A. Keterampilan Bertanya
Guru
1) Pengertian
Keterampilan Bertanya
Mengajukan pertanyaan dengan baik adalah mengajar yang baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya guru tidak berhasil menggunakan teknik bertanya yang efektif. Keterampilan bertanya menjadi penting jika dihubungkan dengan dengan pendapat yang mengatakan “berpikir itu sendiri adalah bertanya’ . Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta proses dari seseorang yang dikenai. Respons yang diberikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan.Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir.
Mengajukan pertanyaan dengan baik adalah mengajar yang baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya guru tidak berhasil menggunakan teknik bertanya yang efektif. Keterampilan bertanya menjadi penting jika dihubungkan dengan dengan pendapat yang mengatakan “berpikir itu sendiri adalah bertanya’ . Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta proses dari seseorang yang dikenai. Respons yang diberikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan.Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir.
Keterampilan
bertanya, bagi seseorang guru merupakan keterampilan yang sangat penting untuk
dikuasai. Mengapa demikian? Sebab melalui keterampilan ini guru dapat
menciptakan suasana pembelajaran lebih bermakna. Dapat anda rasakan,
pembelajaran akan menjadi sangat membosankan, manakala selama berjam-jam guru
menjelaskan materi pelajaran tanpa diselingi dengan pertanyaan, baik sekedar
pertanyaan pancingan, atau pertanyaan untuk mengajak siswa berpikir. Oleh
karena itu dalam setiap proses pembelajaran, model pembelajaran apapun yang
digunakan bertanya merupakan kegiatan yang selalu merupakan bagian yang tidak
terpisahkan.
Menurut Wina Sanjaya dalam buku Pembelajaran dalam
Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (2005:157), pertanyaan yang baik,
memiliki dampak yang positif terhadap siswa, diantaranya:
1) Dapat meningkatkan partisipasi siswa secara penuh
dalam proses pembelajaran.
2) Dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, sebab
berpikir itu sendiri hakikatnya bertanya.
3) Dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa, serta
menuntun siswa untuk menentukan jawaban.
4) Memusatkan siswa pada masalah yang dibahas.
2) Komponen-Komponen
Keterampilan Bertanya
Berikut
ini Komponen-Komponen Keterampilan
Bertanya sebagaimana disampaikan Moh. User Usman dalam buku Menjadi Guru
Professional (2010:7-78), sebagai
berikut
a) Komponen-Komponen Keterampilan Bertanya Dasar
Komponen keterampilan bertanya dasar, meiputi:
1. Penggunaan pertanyaan secara jelas dan singkat
Pertanyaan guru harus
diungkapkan secara jelas dan singkat dengan menggunakan kata-kata yang dapat
dipahami oleh siswa sesuai dengan taraf perkembangannya.
2. Pemberian acuan
Sebelum memberikan
pertanyaan, kadang-kadang guru perlu memberikan acuan yang berupa pertanyaan
yang berisi informasi yang relevan dengan jawaban yang diharapkan dengan siswa,
contoh: Kita ketahui bahwa pasar adalah tempat beremunya penjual dan pembeli
untuk melakukan transaksi jual beli. Coba kamu sebutkan faktor penyebab lain
yang mengakibatkan orang untuk berbelanja ke pasar.
3. Pemindahan giliran
Adakalanya satu
pertanyaan perlu dijawab oleh lebih dari seorang siswa karena jawaban siswa
benar atau belum memadai.
4.
Penyebaran
Untuk melibatkan
siswa sebanyak-banyaknya didalam pelajaran, guru perlu menyebarkan giliran
menjawab pertanyaan secara acak.Ia hendaknya berusaha semua siswa mendapat
giliran secara merata. Perbedaannya dengan pemindahan giliran adalah pemindahan
giliran, beberapa siswa secara bergilir diminta menjawab pertanyaan yang sama,
sedangkan pada penyebaran, beberapa pertnyaan yang berbeda, disebarkan giliran
menjawabnya kepada siswa yang berbeda pula.
5.
Pemberian waktu berpikir
Setelah mengajukan
pertanyaan kepada seluruh siswa, guru perlu memberi waktu beberapa detik untuk
berpikir sebelum menunjuk salah seorang siswa untuk menjawabnya
6.
Pemberian tuntunan
Bila siswa itu
menjawab salah satu atau tidak dapat menjawab, guru hendaknya memberikan
tuntunan kepada siswa agar ia dapat menemukan sendiri jawaban yang benar
b) Komponen-Komponen
Keterampilan Bertanya Lanjutan
Keterampilan
bertanya lanjut dibentuk atas dasar penguasaan komponen-komponen bertanya
dasar.Oleh sebab itu, komponen bertanya dasar masih dipakai dalam penerapan
keterampilan bertanya lanjut.
Adapun
Komponen-Komponen Keterampilan Bertanya
Lanjutan adalah sebagai berikut:
a) Pengubahan tuntunan tingkat kognitif dalam menjawab
pertanyaan
Pertanyaan yang
dikemukakan guru dapat mengandung proses mental yang berbeda-beda, dari proses
mental yang rendah sampai proses mental yang tinggi. Oleh karena itu guru dalam
mengajukan pertanyaan hendaknya berusaha mengubah tuntunan tingkat kognitif
dalam menjawab pertanyaan dari tingkat mengikat kembali fakta-fakta ke berbagai
tingkat kognitif lainnya yang lebih tinggi seperti pemahaman, penerapan,
analisis sintesis, dan evaluasi. Guru dapat pula mengajukan pertanyaan pelacak
(probing)
b)
Pengaturan urutan pertanyaan
Untuk mengembangkan
tingkat kognitif dari yang sifatnya rendah yang lebih tinggi dan kompleks guru
hendaknya dapat mengatur pertanyaan yang diajukan kepada siswa dari tingkat
mengikat, kemudian pertanyaan pemahaman,penerapan, analisis, sintesis, dan
evaluasi. Usahakan agar jangan memberikan pertanyaan yang tidak menentu atau
yang bolak-balik, misalnya sudah sampai kepada pertanyaan analisis, kembali
lagi kepada pertanyaan ingatan, dan kemudian melonjak kepada pertanyaan
evaluasi. Hal ini akan mengakibatkan kebingungan kepada siswa dan partisipasi
siswa dalam belajar menurun.
c)
Penggunaan pertanyaan pelacak
Jika jawaban yang
diberikan oleh siswa dinilai benar oleh guru, tetaoi masih dapat ditingkatkan
menjadi lebih sempurna, guru dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan pelacak
kepada siswa tersebut.
d)
Peningkatan terjadinya interaksi
Agar siswa lebih
terlibat secara pribadi dan lebih bertanggung jawab atas kemajuan dan hasil
diskusi, guru hendaknya mengurangi atau menghilangkan peranannya sebagai
penanya sentral dengan cara mencegah pertanyaan dijawab oleh seorang siswa.
Jika siswa mengajukan pertanyaan, guru tidak segera menjawab, tetapi
melotarkannya kembali kepada siswa lainnya
3) Prinsip-Prinsip
Keterampilan Bertanya
Menurut
Moh. Uzer Usman (2006:75) dalam buku Menjadi
Guru Profesional terbitan Remaja Rosda Karya , dasar-dasar pertanyaan yang baik yang harus diperhatikan,
diantaranya:
a. Jelas dan mudah untuk dimengerti.
b. Diberikan informasi yang cukup untuk menjawab
pertanyaan.
c. Difokuskan pada suatu masalah atau tugas
tertentu.
d. Membagi pertanyaan secara merata.
e. Memberikan
respon yang ramah
dan menyenangkan sehingga
timbul keberanian siswa untuk menjawab atau bertanya.
f. Menuntun siswa agar dapat menemukan jawaban
yang benar.
g. Berikan
waktu yang cukup
kepada siswa untuk
berpikir sebelum menjawab
pertanyaan.
Menurut
Rusman (2011:82) dalam buku Model-Model
Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru terbitan Raja Grafindo Persada,
Prinsip-prinsip pokok keterampilan bertanya yang harus diperhatikan guru antara
lain:
a. Berikan pertanyaan secara hangat dan antusias
kepada siswa di kelas.
b. Berikan waktu berpikir untuk menjawab
pertanyaan.
c. Berikan kesempatan kepada yang bersedia
menjawab terlebih dahulu.
d. Tunjuk
peserta didik untuk
menjawab setelah diberikan
waktu untuk berpikir.
e. Berikan penghargaan atas jawaban yang
diberikan.
4)
Kebiasaan yang perlu di hindari dalam menggunakan Keterampilan Bertanya:
a. Jangan mengulang-ulang pertanyaan apabila peserta
didik tak mampu menjawabnya. Hal ini dapat menyebabkan menurunnya perhatian dan
partisipasi.
b. Jangan mengulang-ulang jawaban peserta didik.
c. Jangan menjawwab sendiri pertanyaan yang di ajukan
sebelum peserta didik mermperoleh kesempatan untuk menjawabnya.
d. Usahakan agar peserta didik tidak menjawab pertanyaan
secara serempak, sebab kita tidak mengetahui dengan pasti siapa yang menjawab
dengan benar dan siapa yang salah.
e. Menetukan siswa yang harus menjawab sebelum mengajukan
pertanyaan. Oleh karena itu, pertanyaan diajukan lebih terdahulu kepada seluruh
siswa.Baru kemudian guru menunjuk salah seorang untuk menjawab.
f. Pertanyaan ganda. Guru kadang mengajukan pertanyaan
yang sifatnya ganda. Menghendaki beberapa jawaban atau kegiatan yang harus
dilakukan oleh siswa
5. Tujuan
Keterampilan Bertanya
a. Mendorong anak berpikir untuk memecahkan suatu soal.
b. Membangkitkan pengertian yang lama atau yang baru.
c. Menyelidiki dan menilai penguasaan murid tentang bahan
pelajaran, dulu sering bercorak pertanyaan ingatan, sebaiknya juga pertanyaan
pikiran.
d. Membangkitkan minat siswa untuk sesuatu, sehingga
timbul keinginan untuk mempelajarinya.
e. Mendorong menggunakan pengetahuan dalam
situasi-situasi lain
Menurut Syaiful Bahri
Dzamarah (2000:107) dalam bukunya
yang berjudul “Guru dan Anak
Didik dalam Interaksi
Edukatif” terbitan Rineka Cipta, menjelaskan
tujuan keterampilan bertanya antara lain:
a.
Untuk meningkatkan perhatian dan rasa ingin tahu siswa terhadap topik
b. Memfokuskan
perhatian pada suatu konsep masalah tertentu
c.
Mengembangkan belajar secara aktif
d.
Mendiagnosis kesulitan belajar siswa
e.
Mengembangkan kemampuan berfikir siswa.
Memberikan
pertanyaan merupakan salah satu aspek yang penting dalam perbuatan guru.
Beberapa alasan mengapa keterampilan bertanya perlu dikuasai adalah:
1) Guru cenderung mendominasi ceramah dalam kelas
2) Siswa belum terbiasa mengajukan pertanyaan
3) Siswa harus dilibatkan secara mental- intelektual
secara maksimal
4) Adanya anggapan bahwa pertanyaan hanya berfungsi untuk
menguji pemahaman siswa.
7.
Jenis-Jenis Pertanyaan yang harus dikuasai Guru
Jenis-Jenis Pertanyaan yang harus
dikuasai Guru dikelompokkan dalam tiga jenis, yaitu a) jenis pertanyaan menurut
maksudnya; b) Jenis-jenis pertanyaan menurut Taksonomi Bloom, dan c) jenis
pertanyaan menurut luas-sempitnya pertanyaan. Berikut ini penjelasan ketiga
kelompok jenis pertanyaan tersebut yang dikutip dari Hasibuan (2006:15-19)
dalam buku Proses Belajar Mengajar, terbitan Remaja Rosdakarya.
a. Jenis-jenis pertanyaan menurut maksudnya
1) Pertanyaan
permintaan (Compliance question),
Pertanyaan yang mengharapkan agar
orang lain mematuhi
perintah yang diucapkan dalam bentuk pertanyaan.
2) Pertanyaan Retorik (rhetorical question)
Pertanyaan
yang tidak menghendaki jawaban, melainkan akan dijawab sendiri oleh guru
karena merupakan teknik
penyampaian informasi kepada
siswa.
3) Pertanyaan mengarahkan atau menuntun
(prompting question)
Pertanyaan yang
diajukan untuk memberi arah
kepada siswa dalam proses berpikir.
4) Pertanyaan menggali (probing question)
Pertanyaan lanjutan
yang akan mendorong
siswa untuk lebih mendalami jawaban terhadap pertanyaan
sebelumnya.
b. Jenis-jenis pertanyaan menurut Taksonomi
Bloom
1) Pertanyaan pengetahuan (recall question atau
knowledge question)
Pertanyaan yang
hanya mengharapkan jawaban
yang sifatnya hafalan atau
ingatan siswa terhadap
apa yang telah
dipelajarinya. Kata-kata yang sering
digunakan dalam menyusun pertanyaan pengetahuan
ini biasanya: apa, di mana, kapan, siapa, sebutkan.
2) Pertanyaan pemahaman (comprehension question)
3) Pertanyaan penerapan (application question)
Pertanyaan yang
menuntut siswa untuk
memberi jawaban tunggal dengan cara
menerapkan pengetahuan, informasi,
aturan-aturan, kriteria, dan lain-lain yang pernah diterimanya.
4) Pertanyaan analisis (analysis question)
Pertanyaan yang
menuntut siswa untuk
menemukan jawaban dengan cara:
- Mengidentifikasi motif masalah yang
ditampilkan.
- Mencari
bukti-bukti atau kejadian-kejadian yang
menunjang suatu kesimpulan atau generalisasi.
- Menarik
kesimpulan berdasarkan informasi
yang ada atau membuat generalisasi dari atau
berdasarkan informasi yang ada.
5) Pertanyaan sintesis (synthesis question)
Ciri pertanyaan
ini ialah jawabannya
yang benar tidak
tunggal, melainkan lebih dari
satu dan menghendaki
siswa untuk mengembangkan potensi
serta daya kreasinya.
Pertanyaan sintesis menuntut
siswa untuk:
- Membuat ramalan atau prediksi:
- Memecahkan masalah berdasarkan imajinasinya:
- Mencari komunikasi:
6) Pertanyaan evaluasi (evaluation question)
Pertanyaan semacam
ini menghendaki ssiwa
untuk menjawabnya dengan cara
memberikan penilaian atau pendapatnya
terhadap suatu issue yang
ditampilkan.
c. Jenis-jenis pertanyaan menurut luas-sempitnya
sasaran
1) Pertanyaan sempit (narrow question)
Pertanyaan ini
membutuhkan jawaban yang
tertutup, dan biasanya kunci jawabannya telah tersedia.
a) Pertanyaan sempit informasi langsung:
Pertanyaan semacam
ini menuntut siswa
untuk menghafal atau mengingat informasi yang ada.
b) Pertanyaan sempit memusat:
Pertanyaan ini
menurut murid agar
mengembangkan ide atau jawabannya dengan cara menuntunnya
menilai petunjuk tertentu.
2) Pertanyaan luas (broad question)
Ciri pertanyaan
ini jawabannya mungkin
lebih dari satu
sebab pertanyaan ini belum mempunyai
jawaban yang spesifik
sehingga masih diharapkan hasil yang terbuka.
a) Pertanyaan luas terbuka (open-ended
question): Pertanyaan ini memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk mencari jawabannya menurut cara dan gayanya masing-masing.
b) Pertanyaan luas menilai (evaluating
question):
Pertanyaan ini
meminta siswa untuk
mengadakan penelitian terhadap
aspek kognitif maupun sikap. Pertanyaan ini lebih efektif bila guru menghendaki siswa untuk:
- Merumuskan pendapat,
- Menentukan sikap,
- Tukar-menukar pendapat terhadap suatu issue.
B. Kemampuan Bertanya Siswa
1. Pengertian Bertanya
Menurut Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (1985: 1017) “ Bertanya merupakan proses meminta ketarangan atau penjelasan “. Sedangkan menurut Munandar ( 1988: 117 ) mengatakan bahwa : bertanya dapat diartikan sebagai keinginan mencari informasi yang belum diketahui . Sehingga jika bertanya adanya pada kondisi pembelajaran maka bertanya merupakan proses meminta ketarangan atau penjelasan untuk mendapatkan informasi yang belum diketahui dalam pembelajaran yang sedang berlangsung
Sedangkan depdikbud (1994: 17) mengemukakan bahwa bertanya timbul bila sesuatu tidak jelas dan mendorong seseorang berusaha untuk memahaminya. Laksmi (https//smpn2.sumnep.go.id) mengemukakan bahwa: pembelajaran siswa terletak pada asumsi belajar akan berlanjut pada tingkat yang lebih tinggi atau suatu kompleksitas jika siswa selalu bertanya.
Latar belakang budaya menyebabkan siswa tidak terbiasa mengajukan pertanyaan, padahal pertanyaan dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk mengemukakan gagasan. Gagasan gagasan pada siswa akan muncul bila dalam proses belajar mengajar dimana guru menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa belajar dengan aman, tentram dan nyaman.
Dari segi proses, kemauan bertanya akan muncul apabila sesorang memiliki motif ingin tahu. Pemenuhan rasa ingin tahu memerlukan kondisi yang aman, sehingga tugas gurulah yang harus menciptalan kondisi yang aman tersebut dengan cara menciptakan iklim interaksi tanya jawab secara menyenangkan dalam pemeblajaran.
2 Bentuk-bentuk Kemampuan Bertanya
Dalam kesehariannya kita selalu mengenal berbagai macam bentuk bertanya. Dilihat dari jawaban yang diharakan ada dua macam bentuk bertanyan, yaitu bertanya tingkat rendah dan bertanya tingkat tinggi.
Bertanya tingkat rendah, biasanya hanya ingin mengetahui sesuatu hal yang bersifar pengetahuan, misalnya menggunakan kata tanya : apa, siapa, dimanakapan (Yuliana; 1998: 65).
Sedangkan Kemampuan bertanya tingkat tinggi diperlukan dalam membaca kritis, ketika seseorang tidak hanya membatasi diri pada soal mengerti dan mengingat keterangan yang ada, tetapi juga menilai bahan yang dibaca. Pada tahap kemampuan bertanya siswa menggunakan pertanyaan tingkat tinggi. Dimana pertanyaan tersebut berupa pertanya sintesa (synthesis Question) dan pertanyaan analisis (Analysis Question) serta pertanyaan Evaluasi (Evaluation Qustion).
Pertanyaan analisis yaitu pertanyaan yang dapat menggali kemampuan untuk memecahkan masalah, menguraikan, membuat diagram, membeda-bedakan, memisahkan, mengidentifikasi, menggambarkan, menarik kesimpulan, membuat garis besar, menunjukan, menghubungkan, memilih, memisahkan dan memerinci.
Pertanyaan sintesa yaitu pertanyaan yang dapat menggali kemampuan mengolong-golongkan, menggabungkan, menghimpun, menyusun, mencipta, mencipta rencana, merancang, menjelaskan, membangkitkkan, membuat modifikasi, mengorganisir, merencanakan, menyusun kembali, mengkonstruksikan, menghubungkan, mengorganisir kembali, menyempurnakan, menceritakan, menulis, membaca, melaporkan, memilih, ikut serta, berkarya, dan mempelajari.
Sedangkan pertanyaan evaluasi dapat menggali kemampuan menilai, membandingklan, menyimpulkan, mengkritik, memberikan, membedakan, menjelaskan, mempertimbangkan kebenaran, menghubungkan, menyimpulkan, menyokong atau mendukung.
Tags:
Pembelajaran
boleh minta referensi nya
boleh minta sumber daftar pustaka sebagai sumber rujukannya pak aina mulyana?
pak boleh minta daftar pustaka sebagai daftar rujukannya?
Terima kasih, http://arenamodel.blogspot.com/
Boleh minta daftar pustaka sebagai daftar rujukannya?
Boleh minta daftar pustaka sebagai daftat rujukan?