A. MODEL PEMBELAJARAN
Apa Pengertian Model Pembelajaran dan Bagaimana Contoh Model Pembelajaran yang Inovatif. Pembelajaran
merupakan suatu istilah yang memiliki keterkaitan yang sangat erat dan tidak
dapat dipisahkan satu sama lain dalam proses pendidikan. Pembelajaran
seharusnya merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan suasana atau
memberikan pelayanan agar siswa belajar.
Untuk itu, harus dipahami bagaimana
siswa memperoleh pengetahuan dari kegiatan belajarnya. Jika guru dapat memahami
proses pemerolehan pengetahuan, maka guru akan dapat menentukan strategi
pembelajaran yang tepat bagi siswanya. Menurut Sudjana (2000) dalam
Sugihartono, dkk (2007: 80) pembelajaran merupakan setiap upaya yang dilakukan
dengan sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta didik melakukan
kegiatan belajar. Sedangkan Nasution (2005) dalam Sugihartono, dkk (2007: 80)
mendefinisikan pembelajaran sebagai suatu aktifitas mengorganisasi atau
mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak didik
sehingga terjadi proses belajar. Lingkungan dalam pengertian ini tidak hanya
ruang belajar, tetapi juga meliputi guru, alat peraga, perpustakaan,
laboratorium, dan sebagainya yang relevan dengan kegiatan belajar siswa.
MODEL PEMBELAJARAN |
Sedangkan
menurut Dimyati dan Mudjiono dalam Syaiful Sagala (2006: 62) pembelajaran
adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional, untuk membuat
siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan 10 sumber belajar.
Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan
kreatifitas berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa, serta
dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya
meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran.
Pengertian Model Pembelajaran
Pengertian Model Pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Model pembelajaran mengacu
pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya
tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan
pembelajaran, dan pengelolaan kelas (Arends dalam Trianto, 2010: 51). Sedangkan
menurut Joyce & Weil (1971) dalam Mulyani Sumantri, dkk (1999: 42) model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu, dan memiliki fungsi sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktifitas
belajar mengajar. Berdasarkan dua pendapat di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu dan berfungsi sebagi pedoman bagi perancang pembelajaran
dan para guru dalam merancang dan melaksanakan proses belajar mengajar.
Menurut
Trianto (2010: 53) fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi perancang
pengajar dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran. Untuk memilih model ini
sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan diajarkan, dan juga
dipengaruhi oleh tujuan yang akan dicapai dalam pengajaran tersebut serta
tingkat kemampuan peserta didik. Di samping itu pula, setiap model pembelajaran
juga mempunyai tahap-tahap (sintaks) yang dapat dilakukan siswa dengan
bimbingan guru. Antara sintaks yang satu dengan sintaks yang lain juga
mempunyai perbedaan. Perbedaan-perbedaan ini, diantaranya pembukaan dan
penutupan pembelajaran yang berbeda antara satu dengan yang lain. Oleh karena
itu, guru perlu menguasai dan dapat menerapkan berbagai keterampilan mengajar,
agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang beraneka ragam dan lingkungan
belajar yang menjadi ciri sekolah pada dewasa ini. Menurut Kardi dan Nur dalam
Trianto (2011: 142) istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas
daripada strategi, metode, atau prosedur.
Model
pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi,
metode, atau prosedur. Ciri-ciri khusus model pembelajaran adalah:
1.
Rasional teoretis logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya.
Model pembelajaran mempunyai teori berfikir yang masuk akal. Maksudnya para
pencipta atau pengembang membuat teori dengan mempertimbangkan teorinya dengan
kenyataan sebenarnya serta tidak secara fiktif dalam menciptakan dan
mengembangankannya.
2.
Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran
yang akan dicapai). Model pembelajaran mempunyai tujuan yang jelas tentang apa
yang akan dicapai, termasuk di dalamnya apa dan bagaimana siswa belajar dengan
baik serta cara memecahkan suatu masalah pembelajaran.
3.
Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan
dengan berhasil. Model pembelajaran mempunyai tingkah laku mengajar yang
diperlukan sehingga apa yang menjadi cita-cita mengajar selama ini dapat
berhasil dalam pelaksanaannya.
4.
Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.
Model pembelajaran mempunyai lingkungan belajar yang kondusif serta nyaman,
sehingga suasana belajar dapat menjadi salah satu aspek penunjang apa yang
selama ini menjadi tujuan pembelajaran.
Pada
Akhirnya setiap model pembelajaran memerlukan sistem pengelolaan dan lingkungan
belajar yang berbeda. Setiap pendekatan memberikan peran yang berbeda kepada
siswa, pada ruang fisik, dan pada sistem sosial kelas. Sifat materi dari sistem
syaraf banyak konsep dan informasi-informasi dari teks buku bacaan, materi ajar
siswa, di samping itu banyak kegiatan pengamatan gambar-gambar. Tujuan yang
akan dicapai meliputi aspek kognitif (produk dan proses) dari kegiatan
pemahaman bacaan dan lembar kegiatan siswa (Trianto, 2010: 55).
Beberapa
Model Pembelajaran
Berikut ini contoh model Pembelajaran
1.
Examples Non Examples
a) Guru
mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
b) Guru
menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP
c) Guru memberi
petunjuk dan memberi kesempatan pada peserta didik untuk
memperhatikan/menganalisa gambar
d) Melalui
diskusi kelompok 2-3 orang peserta didik, hasil diskusi dari analisa gambar
tersebut dicatat pada kertas
e) Tiap kelompok
diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
f) Mulai dari
komentar/hasil diskusi peserta didik, guru mulai menjelaskan materi sesuai
tujuan yang ingin dicapai
g) Kesimpulan
2.
Picture And Picture
a)
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin
dicapai
b)
Menyajikan materi sebagai pengantar
c)
Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar
kegiatan berkaitan dengan materi
d)
Guru menunjuk/memanggil peserta didik secara
bergantian memasang/ mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
e)
Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan
gambar tersebut
f)
Dari alasan/urutan gambar tersebut guru
memulai menamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
g)
Kesimpulan/rangkuman
3. Numbered Heads Together
a) Peserta didik
dibagi dalam kelompok, setiap peserta didik dalam setiap kelompok mendapat
nomor
b) Guru
memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
c)
Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan
memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya
d) Guru
memanggil salah satu nomor peserta didik dengan nomor yang dipanggil melaporkan
hasil kerjasama mereka
e) Tanggapan
dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain
f)
Kesimpulan
4.
Cooperative Script
a)
Guru membagi peserta didik untuk berpasangan
b)
Guru membagikan wacana/materi tiap peserta
didik untuk dibaca dan membuat ringkasan
c)
Guru dan peserta didik menetapkan siapa yang
pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
d)
Pembicara membacakan ringkasannya selengkap
mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara
pendengar :
e)
Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok
yang kurang lengkap
f)
Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok
dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya
g)
Bertukar peran, semula sebagai pembicara
ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas.
h)
Kesimpulan Peserta didik bersama-sama dengan
Guru
i)
Penutup
5.
Kepala Bernomor Struktur
a)
Peserta didik dibagi dalam kelompok, setiap
peserta didik dalam setiap kelompok mendapat nomor
b)
Penugasan diberikan kepada setiap peserta
didik berdasarkan nomor terhadap tugas yang berangkai. Misalnya : peserta didik
nomor satu bertugas mencatat soal. Peserta didik nomor dua mengerjakan soal dan
peserta didik nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya.
c)
Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama
antar kelompok. Peserta didik disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung
bersama beberapa peserta didik bernomor sama dari kelompok lain. Dalam
kesempatan ini peserta didik dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau
mencocokkan hasil kerja sama mereka
d)
Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok
yang lain
e)
Kesimpulan
6.
Student Teams-Achievement Divisions
a)
Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang
secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll)
b)
Guru menyajikan pelajaran
c)
Guru memberi tugas kepada kelompok untuk
dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti dapat
menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu
mengerti.
d)
Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh
peserta didik. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu
e)
Memberi evaluasi
f)
Kesimpulan
a)
Peserta didik dikelompokkan ke dalam = 4
anggota tim
b)
Tiap orang dalam tim diberi bagian materi
yang berbeda
c)
Tiap orang dalam tim diberi bagian materi
yang ditugaskan
d)
Anggota dari tim yang berbeda yang telah
mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok
ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka
e)
Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap
anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka
tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan
sungguh- sungguh
f)
Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
g)
Guru memberi evaluasi
h)
Penutup
8.
Problem Based Introduction
a)
Guru menjelaskan kompetensi yang ingin
dicapai dan menyebutkan sarana atau alat pendukung yang dibutuhkan. Memotivasi
peserta didik untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
b)
Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut
(menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
c)
Guru mendorong peserta didik untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
d)
Guru membantu peserta didik dalam
merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka
berbagi tugas dengan temannya
e)
Guru membantu peserta didik untuk melakukan
refleksi atau evaluasi terhadap eksperimen mereka dan proses-proses yang mereka
gunakan
9.
Artikulasi
a)
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin
dicapai
b)
Guru menyajikan materi sebagaimana biasa
c)
Untuk mengetahui daya serap peserta didik,
bentuklah kelompok berpasangan dua orang
d)
Menugaskan salah satu peserta didik dari
pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya
mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu
juga kelompok lainnya
e)
Menugaskan peserta didik secara bergiliran/diacak
menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian
peserta didik sudah menyampaikan hasil wawancaranya
f)
Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi
yang sekiranya belum dipahami peserta didik
g)
Kesimpulan/penutup
a)
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin
dicapai
b)
Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang
akan ditanggapi olehcpeserta didik dan sebaiknya permasalahan yang mempunyai
alternatif jawaban 3. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang
c)
Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat
alternatif jawaban hasilcdiskusi
d)
Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu)
membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai
kebutuhan guru
e)
Dari data-data di papan peserta didik diminta
membuat kesimpulan atau guru memberi perbandingan sesuai konsep yang disediakan
guru
11.
Make – A Match
a)
Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi
beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian
kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
b)
Setiap peserta didik mendapat satu buah kartu
c)
Tiap peserta didik memikirkan jawaban/soal
dari kartu yang dipegang
d)
Setiap peserta didik mencari pasangan yang
mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban)
e)
Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya
sebelum batas waktu diberi poin
f)
Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar
tiap peserta didik mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
g)
Demikian seterusnya
h)
Kesimpulan/penutup
12.
Thik Pair And Share
a)
Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi
yang ingin dicapai
b)
Peserta didik diminta untuk berfikir tentang
materi/permasalahan yang disampaikan guru
c)
Peserta didik diminta berpasangan dengan
teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran
masing-masing
d)
Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap
kelompok mengemukakan hasil diskusinya
e)
Berawal dari kegiatan tersebut, Guru
mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum
diungkapkan para peserta didik
f)
Guru memberi kesimpulan
g)
Penutup
13.
Debate
a)
Guru membagi 2 kelompok peserta debat yang
satu pro dan yang lainnya kontra
b)
Guru memberikan tugas untuk membaca materi
yang akan didebatkan oleh kedua kelompok diatas
c)
Setelah selesai membaca materi, Guru menunjuk
salah satu anggota kelompok pro untuk berbicara saat itu, kemudian ditanggapi
oleh kelompok kontra. Demikian seterusnya sampai sebagian besar peserta didik
bisa mengemukakan pendapatnya.
d)
Sementara peserta didik menyampaikan
gagasannya, guru menulis inti/ide-ide dari setiap pembicaraan sampai
mendapatkan sejumlah ide diharapkan.
e)
Guru menambahkan konsep/ide yang belum
terungkap
f)
Dari data-data yang diungkapkan tersebut,
guru mengajak peserta didik membuat kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada
topik yang ingin dicapai.
14.
Role Playing
a)
Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan
ditampilkan
b)
Menunjuk beberapa peserta didik untuk
mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari sebelum KBM
c)
Guru membentuk kelompok peserta didik yang
anggotanya 5 orang
d)
Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang
ingin dicapai
e)
Memanggil para peserta didik yang sudah
ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan
f)
Masing-masing peserta didik berada di
kelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan
g)
Setelah selesai ditampilkan, masing-masing
peserta didik diberikan lembar kerja untuk membahas penampilan masing-masing
kelompok.
h)
Masing-masing kelompok menyampaikan hasil
kesimpulannya
i)
Guru memberikan kesimpulan secara umum
j)
Evaluasi
k)
Penutup
a)
Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok
heterogen
b)
Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan
tugas kelompok
c)
Guru memanggil ketua kelompok dan setiap
kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain
d)
Masing-masing kelompok membahas materi yang
sudah ada secara kooperatif yang bersifat penemuan
e)
Setelah selesai diskusi, juru bicara kelompok
menyampaikan hasil pembahasan kelompok
f)
Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus
memberi kesimpulan
g)
Evaluasi
h)
Penutup
16.
Talking Stick
a)
Guru menyiapkan sebuah tongkat
b)
Guru menyampaikan materi pokok yang akan
dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membaca
dan mempelajari materi.
c)
Setelah selesai membaca materi/buku pelajaran
dan mempelajarinya, peserta didik menutup bukunya.
d)
Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada
peserta didik, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan peserta didik yang
memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai
sebagian besar peserta didik mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan
dari guru
e)
Guru memberikan kesimpulan
f)
Evaluasi
g)
Penutup
17.
Bertukar Pasangan
a)
Setiap peserta didik mendapat satu pasangan
(guru bisa menunjuk pasangannya atau peserta didik memilih sendiri
pasangannya).
b)
Guru memberikan tugas dan peserta didik
mengerjakan tugas dengan pasangannya.
c)
Setelah selesai setiap pasangan bergabung
dengan satu pasangan yang lain.
d)
Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan,
kemudian pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mencari kepastian jawaban
mereka.
e)
Temuan baru yang didapat dari pertukaran
pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula.
18.
Snowball Throwing
a)
Guru menyampaikan materi yang akan disajikan
b)
Guru membentuk kelompok-kelompok dan
memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang
materi
c)
Masing-masing ketua kelompok kembali ke
kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh
guru kepada temannya
d)
Kemudian masing-masing peserta didik
diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja
yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok
e)
Kemudian kertas yang berisi pertanyaan
tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu peserta didik ke peserta
didik yang lain selama ± 15 menit
f)
Setelah peserta didik dapat satu bola/satu
pertanyaan diberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan
yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian
g)
Evaluasi
h)
Penutup
19.
Student Facilitator And Explaining:
a)
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin
dicapai
b)
Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
c)
Memberikan kesempatan peserta didik untuk
menjelaskan kepada peserta didik lainnya misalnya melalui bagan/peta konsep.
d)
Guru menyimpulkan ide/pendapat dari peserta
didik.
e)
Guru menerangkan semua materi yang disajikan
saat itu.
f)
Penutup
20.
Course Review Horay
a)
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin
dicapai
b)
Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
c)
Memberikan kesempatan peserta didik tanya
jawab
d)
Untuk menguji pemahaman, peserta didik
disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka
sesuai dengan selera masing-masing peserta didik
e)
Guru membaca soal secara acak dan peserta
didik menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung
didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar (√) dan salan diisi tanda silang (x)
f)
Peserta didik yang sudah mendapat tanda √
vertikal atau horisontal, atau diagonal harus berteriak horay ... atau yel-yel
lainnya
g)
Nilai peserta didik dihitung dari jawaban
benar jumlah horay yang diperoleh
h)
Penutup
21.
Demontsration
a)
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin
dicapai
b)
Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang
akan disampaikan
c)
Menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan
d)
Menunjuk salah seorang peserta didik untuk
mendemontrasikan sesuai skenario yang telah disiapkan.
e)
Seluruh peserta didik memperhatikan
demontrasi dan menganalisanya.
f)
Tiap peserta didik mengemukakan hasil
analisanya dan juga pengalaman peserta didik didemontrasikan.
g)
Gurumembuatkesimpulan.
22.
Explicit Instruction
a)
Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta
didik
b)
Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan
c)
Membimbing pelatihan
d)
Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
e)
Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan
23.
Cooperative Integrated Reading And Composition Kooperatif Terpadu
a)
Membaca Dan Menulis
b)
Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang
yang secara heterogen
c)
Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan
topik pembelajaran
d)
Peserta didik bekerja sama saling membacakan
dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan
ditulis pada lembar kertas
e)
Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok
f)
Guru membuat kesimpulan bersama
g)
Penutup
24.
Inside-Outside-Circle (Lingkaran Kecil-Lingkaran Besar)
a)
Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran
kecil dan menghadap keluar
b)
Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di
luar lingkaran pertama, menghadap ke dalam
c)
Dua peserta didik yang berpasangan dari
lingkaran kecil dan besar berbagi informasi. Pertukaran informasi ini bisa
dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan
d)
Kemudian peserta didik berada di lingkaran kecil
diam di tempat, sementara peserta didik yang berada di lingkaran besar bergeser
satu atau dua langkah searah jarum jam.
e)
Sekarang giliran peserta didik berada di
lingkaran besar yang membagi informasi. Demikian seterusnya
25.
Tebak Kata
a)
Buat kartu ukuran
10X10 cm dan isilah ciri-ciri atau kata-kata lainnya yang mengarah pada jawaban
(istilah) pada kartu yang ingin ditebak.
b)
Buat kartu ukuran 5X2 cm untuk menulis
kata-kata atau istilah yang mau ditebak (kartu ini nanti dilipat dan ditempel
pada dahi ataudiselipkan ditelinga
c)
Guru menjelaskan kompetensi yang ingin
dicapai atau materi ± 45 menit.
d)
Guru menyuruh peserta didik berdiri
berpasangan didepan kelas
e)
Seorang peserta didik diberi kartu yang
berukuran 10x10 cm yang nanti dibacakan pada pasangannya. Seorang peserta didik
yang lainnya diberi kartu yang berukuran 5x2 cm yang isinya tidak boleh dibaca
(dilipat) kemudian ditempelkan di dahi atau diselipkan ditelinga.
f)
Sementara peserta didik membawa kartu 10x10
cm membacakan kata- kata yang tertulis didalamnya sementara pasangannya menebak
apa yang dimaksud dalam kartu 10x10 cm. jawaban tepat bila sesuai dengan isi
kartu yang ditempelkan di dahi atau telinga.
g)
Apabila jawabannya tepat (sesuai yang
tertulis di kartu) maka pasangan itu boleh duduk. Bila belum tepat pada waktu
yang telah ditetapkan boleh mengarahkan dengan kata-kata lain asal jangan
langsung memberi jawabannya.
h)
Dan seterusnya
26.
Word Square
a)
Buat kotak sesuai keperluan * Buat soal
sesuai TPK
b)
Guru menyampaikan materi sesuai kompetensi
yang ingin dicapai.
c)
Guru membagikan lembaran kegiatan sesuai
contoh
d)
Peserta didik menjawab soal kemudian
mengarsir huruf dalam kotak sesuai jawaban
e)
Berikan poin setiap jawaban dalam kotak
27.
Scramble
a)
Buatlah pertanyaan
yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
b)
Buat jawaban yang diacak hurufnya
c)
Guru menyajikan materi sesuai kompetensi yang
ingin dicapai
d)
Membagikan lembar kerja sesuai contoh
28.
Take And Give
a)
Buat kartu ukuran ± 10x15 cm sejumlah peserta
tiap kartu berisi sub materi (yang berbeda dengan kartu yang lainnya, materi
sesuai dengan TPK
b)
Siapkan kelas sebagaimana mestinya
c)
Jelaskan materi sesuai kompetensi yang ingin
dicapai
d)
Untuk memantapkan penguasaan peserta tiap
peserta didik diberi masing- masing satu kartu untuk dipelajari (dihapal) lebih
kurang 5 menit
e)
Semua peserta didik disuruh berdiri dan
mencari pasangan untuk saling menginformasi. Tiap peserta didik harus mencatat
nama pasangannya pada kartu contoh.
f)
Demikian seterusnya sampai tiap peserta dapat
saling memberi dan menerima materi masing-masing (take and give).
g)
Untuk mengevaluasi keberhasilan berikan
berikan peserta didik pertanyaan yang tak sesuai dengan kartunya (kartu orang
lain).
h)
Strategi ini dapat dimodifikasi sesuai
keadaan
i)
Kesimpulan
29.
Concept Sentence
a)
Guru menyampaikan kompentensi yang ingin
dicapai
b)
Guru menyajikan materi secukupnya
c)
Guru membentuk kelompok yang anggotanya ± 4
orang secara heterogen
d)
Guru menyajikan beberapa kata kunci sesuai
materi yang disajikan
e)
Tiap kelompok disuruh membuat beberapa
kalimat dengan menggunakan minimal 4 kata kunci setiap kalimat
30.
Complete Sentence
a)
Siapkan blangko isian berupa paragraf yang
kalimatnya belum lengkap
b)
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin
dicapai
c)
Guru menyampaikan materi secukupnya atau
peserta didik disuruh membacakan buku atau modul dengan waktu secukupnya
d)
Guru membentuk kelompok 2 atau 3 orang secara
heterogen
e)
Guru membagikan lembar kerja berupa paragraf
yang kalimatnya belum lengkap (lihat contoh).
f)
Peserta didik berdiskusi untuk melengkapi
kalimat dengan kunci jawaban yang tersedia.
g)
Peserta didik berdiskusi secara berkelompok
h)
Setelah jawaban didiskusikan, jawaban yang
salah diperbaiki. Tiap peserta membaca sampai mengerti atau hapal
i)
Kesimpulan
31.
Time Token Arends 1998
a)
Kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi (cooperative
learning / CL)
b)
Tiap peserta didik diberi kupon berbicara
dengan waktu ± 30 detik. Tiap peserta didik diberi sejumlah nilai sesuai waktu
yang digunakan.
c)
Bila telah selesai bicara kopon yang dipegang
peserta didik diserahkan. Setiap bebicara satu kupon.
d)
Peserta didik yang telah habis kuponnya tak boleh
32.
Pair Check
a)
Bekerja berpasangan,
Guru membentuk tim berpasangan berjumlah 2 (dua) peserta didik. Setiap pasangan
Mengerjakan soal yang pas sebab semua itu akan membantu melatih
b)
Pelatih mengecek. Apabila patner benar
pelatih memberi kupon
c)
Bertukar peran. Seluruh patner bertukar peran dan mengurangi langkah 1 – 3
d)
Pasangan
mengecek, Seluruh pasangan tim kembali bersama dan membandingkan jawaban
e)
Penegasan
guru. Guru mengarahkan jawaban /ide sesuai konsep
33.
Keliling Kelompok
a)
Salah satu
peserta didik dalam masing-masing kelompok menilai dengan memberikan pandangan
dan pemikirannya mengenai tugas yang sedang mereka kerjakan
b)
Peserta
didik berikutnya juga ikut memberikan kontribusinya
c)
Demikian
seterusnya giliran bicara bisa
34.
Tari Bambu
a)
Separuh
kelas atau seperempat jika jumlah peserta didik terlalu banyak berdiri berjajar
. Jika ada cukup ruang mereka bisa berjajar di depan kelas. Kemungkinan lain
adalah peserta didik berjajar di sela-sela deretan bangku. Cara yang kedua ini
akan memudahkan pembentukan kelompok karena diperlukan waktu relatif singkat.
b)
Separuh
kelas lainnya berjajar dan menghadap jajaran yang pertama
c)
Dua
peserta didik yang berpasangan dari kedua jajaran berbagi sinformasi.
d)
Kemudian
satu atau dua peserta didik yang berdiri di ujung salah satu jajaran pindah ke
ujung lainnya di jajarannya. Jajaran ini kemudian bergeser. Dengan cara ini
masing-masing peserta didik mendapat pasangan yang baru untuk berbagi.
Pergeseran bisa dilakukan terus sesuai dengan kebutuhan
35.
Dua tinggal dua tamu (two stay two stray)
a)
Peserta
didik bekerja sama dalam kelompok yang berjumlah 4 (empat) orang
b)
Setelah
selesai, dua orang dari masing-masing menjadi tamu kedua kelompok yang lain
c)
Dua orang
yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi ke
tamu mereka
d)
Tamu mohon
diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari
kelompok lain
e)
Kelompok
mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka
B.
MODEL PENGELOLAAN PEMBELAJARAN
Pengertian
Pengelolaan Pembelajaran
Peningkatan
mutu pendidikan akan tercapai apabila proses belajar mengajar yang
diselenggarakan efektif dan berguna untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.
Karena pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan inti dari proses
pendidikan secara keseluruhan, dan guru merupakan salah satu faktor yang
penting dalam menentukan berhasilnya proses pembelajaran. Oleh karena itu
pendidik dan khususnya Kepala Sekolah dituntut untuk meningkatkan peran dan
kompetensinya, dalam mengorgainasi atau mengelola pembelajaran dengan
menciptakan lingkungan belajar yang efektif, efisien dan menyenangkan agar
hasil belajar peserta didik berada pada tingkat yang optimal.
Dalam
kegiatan pembelajaran, seoran pendidik dapat memainkan berbagai peran pengelola
pembelajaran sebagai demonstrator, pengelola kelas, mediator dan
fasilitator/mentor dan sebagai evaluator. Sebagai tenaga profesional, seorang
pendidik dituntut mampu mengelola kelas yaitu menciptakan dan mempertahankan
kondisi belajar yang optimal bagi tercapainya tujuan pengajaran.
Pengelolaan
pembelajaran dapat diartikan sebagai upaya untuk mempertahankan ketertiban
kelas, tetapi ngengertian pengelolaan pembelajaran ini telah mengalamai
perkembangan dan diartikan proses seleksi dan menggunakan alat-alat yang tepat
terhadap problem dan situasi pengelolaan pembelajaran. Pengelolaan pembelajaran
adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar
dengan maksud agar dicapai kondisi yang optimal sehingga dapat terlaksana
kegiatan belajar mengajar seperti yang diharapkan (Arikunto, 1986: 143).
Fungsi
pengelolaan pembelajaran sangat mendasar sekali karena kegiatan pendidik dalam
mengelola pembelajaran meliputi kegiatan mengelola tingkah laku peserta didik
dalam kelas, menciptakan iklim sosio emosional dan mengelola proses kegiatan
kelompok, sehingga keberhasilan pendidik dalam menciptakan kondisi yang
memungkinkan proses belajar mengajar berlangsung secara efektif.
Menurut
berbagai sumber belajar tujuan pengelolaan pembelajaran adalah sebagai berikut:
1)
Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik
sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan
peserta didik untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
2)
Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat
menghalangi terwujudnya interaksi belajar mengajar.
3)
Menyediakan dan mengatur fasilitas serta
perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan peserta didik belajar sesuai
dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual peserta didik dalam kelas.
4)
Membina dan membimbing sesuai dengan latar
belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat individunya.
5)
Menciptakan suasana sosial yang memberikan
kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional, dan sikap
serta apresiasi pada peserta didik.
6)
Memfasilitasi setiap anak di kelas dapat
bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif
dan efisien
Prinsip-Prinsip
Pengelolaan pembelajaran
Secara
umum faktor yang mempengaruhi pengelolaan pembelajaran dibagi menjadi dua
golongan yaitu, faktor internal dan faktor eksternal peserta didik. Faktor
internal peserta didik berhubungan dengan masalah emosi, pikiran, dan perilaku.
Kepribadian peserta didik denga ciri-ciri khasnya masing-masing menyebabkan
peserta didik berbeda dari peserta didik lainnya sacara individual. Perbedaan
sacara individual ini dilihat dari segi aspek yaitu perbedaan biologis,
intelektual, dan psikologis.
Faktor
eksternal peserta didik terkait dengan masalah suasana lingkungan belajar,
penempatan peserta didik, pengelompokan peserta didik, jumlah peserta didik,
dan sebagainya. Masalah jumlah peserta didik di kelas akan mewarnai dinamika
kelas. Semakin banyak jumlah peserta didik di kelas, misalnya dua puluh orang
ke atas akan cenderung lebih mudah terjadi konflik. Sebaliknya semakin sedikit
jumlah peserta didik di kelas cenderung lebih kecil terjadi konflik.
Dalam
rangka memperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan pembelajaran dapat
dipergunakan prinsip-prinsip pengelolaan pembelajaran sebagai berikut.
Hangat
dan Antusias diperlukan dalam proses belajar mengajar. Pendidik yang hangat dan
akrab pada anak didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya atau pada
aktifitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan pembelajaran.
Penggunaan
kata-kata, tindakan, cara kerja, atau bahan-bahan yang santun, arif, ramah dan menantang
akan meningkatkan gairah peserta didik untuk belajar sehingga mengurangi
kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang.
Bervariasi.
Penggunaan alat atau media, gaya mengajar pendidik, pola interaksi antara
pendidik dan anak didik akan mengurangi munculnya gangguan, meningkatkan
perhatian peserta didik. Kevariasian ini merupakan kunci untuk tercapainya
pengelolaan pembelajaran yang efektif dan menghindari kejenuhan.
Keluwesan.
Keluwesan tingkah laku pendidik untuk mengubah strategi mengajarnya dapat
mencegah kemungkinan munculnya gangguan peserta didik serta menciptakan iklim
belajarmengajar yang efektif. Keluwesan pengajaran dapat mencegah munculnya
gangguan seperti keributan peserta didik, tidak ada perhatian, tidak
mengerjakan tugas dan sebagainya.
Penekanan
pada hal-hal yang Positif. Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik, pendidik
harus menekankan pada hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian
pada hal-hal yang negative. Penekanan pada hal-hal yang positif yaitu penekanan
yang dilakukan pendidik terhadap tingkah laku peserta didik yang positif
daripada mengomeli tingkah laku yang negatif. Penekanan tersebut dapat
dilakukan dengan pemberian penguatan yang positif dan kesadaran pendidik untuk
menghindari kesalahan yang dapat mengganggu jalannya proses belajar mengajar.
Penanaman
Disiplin Diri. Tujuan akhir dari pengelolaan pembelajaran adalah anak didik
dapat mengembangkan dislipin diri sendiri dan pendidik sendiri hendaknya
menjadi teladan mengendalikan diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Jadi, pendidik
harus disiplin dalam segala hal bila ingin anak didiknya ikut berdisiplin dalam
segala hal.
Terdapat
berbagai model pengelolaan pembelajaran atau pengelolaan kelas. Model-
pengelolaan pembelajaran yang dikembangkan dilandasi dengan argumentasi
teoritis tertentu. Antara satu model dan model lainnya terdapat beberapa
perbedaan pendekatan, strategi, metode, taktik dan sebagai, tetapi yang perlu
diingat bahwa semua model pengelolaan pembelajaran bertujuan sama yaitu menjadikan
proses pembelajaran berjalan secara efektif dan memdorong terjadinya proses
belajar. Beberapa model pengelolaan
pembelajaran yang sering kita dengar seperti pembelajaran klasikal,
pembelajaran individual, pembelajaran tematik, pembelajaran terpadu, pembelajaran
kontektual, pembelajaran bermakna dsb.
Fokus
perhatian yang dijadikan landasan penyusunan dan pemilihan model-model
pembelajar sangat beraga, sebagai misal atas dasar kelompok peserta didik
sehingga dikenal pembelajaran klasikal dan pembelajaran individual. Model
pengelolaan pembelajaran lebih didasarkan pada tema pembelajaran sehingga dalam
tema tersebut peserta didik dapat kesempatan belajar berbagai materi ajar yang
terkait sehingga kita mengenal model pmbelajaran tematik. Model pembelajaran
yang menekankan pada pengaturan waktu sehingga dikenal pembelajaran sistem
blok. Terdapat juga model pembelajaran yang lebih didasarkan pada bagaimana
aktivitas peserta didik belajar sehingga muncul model pembelajaran model PAKEM
dengan segala variasinya.
Beragam
model pembelajaran yang telah dikembangkan selama ini masing-masing memiliki
persyaratan-persyaratan tertentu agar supaya proses pembelajaran yang terjadi
efektif, dan masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu
pemilihan model pembelajaran yang dipergunakan bergantung pertimbangan dan
keputusan para pendidik.
Pendidik
sebagai pengelola pembelajaran merupakan orang yang mempunyai peranan yang
strategis yaitu orang yang merencanakan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan
di kelas, orang yang akan mengimplementasikan kegiatan yang direncanakan dengan
subjek dan objek peserta didik, orang menentukan dan mengambil keputusan dengan
strategi yang akan digunakan dengan berbagai kegiatan di kelas, dan pendidik
pula yang akan menentukan alternatif solusi untuk mengatasi hambatan dan
tantangan yang muncul; maka dengan tiga pendekatan-pendekatan yang dikemukakan,
akan sangat membantu pendidik dalam melaksanakan tugas pekerjaannya.
Pendidik
dalam melakukan tugas mengajar di suatu kelas, perlu merencanakan dan
menentukan pengelolaan pembelajaran yang bagaimana yang perlu dilakukan dengan
memperhatikan kondisi kemampuan belajar peserta didik serta materi pelajaran
yang akan diajarkan di kelas tersebut, sarana prasarana yang tersedia, serta
sosial budaya peserta didik. Menyusun strategi untuk mengantisipasi apabila
hambatan dan tantangan muncul agar proses belajar mengajar tetap dapat berjalan
dan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dapat tercapai.
Pengelolaan
pembelajaran akan menjadi sederhana untuk dilakukan apabila pendidik memiliki
motivasi kerja yang tinggi, dan pendidik mengetahui bahwa gaya kepemimpinan
situasional akan sangat bermanfaat bagi pendidik dalam melakukan tugas
mengajarnya. Dengan demikian pengelolaan pembelajaran tidak dapat terlepas dari
motivasi kerja pendidik, karena dengan motivasi kerja pendidik ini akan
terlihat sejauhmana motif dan motivasi pendidik untuk melakukan pengelolaan
pembelajaran, sedangkan dengan gaya kepemimpinan pendidik yang tepat yang digunakan
dalam pengelolaan pembelajaran akan mengoptimalkan dan memaksimalkan
keberhasilan pengelolaan pembelajaran tersebut.
Pengelolaan
pembelajaran adalah proses mengelola dan mengendalikan lingkungan kelas. Untuk
memastikan bahwa antara pendidik dan peserta didik dapat saling berhubungan secara
efektif dan produktif, tanpa gangguan atau perilaku mengganggu, mereka
menggunakan teknik tertentu. Indikator manajemen pembelajaran digunakan untuk
mengukur keberhasilan guru dalam mengelola pembelajaran dan kegiatan mereka.
Salah
satu indikator kesuksesan pengelolaan pembelajaran adalah memastikan bahwa peserta
didik aktif dan sibuk, bahkan ketika pendidik sibuk atau terjebak dalam
tugas-tugas lain atau kegiatan. Sebagai contoh, dari waktu ke waktu, pendidik
mungkin perlu berkonsultasi dengan pendidik lain atau administrator tentang
hal-hal kelas, atau mereka mungkin harus membantu peserta didik secara individu
dengan masalah atau isu. Ketika ini terjadi, kelas yang tersisa untuk perangkat
sendiri, jika tidak dikelola dengan baik, ini dapat menyebabkan masalah bagi
pendidik atau peserta didik lain. Menyediakan kelas dengan kursus atau tugas
selama periode ini merupakan indikator keberhasilan manajemen kelas. Kelas yang
disimpan diduduki bahkan ketika perhatian penuh guru tidak tersedia merupakan
indikator bahwa guru kelas telah berhasil dengan sukses.
Indikator
lain pengelolaan pembelajaran adalah kemampuan menyiapankan rencana
pembelajaran cadangan. Pada saat rencana pelajaran yang telah disiapkan tidak
berhasil. Ketika ini terjadi, kemampuan pendidik untuk memberikan peserta didik
dengan rencana pelajaran cadangan dan kegiatan merupakan indikator kualitas pengelolaan
pembelajaran, karena memperkuat gagasan peserta didik bahwa kelas adalah lingkungan
belajar. Jika peserta didik dibiarkan tanpa fokus yang jelas dengan tugas dan
instruksi yang telah disiapkan, mereka tidak tertarik dan kemungkinan akan
meninggalkan kegiatan pembelajaran.
Model
Pengelelolaan Pembelajaran Klasikal
Pengajaran
klasikal adalah model pengelolaan pembelajaran yang biasa kita lihat
sehari-hari. Istilah klasikal bisa diartikan sebagai secara klasik yang
menyatakan bahwa kondisi yang sudah lama terjadi, bisa juga diartikan sebagai
bersifat kelas. Jadi pembelajaran klasikal berarti pembelajaran konvensional
yang biasa dilakukan di kelas selama ini, yaitu pembelajaran yang memandang
peserta didik berkemampuan tidak berbeda atau sama sehingga mereka mendapat
pelajaran secara bersama, dengan cara yang sama dalam satu kelas sekaligus.
Pembelajaran klasikal tidak berarti jelek, tergantung proses kegiatan yang
dilaksanakan, yaitu apakah semua peserta didik berartisipasi secara aktif
terlibat dalam pembelajaran, atau pasif tidak terlibat, atau hanya mendengar dan
mencatat, apakah pembelajara efektif mencapai tujuan pembelajaran, apakah
pembelajaran menyenangkan bagi pendidik dan peserta didik.
Pada
model pengelolaan pembelajaran ini pendidik mengajar sejumlah peserta didik,
biasanya antara 30-40 peserta didik di dalam sebuah ruangan kelas. Dalam
kondisi seperti ini, kondisi belajar peserta didik secara individual baik
menyangkut kecepan belajar, kesulitan belajar dan minat belajar kurang
diperhatikan oleh pendidik. Pada umumnya cara pendidik dalam menentukan kecepatan
menyajikan materi pembelajaran dan tingkat kesukaran materi pembelajaran
bergantun pada informasi kemampuan peserta didik secara umum. Pendidik tapak
sangat mendominasi dalam menentukan semua kegiatan pembelajaran. Banyaknya
materi yang akan diajarkan, urutan materi pelajaran, kecepatan pendidik
mengajar dan lain-lain sepenuhnya ada ditangan pendidik.
Model
pembelajaran klasikal konvensional biasanya menuntut disiplin yang tinggi dari
para peserta didik, dan pendidik memiliki otoritas penuh di ruang kelas.
Pembelajaran klasikal cenderung digunakan oleh pendidik apabila dalam proses
pembelajarannya lebih banyak bentuk penyajian materi dari pendidik. Penyajian
lebih menekankan untuk menjelaskan sesuatu materi yang belum diketahui atau
dipahami peserta didik. Metode yang digunakan cenderung metode ceramah dan
tanya jawab bervariasi.
Pembelajaran
klasikal akan memberi kemudahan bagi pendidik dalam mengorganisasi materi
pelajaran, karena dalam pelajaran klasikal secara umum materi pelajarannya akan
seragam diserap oleh peserta didik. Pembelajaran klasikal dapat digunakan
apabila materi pelajaran lebih bersifat informatif atau fakta. Proses
pembelajaran klasikal dapat membentuk kemampuan peserta didik dalam menyimak
atau mendengarkan, membentuk kemampuan dalam mendengarkan dan kemampuan dalam
bertanya.
Penyelenggaraan
pendidikan sekolah di negara ini lebih cenderung bersifat klasikal, bentuk
pengajaran klasikal berhasil menempatkan pendidik sebagai faktor dominan dan
menjadi sangat penting/kunci bagi peserta didik karena pendidik sering menjadi
tokoh identifikasi diri. Oleh karena itu, sangat bijaksana jika seorang
pendidik memiliki perilaku ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karsa dan
tut wuri handayani serta memiliki talenta yang memadai untuk mengembangkan
potensi peserta didiknya secara utuh. Pendidik dituntut untuk dapat bekerja
secara teratur, konsisten, dan kreatif dalam menghadapi masalah yang terkait
dengan tugasnya terutama kemampuan melaksanakan program belajar mengajar yaitu
kemampuan menciptakan interaksi belajar mengajar sesuai dengan situasi dan
kondisi serta program yang telah ditentukan. Seorang pendidikan dalam
Pembelajaran
klasikal mempunyai kelemahan, diantaranya adalah pembelajaran tidak
memperhatikan pengalaman peserta didik, peserta didik menjadi penerima secara
pasif, serta pembelajaran bersifat abstrak dan teoritis. Pembelajaran klasikal
dapat diminimalisir jika didukung dengan buku teks pelajaran yang relevan dan
kontekstual serta penggunaan sumber-sumber belajar yang sesuai dengan kebutuhan
peserta didik serta mudah diakses oleh peserta didik.
Model
Pengelolaan Pembelajaran Individual
Pembelajaran
secara individual adalah kegiatan pembelajaran yang mengakomodasi
perbedaan-perbedaan individu dalam pengorganisasian pembelajaran yang menitik
beratkan bantuan dan bimbingan belajar kepada individual kelas secara khusus.
Secara
umum perbedaan pembelajaran individual dan klasikal yaitu :
1) Perhatian dan
motivasi, perhatian mempunyai peranan di dalam kegiatan belajar.
2) Keaktifan
menurut psikologi anak adalah makhluk yang aktif
3) Keterlibatan
langsung/ pengalaman belajar haruslah dilakukan sendiri oleh peserta didik,
belajar adalah mengalami sendiri dan tidak bisa dilimpahkan pada orang lain.
4)
Perbedaan individual peserta didik merupakan
makhluk individual yang unik yang mana masing-masing mempunyai perbedaan yang
khas.
Pengertian
pembelajaran individual atau pembelajaran perseorangan (Individual Instruction)
merupakan suatu siasat (strategi) untuk mengatur kegiatan belajar mengajar
sedemikian rupa sehingga setiap peserta didik memperoleh perhatian lebih banyak
daripada yang dapat diberikan dalam rangka pengelolaan kegiatan belajar
mengajar dalam kelompok peserta didik yang besar.
Pembelajaran
individual merupakan suatu cara pengaturan program belajar dalam setiap mata
pelajaran, disusun dalam suatu cara tertentu yang disediakan bagi tiap peserta
didik agar dapat memacu kecepatan belajarnya dibawah bimbingan guru.
Pembelajaran
secara individual adalah kegiatan mengajar pembelajar yang memetik beratkan
bantuan dan bimbingan belajar kepada masing-masing individu. Bantuan dan
bimbingan belajar kepada individu juga ditemukan pada pembelajaran klasikal,
tetapi prinsipnya berbeda. Pada pembelajaran individual, pembelajar memberi
bantuan pada masing-masing pribadi.
Ciri-ciri yang menonjol pada pembelajaran individual dapat ditinjau dari
segi: tujuan pembelajaran, peserta didik sebagai subjek yang belajar, pendidik
sebagai fasilisator, program pembelajaran, orientasi dan tekanan utama dalam
pelaksanaan pembelajaran.
Tujuan
Pembelajaran Individual yang menonjol adalah pemberian kesempatan dan
keleluasaan peserta didik untuk belajar berdasarkan kemampuan sendiri.
Pengembangan kemampuan tiap individu secara optimal, setiap individu memiliki
paket belajar sendiri-sendiri, yang sesuai dengan tujuan belajarnya secara
individual juga. Posisi Peserta didik dalam pembelajaran Individual: Posisi
peserta didik bersifat sentral Keleluasaan belajar berdasarkan kemampuan
sendiri Kebebasan menggunakan waktu belajar. Keleluasaan dalam mengontrol
kegiatan dsb.
Model
Pengelolaan Pembelajaran Tematik
Pengelolaan
pembelajaran tematik menitikberatkan tema sebagai dasar perancangan kegiatan
pembelajaran. Berdasarkan tema tertentu peserta didik dapat mengikuti kegiatan
pembelajaran klasikal atau individual. Pembelajaran tematik pada umumnya sering
dipergunakan dalam pembelajaran peserta didik yang berada pada kelas awal
sekolah dasar berada pada rentangan usia dini. Peserta didik yang berada pada
sekolah dasar kelas satu, dua, dan tiga berada pada rentangan usia dini. Pada
usia tersebut seluruh aspek perkembangan kecerdasan tumbuh dan berkembang
sangat luar biasa. Pada umumnya mereka masih melihat segala sesuatu sebagai
satu keutuhan (berpikir holistik) dan memahami hubungan antara konsep secara
sederhana. Proses pembelajaran masih bergantung kepada objek-objek konkret dan
pengalaman yang dialami secara langsung. Kondisi-kondisi tersebut ini menjadi
landasan bagi pengembangan pola dan strategi pembelajaran yang tepat, tidak
saja agar tujuan-tujuan pembelajaran dapat tercapai, melainkan juga agar tujuan
program pendidikan dapat terpenuhi, yaitu meletakkan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Pembelajaran tematik yang melibatkan
berbagai mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada
peserta didik, merupakan model pembelajaan inovatif yang dapat menjadi solusi
bagi pembelajaran terpisah yang selama ini digunakan di kelas-kelas awal
sekolah dasar.
Salah
satu dimensi penting dari pembelajaran tematik tersebut adalah strategi
pembelajarannya. Penetapan strategi pembelajaran yang tepat dan optimal akan
mendorong prakarsa dan memudahkan belajar peserta didik. Titik awal upaya ini
diletakkan pada perbaikan proses. Oleh karena itu, penyelidikan yang cermat
tentang strategi pembelajaran tematik menjadi penting dan mendesak di tengah
kebingungan banyak sekolah menemukan sosok utuh strategi pembelajaran tematik,
teristimewa melalui kajian empirik.
Saat
ini, pelaksanaan kegiatan pembelajaran terutama di SD kelas I – III untuk
setiap mata pelajaran dilakukan secara terpisah, misalnya IPA 2 jam pelajaran,
IPS 2 jam pelajaran, dan Bahasa Indonesia 2 jam pelajaran. Dalam pelaksanaan
kegiatannya dilakukan secara murni mata pelajaran yaitu hanya mempelajari
materi yang berhubungan dengan mata pelajaran itu. Sesuai dengan tahapan perkembangan
anak yang masih melihat segala sesuatu sebagai suatu keutuhan (berpikir
holistik), pembelajaran yang menyajikan mata pelajaran secara terpisah akan
menyebabkan kurang mengembangkan anak untuk berpikir holistik dan membuat
kesulitan bagi peserta didik
Sesuai
dengan tahapan karakteristik perkembangan anak, karakteristik cara anak
belajar, konsep belajar dan belajar bermakna, maka kegiatan pembelajaran bagi
anak kelas awal SD sebaiknya dilakukan dengan pembelajaran tematik. Pembelajaan
tematik adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan
beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman belajar bermakna
kepada peserta didik.
Ciri
pembelajaran tematik antara lain :
a)
Berpusat pada anak
b)
Memberikan pengalaman langsung pada anak
c)
Pemisahan antara bidang studi/mata pelajaran
dalam tidak begitu jelas
d)
Menyajikan konsep dari berbagai bidang studi/mata pelajaran
dalam suatu proses pembelajaran
e)
Bersifat luwes
f)
Hasil
pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak
g)
Dengan menggunakan pembelajaran tematik
diharapkan akan memberikan banyak keuntungan, di antaranya:
h)
Peserta didik mudah memusatkan perhatian pada
suatu tema tertentu;
i)
Peserta didik mampu mempelajari pengetahuan
dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar matapelajaran dalam tema yang
sama;
j)
Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih
mendalam dan berkesan;
k)
Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih
baik dengan mengkaitkan matapelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta
didik;
l)
Peserta didik mampu lebih merasakan manfaat
dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas;
m)
Peserta didik lebih bergairah belajar karena
dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan
dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari matapelajaran lain;
n)
Guru dapat menghemat waktu karena beberapa
mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkan sekaligus dan
diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk
kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan.
Dalam
pelaksanaan pembelajaran tematik, perlu dilakukan beberapa hal yang meliputi
tahap perencanaan yang mencakup kegiatan pemetaan kompetensi dasar,
pengembangan jaringan tema, pengembangan silabus dan penyusunan rencana
pelaksanaan pembelajaran.
Pemetaan
Kompetensi Dasar. Kegiatan pemetaan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran
secara menyeluruh dan utuh semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan
indikator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih.
Kegiatan yang dilakukan dalam pemetaan kompetensi antara lain melakukan
kegiatan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar dari setiap mata
pelajaran ke dalam indikator yang sesuai dengan karakteristik peserta didik, sesuai
dengan karakteristik mata pelajaran, terukur dan/atau dapat diamati
Dalam
menetukan tema yang akan dipergunakan pada pembelajaran tematik dapat dilakukan
dengan pertama pertama, mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang terdapat dalam masing-masing mata pelajaran, dilanjutkan dengan menentukan
tema yang sesuai. Atau kedua, menetapkan
terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan, untuk menentukan tema tersebut,
guru dapat bekerjasama dengan peserta didik sehingga sesuai dengan minat dan
kebutuhan anak.
Dalam
menetapkan tema perlu memperhatikan memperhatikan lingkungan yang terdekat
dengan peserta didik, tingkat kesulitan materi pelajaran dan sebaiknya
diurutkan dari yang termudah menuju yang sulit, dari yang sederhana menuju yang
kompleks, dari yang konkret menuju ke yang abstrak.Tema yang dipilih harus memungkinkan
terjadinya proses berpikir pada diri peserta didik dan ruang lingkup tema
disesuaikan dengan usia dan perkembangan peserta didik, termasuk minat,
kebutuhan, dan kemampuannya
Penetapan
jaringan tema. Setelah tema ditemukan maka dilanjutkan dengan pembuatan
jaringan tema. Jaringan tema yaitu menghubungkan kompetensi dasar dan indikator
dengan tema pemersatu. Dengan jaringan tema tersebut akan terlihat kaitan
antara tema, kompetensi dasar dan indikator dari setiap mata pelajaran.
Jaringan tema ini dapat dikembangkan sesuai dengan alokasi waktu setiap tema
Pembelajaran
tematik mempunyai kelebihan yakni: menyenangkan karena berangkat dari minat dan
kebutuhan peserta didik; mMemberikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar
yang relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik; hasil
belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna; mengembangkan
keterampilan berpikir peserta didiksesuai dengan persoalan yang dihadapi; menumbuhkan
keterampilan sosial melalui kerja sama; mMemiliki sikap toleransi, komunikasi
dan tanggap terhadap gagasan orang lain; mMenyajikan kegiatan yang bersifat
nyata sesuai dengan persoalan yang dihadapi dalam lingkungan peserta didik. Selain
itu pembelajaran tematik juga memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan pembelajaran
tematik tersebut terjadi apabila dilakukan oleh guru tunggal. Misalnya seorang
guru kelas kurang menguasai secara mendalam penjabaran tema sehingga dalam
pembelajaran tematik akan merasa sulit untuk mengaitkan tema dengan materi
pokok setiap mata pelajaran. Di samping itu, jika skenario pembelajaran tidak
menggunakan metode yang inovatif maka pencapaian standar Kompetensi dan kompetensi
dasar tidak akan tercapai karena akan menjadi sebuah narasi yang kering tanpa
makna.
Pemilihan
Model Pengelolaan Pembelajaran
Setiap
model pengeloaan pembelajaran memiliki persyaratan-persyaratan tenrtentu untuk
dapat diimplementasikan secara sukses untuk membantu peserta didik dalam
mencapai tujuan pembelajaran atau menguasai kompetensi yang diajarkan. Usia
peserta didik menjadi salah satu dasar pertimbangan dalam pemilihan model
pengelolaan pembelajaran. Peserta didik yang berusia belia terutama yang berada
pada sekolah dasar kelas satu, dua, dan tiga berada pada rentangan usia dini.
Pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan kecerdasan tumbuh dan berkembang
sangat luar biasa. Pada umumnya tingkat perkembangan masih melihat segala
sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) serta mampu memahami hubungan antara
konsep secara sederhana. Proses pembelajaran masih bergantung kepada objek-objek
konkrit dan pengalaman yang dialami secara langsung.
Setiap
anak memiliki cara tersendiri dalam menginterpretasikan dan beradaptasi dengan
lingkungannya (teori perkembangan kognitif). Menurutnya, setiap anak memiliki
struktur kognitif yang disebut schemata yaitu sistem konsep yang ada dalam
pikiran sebagai hasil pemahaman terhadap objek yang ada dalam lingkungannya.
Pemahaman tentang objek. Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi
konkret., integratif dan hirarkis. Konkrit mengandung makna proses belajar
beranjak dari hal-hal yang konkrit yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui,
diraba, dan diotak atik, dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan
sebagai sumber belajar. Integratif, pada tahap usia sekolah dasar anak memandang
sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu
memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu, hal ini melukiskan cara
berpikir anak yang deduktif yakni dari hal umum ke bagian demi bagian.
Hirarkis, pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara
bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu diperhatikan mengenai urutan logis,
keterkaitan antar materi, dan cakupan keluasan serta kedalaman materi.
Demikian penjelasan tentang Pengertian Model Pembelajaran dan Bagaimana Contoh Model Pembelajaran yang Inovatif. Semoga ada manfaatnta
ok, maksih pak. Sya tertarik sekali untuk menerapkan beberapa model pembelajaran
Penjelasan yang sangat menarik dan lengkap mengenai model pembelajaran.
Salam.
pelit gk bisa di copy
Terimakasih banyak. bermanfaat sekali.
pelit gak bisa copas
bisa copas loh... tks.
Terima kasih bermanfaat sekali Pak
Thank you sir, very useful
Tq pak..sangat2 membantu dlm merencanakan KBM
wah lengkap sekali pak,, terimakasih artikelnya sangat bermanfaat
Terimakasih artikelnya yang sangat bermanfaat ini. Saya merasa terbantu sekali
Ijin Share pak.. makasih...
Saya ucapkan terima kasih, karena sangat terbantu dengan tulisan yang Bapak bagikan. Tulisan ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan profesionalisme guru serta dapat pula dijadikan referensi dalam penulisan karya ilmiah guru, terutama dalam penulisan Penelitian Tindakan Kelas. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih, mudah-mudahan artikel tentang pembelajaran ini menjadi sarana amal kebajikan.
Artikelnya sangat menarik dan bermanfaat. Terima Kasih
bermanfaat artikelnya
kami juga punya artikel tentang model pembelajaran silahkan kunjungi
http://rijal09.blogspot.com
atikel pembelajarannya sangat membantu gan, terima kasih.
boleh minta sumbernya pak dari mana?
Sangat Bermanfaat Terimakasih ..
Jika Anda dan rekan-rekan tertarik untuk melakukan publikasi artikel ilmiah di media massa yang diakui LIPI. Silahkan kunjungi buletin.jagaddhita.org
Terimakasih atas informasinya