Pembelajaran
INDIKATOR DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA GURU
Indikator dan Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru |
Kinerja guru merupakan proses pembelajaran sebagai upaya mengembangkan kegiatan yang ada menjadi kegiatan yang lebih baik, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dicapai dengan baik melalui suatu kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru sesuai dengan target dan tujuan.
Menurut A. Tabrani Rusyan dkk, (2000:17), Kinerja guru adalah melaksanakan proses pembelajaran baik dilakukan di
dalam kelas maupun di luar kelas di samping mengerjakan kegiatan-kegiatan
lainnya, seperti mengerjakan administrasi sekolah dan administrasi
pembelajaran, melaksanakan bimbingan dan layanan pada para siswa, serta
melaksanakan penilaian.
Faktor utama kenapa manusia bekerja adalah
adanya kebutuhan yang harus dipenuhi.
Aktivitas dalam kerja mengandung unsur suatu kegiatan sosial yang menghasilkan sesuatu dan pada akhirnya
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan untuk mencapai taraf hidup yang lebih
baik. Dalam pencapaian taraf hidup yang
lebih baik dan sukses dalam bekerja tidak lepas dari motivasi kerja, dan kuat
lemahnya motivasi kerja seseorang mempengaruhi tinggi rendahnya Kinerja.
Mitrani (1995:131) mendefinisikan Kinerja sebagai pernyataan sejauh mana
seseorang telah memainkan perannya dalam melaksanakan strategi organisasi, baik
dalam mencapai sasaran-sasaran khusus yang berhubungan dengan peranan
perseorangan, dan atau dengan memperlihatkan kompetensi-kompetensi yang
dinyatakan relevan bagi organisasi apakah dalam suatu peranan tertentu, atau
secara lebih umum.
Dalam hubungannya dengan dunia pendidikan,
maka Kinerja guru dapat didefinisikan sebagai sejauh mana seorang guru bekerja secara maksimal sesuai
dengan kemampuan yang dimilikinya dalam upaya mencapai tujuan
institusional. Kemampuan seorang guru akan terlihat pada saat mengajar
yang dapat diukur dari kompetensi mengajarnya.
Rapat Guru sebagai Upaya Peningkatan KINERJA GURU |
Meningkatkan Kinerja adalah salah satu tujuan utama penilaian Kinerja. untuk itu perlu dipahami
definisi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. cukup banyak ahli memberikan
definisi dan meneliti faktor-faktor yang mempengaruhinya. Kinerja
atau prestasi kerja adalah perilaku yang tampak atau terwujud dalam pelaksanaan
tugas-baik tugas di dalam kantor maupun di luar kantor yang bersifat kedinasan.
Kinerja menurut Walker (1990: 259) merupakan fungsi dari usaha dan kompetensi
sehingga pentinglah bagi individu untuk merasa yakin bahwa mereka mampu berKinerja pada tingkat yang diinginkan. Walker (1990: 260) mengatakan effort dipengaruhi oleh : perasaan positif atau negatif
seseorang tentang out come atau penghargaan (reward) yang akan diperoleh akibat
pencapaian Kinerja, pengharapan
bahwa usaha (effort) yang dilakukan akan memberikan hasil berupa penyelesaian
tugas yang ditetapkan, pengharapan bahwa penyelesaian tugas akan memberikan
suatu out come atau reward.
Penilaian Kinerja guru sangat
penting karena hal ini menjawab pertanyaan mendasar mereka tentang seberapa
baik kualitas pengajaran. Umpan balik penilaian Kinerja akan memberikan beberapa hal antara lain : jaminan bahwa guru sedang memberikan kontribusi dan
melakukan hal-hal yang tepat, kesadaran akan dampak Kinerja pengajaran pada hasil-hasil yang diinginkan (misal,
kepuasan siswa), ukuran Kinerja
(kualitas, kuantitas, kecepatan, dan sebagainya), pengakuan akan arti penting
dan nilai Kinerja guru.
Kinerja menghasilkan outcomes
– produktivitas bagi organisasi dan ganjaran bagi personel dalam bentuk gaji,
tunjangan, jaminan pekerjaan, pengakuan dari teman kerja dan atasan, serta
kesempatan-kesempatan promosi bagi para karyawan individual. Ini sejalan dengan
faktor motivator dan faktor kesehatan. Para karyawan pada umumnya sering
mengukur kepuasan pekerjaan dari sudut ganjaran ini, yang merupakan hal yang
paling tangible yang mereka terima dari pekerjaan. Individu bisa mendapatkan
kepuasan pekerjaan dari rasa pencapaian personal mereka melalui kerja dan juga
dari feedback mengenai Kinerja
mereka.
Jika Kinerja
merupakan fungsi dari usaha dan kompetensi, pentinglah bagi individu untuk
merasa yakin bahwa mereka mampu berKinerja
pada tingkat yang diinginkan. Usaha ini
tergantung pada perasaan-perasaan positif atau negatif mengenai outcomes atau
ganjaran yang terkait dengan Kinerja. Harapan bahwa usaha akan menghasilkan
penyelesaian tugas-tugas yang sudah ditetapkan. Harapan bahwa penyelesaian
tersebut akan menghasilkan atau menghindarkan outcomes atau ganjaran. Teori
ekspektasi mengenai Kinerja ini
mengatakan bahwa persepsi karyawan dan nilai-nilai merupakan determinan yang
penting dari usaha yang akan mereka berikan.
Penilaian harus menciptakan gambaran yang
akurat mengenai Kinerja pekerjaan
khas dari individu. Ini berarti deskripsi tugas khususnya dalam fungsi
pengajaran dan standar (kualitatif maupun kuantitatif) pengajaran adalah hal
mutlak. Penilaian tidak dilakukan hanya untuk mengungkapkan Kinerja yang buruk. Hasil-hasil yang
bisa diterima dan bagus harus diidentifikasi sehingga mereka bisa diperkuat.
Untuk mencapai tujuan ini, sistem penilaian harus berkaitan dengan pekerjaan (job-related)
dan praktis, mencakup standar-standar, dan menggunakan ukuran-ukuran yang
handal. Terkait dengan pekerjaan (job-related) berarti bahwa sistem tersebut
mengevaluasi perilaku-perilaku penting yang menentukan keberhasilan pekerjaan (job
analysis). Jika evaluasi tidak terkait dengan pekerjaan, ia tidak valid. Dalam
konteks ini penilaian Kinerja guru oleh siswa secara teoritis sudah
cukup memadai.
Suatu sistem bersifat praktis bila dipahami
baik oleh evaluator maupun karyawan. Suatu pendekatan yang rumit dan tidak
praktis bisa menyebabkan kemarahan, kebingungan dan kesia-siaan. Sebuah sistem
yang standar dalam organisasi sangat bermanfaat karena hal ini memungkinkan
penciptaan praktek-praktek yang seragam. Suatu sistem yang standar sering
memiliki standar dan ukuran Kinerja
yang sudah dipikirkan dengan masak-masak dan seksama.
Penilaian Kinerja dianggap lebih efektif ketika bersifat obyektif,
menggunakan teknik yang tepat, secara aktif melibatkan karyawan, dipahami
dipahami dengan baik, dan merupakan tanggung jawab manajemen yang diterima.
Idealnya, evaluasi Kinerja didasarkan
pada Kinerja yang terdokumentasi
yang diukur sepanjang waktu penilaian untuk masing-masing standar yang sudah
ditetapkan atau tujuan yang terkait dengan strategi untuk pekerjaan tersebut.
Tetapi studi-studi menunjukkan bahwa evaluasi Kinerja biasanya sangat subyektif, meskipun sistem formal
digunakan. Penilai mungkin tidak memiliki semua fakta yang terkait berkenaan
dengan ketentuan-ketentuan pekerjaan, kualitas-kualitas aktual dari perilaku
individu, dan standar-standar relatif di antara penilai.
Untuk bisa terkait dengan pekerjaan atau
bebas dari bias, evaluasi Kinerja
perlu didasarkan pada ketentuan-ketentuan kerja khusus dan ditetapkan secara
empiris. Dalam banyak perusahaan, job descriptions yang disiapkan untuk tujuan
administrasi gaji berfungsi sebagai pijakan bagi evaluasi Kinerja. Sering juga berfungsi sebagai penentu, dan penilai
dibiarkan “menemukan” standar-standar Kinerja
yang bisa diterapkan dalam mengevaluasi Kinerja
individu.
Ketentuan-ketentuan Kinerja lebih obyektif ketika didasarkan pada semacam analisis
empiris – pemeriksaan aktivitas-aktivitas aktual dan tuntutan-tuntutan
pekerjaan. Wawancara, kuesioner, observasi, atau teknik analisis-kerja lainnya
bisa digunakan untuk menyediakan bukti empiris atas standar-standar Kinerja yang terkait dengan pekerjaan.
Hasilnya tidak harus berupa job descriptions yang panjang dan detail, tetapi
aspek-aspek yang relevan dari Kinerja
perlu didefinisikan secara akurat.
Obyektivitas juga menuntut penilaian yang
independen dari penilai, menggunakan indikator-indikator dan ukuran-ukuran yang
tersedia mengenai Kinerja aktual.
Sementara subyektivitas bisa mempengaruhi penilaian. Menjadi tanggung jawab
atasan untuk memeriksa bukti Kinerja
dan membuat evaluasi yang jujur dan adil. Penilaian berhasil baik diidentifikasi
dan yang bisa dicapai, seperti satuan acara perkuliahan yang diselesaikan dan
tingkat kepuasan siswa. Penetapan tujuan tidak efektif ketika tujuan terlalu
“mudah”, ketika tujuan tidak merupakan pekerjaan keseluruhan, ketika pencapaian
tujuan sulit untuk atau diukur, dan ketika Kinerja
merupakan hasil dari usaha tim. Kinerja
pengajaran guru berkait erat dengan
hal ini karena evaluasi Kinerjanya
dikaitkan dengan Kinerja guru lain dalam satu koordinasi mata
pelajaran dan guru lain dalam
koordinasi yang berbeda.
Proses kunci kegiatan pendidikan tinggi
adalah pengajaran dan pembelajaran (teaching and learning). Guru dan siswa yang terlibat dalam
pengajaran dan pembelajaran tersebut meskipun sudah melalui suatu proses
rekruitmen guru dan tes penerimaan
siswa baru, pada dasarnya adalah manusia biasa. Walker mengatakan bahwa
orang-orang dalam sebuah organisasi biasanya bukanlah orang yang luar biasa.
Dalam sebuah organisasi yang dinamis dan
fleksibel terhadap perubahan seperti bidang pendidikan tinggi – dimana tujuan,
lingkungan, struktur organisasional, staff, dan aktivitas selalu berubah –
manajemen memainkan peran yang sangat penting dalam membantu guru memahami apa yang diharapkan dari
mereka (menetapkan tujuan-tujuan Kinerja),
membantu mereka memenuhi harapan-harapan ini dengan berhasil, mengevaluasi Kinerja dan menyediakan feedback (umpan
balik), dan menunjukkan pengakuan serta menyediakan ganjaran. Kelemahan pada
salah satu faktor ini bisa menyebabkan Kinerja
organisasi yang tidak optimal.
Jadi dapat disimpulkan, yang dimaksud dengan Kinerja guru adalah sejauh mana seorang guru bekerja sesuai dengan prosedur yang ada dalam mencapai tujuan
yang telah direncanakan. Indikator pengukurannya adalah; kepemimpinan,
penguasaan kelas, informasi dan perencanaan kualitas, penggunaan sumber daya
manusia, jaminan kualitas produk dan jasa, kualitas hasil dan kepuasan siswa.
Faktor
yang mempengaruhi Kinerja Guru
Selanjutnya A. Tabrani Rusyan dkk (2000:17)
menyatakan bahwa untuk mendukung keberhasilan Kinerja guru seperti
diterangkan di atas, maka perlu berbagai faktor yang mendukung, di antaranya:
1)
Motivasi Kinerja Guru
Dorongan untuk
melaksanakan pekerjaan dengan baik bagi guru
sebaiknya muncul dari dalam diri sendiri, tetapi upaya motivasi dari luar juga
dapat juga memberikan semangat kerja guru,
misalnya dorongan yang diberikan dari kepala sekolah kepada guru.
2)
Etos Kinerja Guru
Guru memiliki etos kerja yang lebih besar untuk berhasil
dalam melaksanakan proses belajar mengajar dibandingkan dengan guru yang tidak ditunjang oleh etos Kinerja.dalam melaksanakan tugasnya guru memiliki etos yang berbeda-beda.
Etos kerja perlu dikembangkan oleh guru,
karena:
a) Pergeseran
waktu yang mengakibatkan segala sesuatu dalam kehidupan manusia berubah dan
berkembang.
b) Kondisi
yang terbuka untuk menerima dan menyalurkan kreativitas.
c) Perubahan
lingkungan terutama bidang teknologi.
3)
Lingkungan Kinerja guru
Lingkungan kerja yang
dapat mendukung guru melaksanakan
tugas secara efektif dan efisien, meliputi:
a) Lingkungan
social-psikologis, yaitu lingkungan serasi dan harmonis antar guru, guru dengan kepala sekolah, dan guru, kepala sekolah, dengan staf TUdapat menunjang berhasilnya Kinerja guru.
b) Lingkungan
fisik, ruang Kinerja guru hendaknya memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut: (1) Ruangan harus bersih, (2) Ada ruangan khusus untuk kerja,
(3) Peralatan dan perabotan tertata baik, (4) Mempunyai penerangan yang baik,
(5) Tersedia meja kerja yang cukup, (6) Sirkulasi udara yang baik, dan (7) Jauh
dari kebisingan.
4)
Tugas dan tanggung jawab guru
a) Tanggung
jawab moral, guru harus memiliki
kemampuan menghayati perilaku dan etika yang sesuai dengan moral Pancasila.
b) Tanggung
jawab dan proses pembelajaran di sekolah, yaitu setiap guru harus menguasai cara pembelajaran yang efektif, mampu membuat
persiapan mengajar dan memahami kurikulum dengan baik.
c) Tanggung
jawab guru di bidang kemasyarakatan,
yaitu turut mensukseskan pembangunan masyarakat, untuk itu guru harus mampu membimbing, mengabdi, dan melayani masyarakat.
d) Tanggung
jawab guru di bidang keilmuan, yaitu
guru turut serta memajukan ilmu
dengan melaksanakan penelitian dan pengembangan.
e. Optimalisasi
kelompok kerja guru
Kinerja guru yang efektif dan efisien akan menghasilkan sumber daya manusia
yang tangguh, yaitu lulusan yang berdaya guna dan berhasil guna sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, Kinerja guru dalam
proses pembelajaran perlu ditingkatkan sebagai upaya mengembangkan kegiatan
yang ada menjadi lebih baik, yang berdasarkan kemampuan bukan kepada asal-usul
keturunan atau warisan, juga menjunjung tinggi kualitas, inisiatif dan
kreativitas, kerja keras dan produktivitas.
Indikator
Kinerja Guru
Jabatan sebagai seorang guru bukan hanya sebagai jabatan fungsional tetapi lebih bersifat
profesional, artinya jabatan yang lebih erat kaitannya dengan keahlian dan
keterampilan yang telah dipersiapkan melalui proses pendidikan dan pelatihan
secara khusus dalam bidangnya. Karena guru
telah dipersiapkan secara khusus untuk berkiprah dalam bidang pendidikan, maka
jabatan fungsional guru bersifat
profesional yang selalu dituntut untuk terus mengembangkan profesinya. A.
Tabrani Rusyan dkk, (2000:11) menyarankan bahwa dalam rangka mengatasi
permasalahan-permasalahan global sekolah perlu menerapkan budaya Kinerja dalam proses pembelajaran
dengan cara sebagai berikut:
a. Meningkatkan
mutu pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan para siswa.
b. Menggalakkan
penggunaan alat dan media pendidikan dalam proses pembelajaran.
c.
Mendorong lahirnya “Sumber Daya Manusia” yang berkualitas melalui proses
pembelajaran yang efektif dan efisien.
d. Menata
pendayagunaan proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran berdaya guna
dan berhasil guna.
e. Membina
peserta didik yang menghargai nilai-nilai unggul dalam proses pembelajaran.
f. Memotivasi
peserta didik, menghargai, dan mengejar kualitas yang tinggi melalui proses
pembelajaran.
g. Meningkatkan
proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan globalisasi.
h. Memberi
perhatian kepada peserta didik yang berbakat.
i. Mengubah
peserta didik untuk berorientasi kepada kekaryaan bukan kepada ijazah.
j. Membudayakan
sikap kritis dan terbuka sebagai syarat tumbuhnya pola pikir siswa yang lebih
demokratis.
k. Membudayakan
nilai-nilai yang mencintai kualitas kepada peserta didik.
l. Membudayakan
sikapn kerja keras, produktif, dan disiplin.
Indikator Kinerja Guru dapat
mengacu pada pendapat Nana Sudjana dkk, (2004:107) tentang kompetensi Kinerja guru, yaitu:
a. Menguasai
bahan yang akan diajarkan.
b. Mengelola
program belajar mengajar.
c. Mengelola
kelas.
d. Menggunakan
media/sumber pelajaran.
e. Menguasai
landasan-landasan kependidikan.
f. Mengelola
interaksi belajar mengajar.
g. Menilai
prestasi siswa.
h. Mengenal
fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan.
i. Mengenal
dan menyelenggarakan administrasi sekolah.
j. Memahami
prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian.
Pemikir, perencana, pengelola. dan pelaksana
proses pembelajaran berada ditangan guru,
maka guru harus sadar diri, sadar
tujuan, dan sadar lingkungan, karena kesadaran merupakan modal dasar sebagai
pengembang budaya Kinerja. Budaya Kinerja guru menurut A. Tabrani Rusyan dkk (2000:13) adalah suatu pola
sikap dan pola perilaku serta perbuatan yang sesuai dengan tata aturan atau
norma yang telah digariskan. Menerapkan budaya Kinerja bagi guru dalam
kegiatan pembelajaran, mampu meningkatkan tugas dan pekerjaan guru dalam bertindak dan berpikir lebih
aktif dan kreatif.
Sumber Bacaan
Alain Mitrani, et al. 1995. Manajemen
Sumber Daya Manusia Berdasarkan Kompetensi.
Jakarta: Pustaka Utama Graffiti,
D.C. Winter McClelland. 1971. Motivation
Economic Achievement. New York: The Free
Press,
N.H. Anderson. 1984. “Performance = Motivation x Ability: An
Integration Theoretical Analysis”, Journal of Personality and Social Psychology
James Walker.
1980. Performance Management. London: Institute of Personel and Development
Tabrani Rusyan dkk. (2000) Upaya
Meningkatkan Budaya Kinerja Guru, Cianjur: CV. Dinamika Karya Cipta
Departemen Agama RI. (2004) Membiasakan
Tradisi Agama, (Jakarta: Dirjen Binbaga Islam
=======================================
Untuk mengukur Kinerja Guru, saat ini sudah ada indikatornya yakni aspek-aspek yang terdapat dalam penilaian Kinerja guru sesuai Permenpan no 16
ReplyDeleteSaya ucapkan terima kasih, karena sangat terbantu dengan tulisan yang Bapak bagikan. Tulisan ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan profesionalisme guru serta dapat pula dijadikan referensi dalam penulisan karya ilmiah guru, terutama dalam penulisan Penelitian Tindakan Kelas. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih, mudah-mudahan artikel tentang pembelajaran ini menjadi sarana amal kebajikan.
ReplyDelete