Apa yang dimaksud Learning Objective ? Dalam dunia pendidikan, keberhasilan proses pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh metode atau strategi yang digunakan oleh pendidik, tetapi juga ditentukan oleh seberapa jelas tujuan pembelajaran (learning objective) yang ditetapkan. Learning objective adalah elemen penting yang memberikan arah dan fokus dalam kegiatan belajar-mengajar. Dengan merancang learning objective yang jelas dan spesifik, pendidik dapat memastikan bahwa siswa memahami apa yang diharapkan dari mereka dan bagaimana mereka akan mencapai tujuan tersebut.
Lebih
lanjut mari kita bahas tentang Pengertian
Learning Objective dan Cara Membuat Learning
Objective. Pengertian Learning Objective atau tujuan pembelajaran adalah
pernyataan spesifik yang menjelaskan apa yang diharapkan dapat dicapai oleh
siswa setelah menyelesaikan suatu kegiatan pembelajaran. Learning objective
berfokus pada hasil yang diinginkan dari proses belajar, baik dalam bentuk
pengetahuan, keterampilan, maupun sikap.
Menurut pendapat Robert F. Mager (1984), Learning objective atau tujuan pembelajaran harus memiliki tiga komponen utama: 1) Perilaku: Apa yang akan dilakukan oleh siswa sebagai hasil pembelajaran; 2) Kondisi: Di bawah kondisi apa siswa akan menunjukkan perilaku tersebut; 3) Kriteria: Seberapa baik siswa harus melakukannya untuk dikatakan berhasil. Contohnya: "Setelah mengikuti pembelajaran ini, siswa dapat menyelesaikan soal matematika tentang persamaan linear dengan benar dalam waktu 15 menit."
Lalu
apakah perbedaan Learning Objective (tujuan pembelajaran( dan Learning Outcome
(hasil belajar). Seringkali istilah learning objective dan learning outcome
digunakan secara bergantian, namun keduanya memiliki perbedaan penting: Learning
Objective lebih menekankan pada tujuan yang ingin dicapai selama proses
pembelajaran. Sedangkan Learning Outcome adalah hasil nyata yang dicapai
setelah proses pembelajaran selesai.
Contoh
Learning Objective: "Siswa dapat menjelaskan konsep fotosintesis." Sedangkan
Contoh Learning Outcome: "Siswa telah menjelaskan konsep fotosintesis
dengan akurat."
Mengapa
guru harus membuat Learning Objective (tujuan pembelajaran) ? Learning
objective memiliki beberapa tujuan penting dalam pembelajaran, antara lain: a) Memberikan
Arah dan Fokus: Dengan tujuan yang jelas, proses pembelajaran menjadi lebih
terarah dan terfokus; b) Mengukur Keberhasilan Pembelajaran: Learning objective
memudahkan pendidik untuk mengevaluasi sejauh mana siswa mencapai tujuan yang
telah ditetapkan; c) Meningkatkan Motivasi Siswa: Siswa yang mengetahui tujuan
pembelajaran akan lebih termotivasi untuk belajar karena mereka memahami apa
yang harus dicapai; d) Membantu Perencanaan Pembelajaran: Pendidik dapat
merancang strategi, metode, dan bahan ajar yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran; e) Mendorong Pembelajaran yang Berpusat pada Siswa: Dengan
learning objective yang jelas, pembelajaran menjadi lebih berfokus pada
kebutuhan dan kemampuan siswa.
Apa
manfaat Learning Objective bagi guru dan peserta didik? Beberapa manfaat Learning
Objective antara lain: a) Untuk Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran: Dengan
tujuan yang jelas, pendidik dapat memilih metode yang paling efektif untuk
mencapai tujuan tersebut; b) Memudahkan dalam melakukan evaluasi: Pendidik
dapat menyusun instrumen evaluasi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran; c) Memberikan
Kejelasan bagi Siswa: Siswa memahami apa yang harus dipelajari dan bagaimana keberhasilan
mereka akan diukur; d) Mendorong Refleksi Diri: Baik pendidik maupun siswa
dapat melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran untuk melihat apakah
tujuan telah tercapai.
Bagaimana
cara menyusun Learning Objective (tujuan pembelajaran) yang baik ? Rancangan
tujuan pembelajaran harus disusun dengan prinsip SMART. Apa itu SMART ? Specific
(Spesifik): Tujuan harus jelas dan terperinci, Measurable (Terukur):
Tujuan dapat diukur untuk mengetahui keberhasilannya. Achievable (Dapat
Dicapai): Tujuan harus realistis dan sesuai dengan kemampuan siswa, Relevant
(Relevan): Tujuan sesuai dengan kurikulum dan kebutuhan siswa. Dan Time-bound
(Batas Waktu): Tujuan memiliki batas waktu untuk pencapaiannya. Contoh tujuan
pembelajaran yang disusun dengan prinsip SMART adalah: "Setelah selesai pembeljaran,
siswa dapat menyusun esai argumentatif tentang isu lingkungan dengan struktur
yang benar dan minimal 500 kata."
Ada
juga yaing berpendapat Learning Objective harus disususn dengan prinsip ABCD. Prinsip
ini membantu memastikan bahwa tujuan pembelajaran mencakup semua aspek penting.
ABCD merupakan akronim dari A - Audience
(Peserta Didik) atau siapa yang akan belajar atau mencapai tujuan tersebut. B - Behavior (Perilaku) atau apa yang
diharapkan dilakukan oleh peserta didik setelah pembelajaran? Perilaku ini
harus dapat diukur dan diamati. C -
Condition (Kondisi) dalam artian di bawah kondisi atau situasi apa peserta
didik akan menunjukkan perilaku tersebut. D
- Degree (Derajat atau Kriteria) yang mengandung makna seberapa baik
perilaku tersebut harus ditunjukkan agar dikatakan berhasil.
Contoh
Learning Objective yang mengacu pada prinsip ABCD adalah "Siswa kelas 8
(Audience) dapat mengidentifikasi proses fotosintesis (Behavior) dengan
menggunakan diagram (Condition) dengan akurasi 90% (Degree)."
Pada
umumnya acuan kata kerja untuk membuat Learning Objective atau tujuan pemebalajaran
adalah Taksonomi Bloom. Sebagaimana diketahui Taksonomi Bloom adalah model yang
digunakan untuk merumuskan tujuan pembelajaran dan mengklasifikasikan kemampuan
berpikir siswa. Model ini pertama kali dikembangkan oleh psikolog pendidikan
Benjamin Bloom dan rekan-rekannya pada tahun 1956.
Menurut
taksonomi Bloom yang dikembangkan oleh Benjamin Bloom, tujuan pembelajaran
dapat diklasifikasikan ke dalam tiga ranah utama:
1.
Ranah Kognitif (Pengetahuan)
Ranah kognitif berhubungan dengan
kemampuan berpikir dan pengetahuan. Bloom membagi ranah kognitif ke dalam enam
tingkatan:
- Pengetahuan: Mengingat informasi dasar. Contoh: "Menyebutkan nama-nama planet."
- Pemahaman: Memahami makna dari informasi. Contoh: "Menjelaskan proses fotosintesis."
- Aplikasi: Menggunakan konsep dalam situasi baru. Contoh: "Menggunakan rumus luas lingkaran untuk menghitung luas taman."
- Analisis: Memecah informasi menjadi bagian-bagian. Contoh: "Menganalisis struktur teks naratif."
- Sintesis: Menggabungkan elemen-elemen untuk membentuk sesuatu yang baru. Contoh: "Menyusun proposal penelitian."
- Evaluasi: Menilai dan membuat keputusan berdasarkan kriteria. Contoh: "Menilai keefektifan strategi pembelajaran."
2.
Ranah Afektif (Sikap)
Ranah afektif mencakup sikap,
perasaan, dan nilai-nilai. Ranah ini dibagi ke dalam lima tingkatan:
- Menerima: Kesediaan untuk mendengarkan. Contoh: "Mendengarkan pendapat teman saat diskusi."
- Menanggapi: Memberikan reaksi atau tanggapan. Contoh: "Mengajukan pertanyaan dalam diskusi."
- Menilai: Menilai nilai atau kepentingan sesuatu. Contoh: "Menghargai keberagaman budaya."
- Mengorganisasi: Menyusun nilai-nilai dalam sistem. Contoh: "Mengembangkan rencana kerja kelompok."
- Karakterisasi: Menginternalisasi nilai-nilai dalam kehidupan. Contoh: "Menunjukkan integritas dalam kehidupan sehari-hari."
3.
Ranah Psikomotor (Keterampilan)
Ranah psikomotor berhubungan dengan
keterampilan fisik dan koordinasi. Menurut Dave (1970), ranah ini memiliki lima
tingkatan:
- Imitasi: Meniru tindakan. Contoh: "Meniru gerakan tari tradisional."
- Manipulasi: Melakukan tindakan dengan panduan. Contoh: "Mengoperasikan alat laboratorium dengan bimbingan."
- Presisi: Melakukan tindakan dengan akurat. Contoh: "Menggambar diagram dengan presisi."
- Artikulasi: Menggabungkan beberapa keterampilan. Contoh: "Memainkan alat musik dengan teknik yang benar."
- Naturalasi: Melakukan tindakan dengan spontan dan efisien. Contoh: "Mengetik dengan cepat tanpa melihat keyboard."
Demikian
informasi tentang Pengertian Learning
Objective dan Cara Membuat Learning
Objective. Semoga dapat membantu