Bagaimana contoh Startegi Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi di SMP ? Pembelajaran berdiferensiasi adalah proses belajar mengajar dimana peserta didik dapat mempelajari materi pelajaran sesuai dengan kemampuan, apa yang disukai, dan kebutuhannya masing-masing sehingga mereka tidak frustasi dan merasa gagal dalam pengalaman belajarnya. Dalam pembelajaran berdiferensiasi, guru harus memahami dan menyadari bahwa tidak ada hanya satu cara, metode, strategi yang dilakukan dalam mempelajari suatu bahan pelajaran. Guru perlu menyusun bahan pelajaran, kegiatan-kegiatan, tugas-tugas harian baik yang dikerjakan di kelas maupun yang di rumah, dan asesmen akhir sesuai dengan kesiapan peserta didik dalam mempelajari bahan pelajaran tersebut, minat atau hal apa yang disukai peserta didiknya dalam belajar, dan bagaimana cara menyampaikan pelajaran yang sesuai dengan profil belajar peserta didiknya.
Aspek Diferensiasi Peserta
didik
Setiap
manusia diciptakan unik dan khusus, tidak ada satu orangpun yang sama persis
walaupun mereka kembar tetapi pasti ada perbedaan di antara mereka. Demikian
juga halnya dengan peserta didik di kelas. Ketika mereka masuk dalam sekolah
pastinya mereka bukanlah selembar kertas putih yang kosong. Di dalam diri
setiap anak ada karakteristik dan potensi yang berbeda satu sama lainnya yang
harus diperhatikan oleh guru. Tomlinson (2013) menjelaskan Diferensiasi Peserta
didik dipandang dari 3 aspek yang berbeda, yaitu:
1. Kesiapan
Pengertian
kesiapan di sini adalah sejauhmana kemampuan pengetahuan dan keterampilan
peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Guru perlu bertanya, apa yang
dibutuhkan oleh peserta didiknya sehingga mereka dapat berhasil dalam pelajarannya.
Kesiapan peserta didik harus berhubungan erat dengan cara pikir guru-guru yaitu
bahwa setiap peserta didik memiliki potensi untuk bertumbuh baik secara fisik,
mental dan kemampuan intelektualnya. Kemudian, guru dapat menanyakan kepada
peserta didiknya apa yang mereka minati
2. Minat
Minat
memiliki peranan yang besar untuk menjadi motivator dalam belajar. Guru dapat
menanyakan kepada peserta didik apa yang mereka minati, hobby, atau pelajaran
yang disukai oleh peserta didik. Tentu saja peserta didik akan mempelajari dengan
tekun hal-hal yang menarik minat mereka masing-masing.
3. Profil Belajar
Profil
belajar peserta didik mengacu pada pendekatan atau bagaimana cara yang paling
disenangi peserta didik agar mereka dapat memahami pelajaran dengan baik. Ada
peserta didik yang senang belajar dalam kelompok besar, ada yang senang berpasangan
atau kelompok kecil atau ada juga yang senang belajar sendiri. Di samping itu
panca indra juga memainkan peranan penting dalam belajar peserta didik. Ada
peserta didik yang dapat belajar lewat pendengaran saja (auditory), ada yang
harus melihat gambar-gambar atau ada yang cukup melihat tulisan-tulisan saja. Namun
ada pula peserta didik yang memahami pelajaran dengan cara bergerak baik
menggerakan hanya sebagian atau seluruh tubuhnya (kinestetik). Ada juga peserta
didik yang hanya dapat mengerti jika ia memegang atau menyentuh benda-benda yang
menjadi materi pelajaran atau yang berhubungan dengan pelajaran yang sedang
dipelajarinya.
Contoh penerapan strategi
pembelajaran sesuai dengan Kesiapan, Minat dan Profil Belajar murid (peserta
didik) pada jenjang SMP antara lain sebagai berikut.
1) Startegi pembelajaran sesuai dengan Kesiapan
Peserta Didik, antara lain:
·
Diskusi kelas dengan pertanyaan yangg berbeda
level kesulitannya
·
Tutor sebaya menjelaskan teman yang
kesulitan.
·
Tugas dengan menggunakan RAFT (Role Audience
Format Topic) yang berbeda level kesulitannya
·
Think – Pair – Share
·
Dadu berpikir yang level kesulitan tugasnya berbeda
·
Kontrak Belajar untuk kegiatan berdasarkan kesiapan
peserta didik.
·
Papan Pilihan dengan kegiatan yang berbeda kesulitannya
2) Startegi pembelajaran sesuai dengan Minat
Peserta Didik, antara lain:
·
Diskusi kelas dengan pertanyaan yang berbeda
sesuai minat peserta didik.
·
Tutor sebaya yang memiliki minat yang sama.
·
Tugas menggunakan RAFT yang berbeda topiknya
sesuai minat peserta didik.
·
Jigsaw (expert group berdasarkan minat)
·
Dadu berpikir yg berbeda pertanyaannya sesuai
dengan minat peserta didik
·
Kontrak belajar kegiatan berdasarkan minat
peserta didik.
·
Belajar mandiri sesuai dengan minat peserta didik
3) Startegi pembelajaran sesuai dengan Profil
Belajar Peserta Didik, antara lain:
·
Diskusi kelas dengan chatting di media
online, podcast, talk show.
·
Tutor sebaya di kelompok besar (kelas),
kecil, individu, lewat video, gambar, lagu).
·
RAFT yang dimainkan dalam Role play (bermain drama)
·
Pameran berjalan (gallery walk)
·
Dadu berpikir yang berbeda tugasnya berdasarkan
auditori, visual, atau kinestetik.
·
Kontrak belajar sesuai dng gaya belajar
auditori, visual, atau kinestetik
·
Asesmen dng berbagai gaya belajar
Elemen yang Berdiferensiasi
Dalam pembelajaran
berdiferensiasi 4 aspek yang ada dalam kendali atau kontrol guru adalah Konten,
Proses, Produk, dan Lingkungan serta Iklim Belajar di kelas. Guru dapat
menentukan bagaimana ke - 4 aspek ini akan dilaksanakan di dalam pembelajaran
di kelas. Guru mempunyai kesempatan dan kemampuan untuk mengubah konten, proses,
produk, dan lingkungan dan iklim belajar di kelasnya masing-masing sesuai
dengan profil peserta didik-siswi yang ada di kelasnya.
1. Konten
Yang
dimaksud dengan konten adalah apa yang akan diajarkan oleh guru di kelas atau
apa yang akan dipelajari oleh peserta didik di kelas. Dalam pembelajaran
berdiferensiasi ada 2 cara membuat konten pelajaran berbeda, yaitu
a.
Menyesuaikan apa yang akan diajarkan oleh guru atau apa yang akan dipelajari
oleh peserta didik berdasarkan tingkat kesiapan dan minat peserta didik
b.
Menyesuaikan bagaimana konten yang akan diajarkan atau dipelajari itu akan
disampaikan oleh guru atau diperoleh oleh peserta didik berdasarkan profil
belajar yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik.
Strategi
yang dapat dilakukan oleh guru untuk dapat mendiferensiasi konten yang akan
dipelajari oleh peserta didik adalah:
a.
Menggunakan materi yang bervariasi
b.
Menggunakan Kontrak Belajar
c.
Menyediakan pembelajaran mini
d.
Menyajikan materi dengan berbagai moda pembelajaran
e.
Menyediakan berbagai sistem yang mendukung
2. Proses
Yang
dimaksud dalam proses pada bagian ini adalah kegiatan yang dilakukan peserta
didik di kelas. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang bermakna bagi
peserta didik sebagai pengalaman belajarnya di kelas, bukan kegiatan yang tidak
berkorelasi dengan apa yang sedang dipelajarinya. Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh peserta didik ini tidak diberi penilaian kuantitatif berupa
angka, melainkan penilaian kualitatif yaitu berupa catatan-catatan umpan balik
mengenai sikap, pengetahuan dan keterampilan apa yang masih kurang dan perlu diperbaiki/ditingkatkan
oleh peserta didik. Kegiatan yang dilakukan harus memenuhi kriteria sebagai kegiatan
yang:
a.
baik, yaitu kegiatan yang menggunakan keterampilan informasi yang dimiliki
peserta didik.
b.
berbeda dalam hal tingkat kesulitan dan cara pencapaiannya. Kegiatan-kegiatan
yang bermakna yang dilakukan oleh peserta didik di dalam kelas harus dibedakan
juga berdasarkan kesiapan, minat, dan juga profil belajar peserta didik.
3. Produk
Biasanya
produk ini merupakan hasil akhir dari pembelajaran untuk menunjukkan kemampuan
pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman peserta didik setelah menyelesaikan
satu unit pelajaran atau bahkan setelah membahas materi pelajaran selama 1
semester. Produk sifatnya sumatif dan perlu diberi nilai. Produk lebih
membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikannya dan melibatkan pemahaman
yang lebih luas dan mendalam dari peserta didik. Oleh karenanya seringkali
produk tidak dapat diselesaikan dalam kelas saja, tetapi juga di luar kelas. Produk
dapat dikerjakan secara individu maupun berkelompok. Jika produk dikerjakan
secara berkelompok, maka harus dibuat sistem penilaian yang adil berdasarkan
kontribusi masing-masing anggota kelompoknya dalam mengerjakan produk
tersebut. Berbeda dengan performance task/assessments yang walaupun merupakan
penilaian sumatif karena mencakup satu unit pelajaran atau satu bab, satu tema,
dan perlu dinilai juga, biasanya asemen ini diselesaikan di kelas dan waktu
mengerjakannya juga tidak selama produk.
Guru
merancang produk apa yang akan dikerjakan oleh peserta didik sesuai dengan
pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan yang harus ditunjukkan oleh mereka.
Guru juga perlu menentukan kriteria penilaian dalam rubrik sehingga peserta
didik tahu apa yang akan dinilai dan bagaimana kualitas yang diharapkan dari
setiap aspek yang harus dipenuhi mereka. Guru juga perlu menjelaskan bagaimana
peserta didik dapat mempresentasikan produknya sehingga peserta didik lain juga
dapat melihat produk yang dibuat. Produk yang akan dikerjakan oleh peserta
didik tentu saja harus berdiferensiasi sesuai dengan kesiapan, minat, dan
profil belajar peserta didik.
4. Lingkungan belajar
Lingkungan
belajar yang dimaksud meliputi susunan kelas secara personal, sosial, dan
fisik. Lingkungan belajar juga harus disesuaikan dengan kesiapan peserta didik
dalam belajar, minat mereka, dan profil belajar mereka agar mereka memiliki
motivasi yang tinggi dalam belajar. Misalnya guru dapat menyiapkan beberapa
susunan tempat duduk peserta didik yang ditempelkan di papan pengumuman kelas
sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan gaya belajar mereka. Jadi peserta
didik dapat duduk di kelompok besar atau kecil yang berbeda-beda, dapat juga
bekerja secara individual, maupun berpasang-pasangan. Pengelompokkan juga dapat
dibuat berdasarkan minat peserta didik yang sejenis, maupun tingkat kesiapan
yang berbeda-beda maupun yang sama tergantung tujuan pembelajarannya. Pada
dasarnya, guru perlu menciptakan suasana dan lingkungan belajar yang
menyenangkan bagi peserta didik sehingga merasa aman, nyaman, dan tenang dalam
belajar karena kebutuhan mereka terpenuhi.
Jadi, pembelajaran berdiferensiasi
berbeda dengan pembelajaran individual seperti yang dipakai untuk mengajar anak-anak
berkebutuhan khusus. Dalam pembelajaran berdiferensiasi guru tidak menghadapi
peserta didik secara khusus satu persatu agar ia mengerti apa yang diajarkan. Peserta
didik dapat berada di kelompok besar, kecil atau secara mandiri dalam
belajar.
Demikian uraian singkat
tentang Contoh Startegi Penerapan Pembelajaran
Berdiferensiasi di SMP sebagai bahan kegiatan In House Training Program
Sekolah Penggerak angkatan 2. Semoga ada manfaatnya.