permasalahan klien, baik yang menyangkut
perkembangan maupun kehidupannya.
Dari pendapat para
ahli jelaslah bahwa, tujuan dari Bimbingan
dan Konseling semuanya mengarahkan
kepada peserta didik agar peserta didik lebih memahami dirinya sendiri baik
dari kekurangannya maupun kelebihannya. Dan juga, membantu peserta didik untuk
berani mengambil sendiri keputusan yang baik (sesuai dengan bakat, kemampuan
dan minat) untuk dirinya.
2). Fungsi Bimbingan dan Konseling
Fungsi Bimbingan dan Konseling menurut Syamsu Yusuf dan A.Juntika Nurihsan adalah:
a. Pemahaman, yaitu membantu
peserta didik agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan
lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama).
b. Preventif (pencegahan), yaitu
upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin
terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh peserta didik.
c. Pengembangan, yaitu konselor
senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
d. Perbaikan (penyembuhan), yaitu
fungsi Bimbingan yang bersifat kuratif.
Fungsi ini berkaitan erat dengan pemberian bantuan kepada siswa yang telah
mengalami masalah.
e.Penyaluran, yaitu fungsi Bimbingan dalam membantu individu memilih
kegiatan ekstrakurikuler, jurusan yang sesuai dengan minat, bakat siswa.
f.
Penyesuaian, yaitu fungsi Bimbingan dalam membantu individu (siswa)
agar dapat menyesuaikan diri secara dinamis dan konstruktif terhadap program
pendidikan, peraturan sekolah, atau norma agama.
Dari penjelasan di
atas dapat disimpulkan bahwa fungsi dari Bimbingan
dan Konseling selain sebagai
pemahaman untuk dirinya sendiri (peserta didik) maupun lingkungannya, fungsi
dari Bimbingan dan Konseling juga sebagai penyembuh
(perbaikan) bagi peserta didik yang mengalami kesulitan ketika mendapatkan
suatu permasalahan yang sulit untuk dipecahkan yang menyebabkan peserta didik
itu pesimis dan rendah diri.
E. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling
Dalam memberi Bimbingan belajar guru hendaknya memperhatikan beberapa prinsip di
antaranya yaitu: Menurut pendapat Nana Syaodih Sukmadinata prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling yaitu:
a.
Bimbingan belajar diberikan kepada
semua siswa. Semua siswa baik yang pandai, cukup, ataupun kurang.
b.
Sebelum memberi bantuan, guru terlebih dahulu harus berusaha memahami kesulitan
yang dihadapi siswa.
c.
Bimbingan
belajar yang diberikan guru hendaknya disesuaikan dengan masalah serta
faktor-faktor yang melatarbelakanginya.
d.
Bimbingan belajar hendaknya
menggunakan teknik yang bervariasi.
e.
Dalam memberikan Bimbingan belajar
hendaknya guru berkerja sama dengan staf sekolah yang lain.
Sedangkan di dalam buku Kartini Kartono,
prinsip dari Bimbingan dan Konseling yaitu, bahwa setiap orang
adalah berharga, satu prinsip yang penting, peserta didik juga mempunyai
potensi dan hak untuk memperoleh sukses dalam kehidupannya. Seharusnya ia
ditolong, agar potensinya itu menjadi realita. Pendapat dari Kartini dan
Kartono juga sama dengan pendapat M. Arifin yang menjelaskan bahwa setiap
individu memiliki fitrah (kemampuan dasar) yang dapat berkembang dengan baik
bilamana diberi kesempatan. Untuk itu melalui Bimbingan yang baik.
Dari pendapat di atas, penulis setuju dengan
pendapat dari Kartini Kartono, yang menjelaskan bahwa bahwa setiap orang adalah
berharga, dengan adanya prinsip seperti itu, maka peserta didik merasa bahwa
dirinya dihargai oleh orang lain. Sehingga peserta didik akan lebih bersemangat
(optimis) dalam menghadapi masalah baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Selain itu juga, peserta didik juga akan menganggap bahwa dirinya tidak
dibeda-bedakan dari peserta didik yang lain karena ia mempunyai pendapat bahwa
dirinya mempunyai kelebihan dibandingkan orang lain.
F. Teknik Bimbingan dan Konseling
Pada umumnya teknik-teknik yang dipergunakan
dalam Bimbingan mengambil dua
pendekatan, yaitu pendekatan secara kelompok (group guidance) dan pendekatan
secara individual (individual counseling).
1) Bimbingan kelompok
Teknik yang digunakan dalam membantu murid
atau sekelompok murid memecahkan masalah-masalah dengan melalui kegiatan kelompok.
Beberapa bentuk khusus teknik Bimbingan
kelompok yaitu: home room program, karyawisata, diskusi kelompok, kegiatan kelompok,
organisasi murid, sosiodrama.
2) Penyuluhan
individual (Individual Counseling)
Dalam teknik ini pemberian bantuan dilakukan
dengan hubungan yang bersifat face to face relationship (hubungan empat mata),
yang dilaksanakan dengan wawancara antara counselor dengan konsele. Masalah-masalah
yang dipecahkan melalui teknik counseling ini ialah masalah-masalah yang
sifatnya pribadi.
Beberapa sistem pendekatan Bimbingan dan Konseling menurut Abin Syamsuddin Makmun, yaitu:
1. Pendekatan Direktif.
2. Pendekatan Non-Direktif.
Secara singkat kedua pendekatan Bimbingan dan Konseling tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Pendekatan Direktif.
Pendekatan ini
dikenal juga sebagai Bimbingan yang
bersifat Counselor-Centered. Sifat tersebut menunjukkan pihak pembimbing memegang
peranan utama dalam proses interaksi layanan Bimbingan. Pembimbinglah yang berusaha mencari dan menemukan permasalahan
yang dialami kliennya.
2) Pendekatan Non-Direktif
Pendekatan ini
dikenal juga sebagai layanan Bimbingan
yang bersifat Client-Centered. Sifat tersebut menunjukkan bahwa pihak terbimbing
diberikan peranan utama dalam bidang interaksi layanan Bimbingan. Ciri-ciri hubungan non-direktif:
a.
Hubungan non-direktif ini menempatkan klien pada kedudukan sentral, klienlah
yang aktif untuk mengungkapkan dan mencari pemecahan masalah.
b.
Konselor berperan hanya sebagai pendorong dan pencipta situasi yang memungkinkan
klien bisa berkembang sendiri.
G. Jenis PeLayanan Bimbingan dan Konseling
Menurut I. Djumhur dan Mohammad Surya,
pelayanan-pelayanan yang diberikan oleh Bimbingan
di sekolah dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a.
Pelayanan Pengumpulan Data tentang Murid
b.
Pelayanan Pemberian Penerangan
c.
Pelayanan Penempatan
d.
Pelayanan Pengajaran
e.
Pelayanan penyuluhan
f.
Pelayanan Penelitian dan Penilaian (evaluasi)
g.
Pelayanan Hubungan Masyarakat. 23
Secara singkat jenis peLayanan Bimbingan dan Konseling tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a.
Pelayanan Pengumpulan Data tentang Murid
Sesuai dengan
pengertian bahwa Bimbingan adalah
bantuan bagi individu yang menghadapi masalah, maka sudah tentu berhasil
tidaknya suatu usaha bantuan dalam rangka Bimbingan
akan banyak bergantung dari keterangan-keterangan atau informasi-informasi
tentang individu tersebut. Oleh karena itu mengumpulan data seperti ini
merupakan langkah pertama dalam kegiatan Bimbingan
secara keseluruhan.
b.
Pelayanan Pemberian Penerangan
Yang dimaksud dengan
pelayanan ini adalah memberikan peneranganpenerangan yang sejelas-jelasnya dan
selengkap-lengkapnya mengenai berbagai hal yang diperlukan oleh setiap murid,
baik tentang pendidikan, pekerjaan, sosial, maupun pribadi.
c. Pelayanan Penempatan
Hakekat dari
pelayanan penempatan ini adalah membantu individu memperoleh penyesuaian diri
dengan jalan menempatkan dirinya pada posisi yang sesuai. Yang menjadi tujuan
pelayanan penempatan ini adalah agar setiap individu dapat posisi yang sesuai keadaan
dirinya, seperti minat, kecakapan, bakat, cita-cita, tingkat perkembangan dan
sebagainya.
d.
Pelayanan Pengajaran
Yang dimaksud dengan
pelayanan pengajaran adalah kegiatan pemberian bantuan kepada murid-murid dalam
mengatasi kesulitankesulitan dalam pengajaran. Yang menjadi tujuannya adalah
agar setiap murid memperoleh penyesuaian diri yang baik serta mengembangkan kemampuannya
secara optimal dalam kegiatan pengajaran.
e.
Pelayanan penyuluhan
Penyuluhan merupakan
inti kegiatan program Bimbingan. Kegiatan
penyuluhan ini di samping berfungsi sebagai terapi (penyembuh), dapat pula
berfungsi sebagai cara pengumpulan data. Penyuluhan merupakan kegiatan
professional, artinya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki pendidikan dan
keahlian serta pengalaman khusus dalam bidang penyuluhan.
f.
Pelayanan Penelitian dan Penilaian
(evaluasi)
Tujuan pelayanan ini
adalah untuk mengadakan penelitian dan penilaian mengenai masalah yang
berhubungan dengan kegiatan program Bimbingan
dan penyuluhan. Program Bimbingan yang
baik senantiasa mendasarkan diri kepada hasil-hasil penelitian dan penilaian.
g.
Pelayanan Hubungan Masyarakat.
Di samping memberikan
pelayanan kepada murid-murid dan personil sekolah lainnya, kegiatan Bimbingan memberikan pelayanan pula
kepada pihak-pihak luar sekolah, yaitu masyarakat. Tujuan pelayanan ini adalah untuk
bekerja sama dengan berbagai pihak di masyarakat dalam memecahkan
masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah murid-murid, seperti kenakalan
anak, pembolosan, kelesuan belajar, drop-out dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, M., Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama,
Jakarta: Golden Terayo Press, 1982, Cet. I
_____, Pokok-pokok Pikiran tentang Bimbingan dan Konseling PenyuluhanAgama (di Sekolah dan di Luar Sekolah),
Jakarta: Bulan Bintang, 1976, Cet. IV
_____, Teori-teori Konseling Umum dan Agama, Jakarta: PT. Golden Terayon Press, 1996,
Cet. III
Djumhur, I., & Mohammad Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Bandung:
CV. Ilmu, tt
Hallen, Bimbingan
dan Konseling dalam Islam, Jakarta:
Ciputat Pers, 2002, Cet. I
Kartono, Kartini, (Penyunting), Bimbingan Belajar di SMA dan Perguruan Tinggi,
Jakarta: CV. Rajawali, 1985, Cet. I
Makmun, Abin Syamsuddin, Psikologi
Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2004, Cet. VII
Prayitno, & Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004
Sukardi, Dewa Ketut, Pengantar Teori Konseling, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1985,
Cet. I
Surya, Mohammad, Psikologi Konseling, Bandung: CV. Pustaka Bani
Quraisy, 2003, Cet. I
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan
Pengembangan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2007, Cet. IV
Tohirin, Bimbingan
dan Konseling di Sekolah dan
Madrasah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007
Winkel, W.S, & M.M Sri Hastuti, Bimbingan dan Konseling di Institut Pendidikan, Yogyakarta: Media Abadi, 2004,
Cet. III
Yusuf, Syamsu, & A. Juntika Nurihsan, Landasan
Bimbingan dan Konseling, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006, Cet. II__
Demikian informasi tentang Pengertian Layanan BK Fungsi Layanan BK dan Jenis Layanan BK. Semoga ada manfaatnya
Tags:
Pembelajaran