Pengertian Active Listening, Prinsip dan Cara Penerapannya

Pengertian Active Listening, Prinsip Active Listening dan Cara Penerapan Active Listening


Pengertian Active Listening, Prinsip dan Cara Penerapannya. Komunikasi adalah elemen penting dalam proses pembelajaran di kelas. Dalam konteks pendidikan, komunikasi tidak hanya melibatkan penyampaian informasi oleh pendidik kepada peserta didik, tetapi juga kemampuan peserta didik untuk menerima, memahami, dan merespons informasi tersebut secara efektif. Salah satu aspek komunikasi yang sering kali diabaikan adalah keterampilan mendengarkan aktif atau active listening. Keterampilan ini tidak hanya penting untuk menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, tetapi juga untuk meningkatkan pemahaman dan keterlibatan peserta didik.

 

Pada pembelajaran ini mari kita bahas Pengertian Active Listening, Prinsip Active Listening dan Cara Penerapan Active Listening. Adapun tujuan untuk mengetahui konsep active listening, manfaatnya dalam proses pembelajaran, serta kiat-kiat untuk menerapkan Active Listening dalam pembelajaran di kelas. Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang active listening, pendidik diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan interaktif.

 

Apa Pengertian Active Listening? Active listening atau mendengarkan aktif adalah keterampilan mendengarkan secara penuh dengan perhatian dan pemahaman terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara. Keterampilan ini melibatkan lebih dari sekadar mendengar kata-kata; active listening juga mencakup pemahaman terhadap makna, emosi, dan niat di balik ucapan pembicara. Carl Rogers, seorang psikolog humanis, menjelaskan bahwa mendengarkan aktif membutuhkan empati, yaitu kemampuan untuk memahami perspektif orang lain tanpa prasangka.

 

Berikut beberapa pengertian Active Listening menurut para ahli di bidang pendidikan:

 

Carl Rogers (1957) menyatakan bahwa Active listening adalah kemampuan untuk mendengarkan secara empatik, di mana pendengar berusaha memahami pesan yang disampaikan pembicara, baik secara verbal maupun non-verbal, sambil memberikan umpan balik yang menunjukkan bahwa ia memahami perspektif pembicara.

 

Menurut Gordon (1970) pengertian active listening adalah proses mendengarkan yang melibatkan upaya sadar untuk memahami emosi dan makna di balik kata-kata yang diucapkan oleh pembicara. Proses ini membutuhkan perhatian penuh dan respons yang mendukung untuk menciptakan hubungan interpersonal yang lebih baik.

 

Menurut Nichols (1995) pengertian active listening merupakan keterampilan komunikasi yang melibatkan mendengarkan dengan perhatian penuh, memahami pesan yang disampaikan, dan merespons secara tepat. Pendengar aktif tidak hanya memproses kata-kata tetapi juga menangkap maksud dan emosi di balik pesan tersebut.

 

Brownell (1996) menyatakan bahwa active listening adalah proses kompleks yang mencakup menerima pesan, memahaminya, menginterpretasikan maknanya, dan memberikan umpan balik yang relevan. Ini adalah keterampilan penting dalam komunikasi interpersonal untuk mencapai pemahaman bersama.

 

Sedangan menurut Floyd (2009), pengertian Active listening adalah bentuk mendengarkan yang menuntut keterlibatan penuh dari pendengar untuk memahami maksud pembicara secara utuh, termasuk memahami bahasa tubuh, intonasi, dan konteks pesan. Pendengar menunjukkan keseriusan melalui respons verbal maupun non-verbal.


Kelima pengertian ini menekankan pentingnya perhatian penuh, empati, dan keterlibatan dalam mendengarkan secara aktif untuk menciptakan komunikasi yang efektif dan saling pengertian.


Berdasarkan pendapat di atas, komponen utama untuk menerapkan active listening adalah 1) Adanya perhatian penuh yakni fokus sepenuhnya pada pembicara tanpa gangguan. Misalnya saat guru mengadakan coaching kepada murid, guru harus memiliki perhatian penuh pada hal-hal yang disampaikan oleh murid; 2) Pengunaan bahasa tubuh yang tepat seperti mengangguk, kontak mata, dan ekspresi wajah yang menunjukkan ketertarikan; 3) Ada kegiatan refleksi dan klarifikasi, dalam arti si pendengar harus mengulang atau merangkum informasi untuk memastikan pemahaman; 4) Harus menghindari interupsi. Untuk menciptakan active listening semua pihak yang terlibat dalam komunikasi tidak boleh memotong pembicaraan hingga pembicara selesai.

 

Apakah perlu active listening diterapkan dalam pembelajaran? Penerapan active listening dalam konteks pembelajaran memberikan berbagai manfaat, baik bagi pendidik maupun peserta didik. Beberapa manfaat penerapan Active Listening adalah:

  • Dengan mendengarkan secara aktif, pendidik dapat memahami kebutuhan, kesulitan, dan pandangan peserta didik dengan lebih baik. Hal ini memungkinkan pendidik untuk menyesuaikan metode pengajaran agar lebih efektif.
  • Active listening menciptakan rasa dihargai dan didengar. Ketika peserta didik merasa dipahami, hubungan antara pendidik dan peserta didik menjadi lebih baik.
  • Peserta didik yang merasa bahwa pendapat mereka didengar cenderung lebih aktif dalam diskusi dan proses belajar.
  • Dengan mendengarkan secara aktif, pendidik dapat memahami masalah sebelum memberikan respons. Hal ini membantu dalam mengelola konflik atau kesalahpahaman di kelas.
  • Peserta didik yang diajarkan active listening juga belajar untuk lebih memahami orang lain, yang merupakan keterampilan penting dalam kehidupan sehari-hari.

 

Apa saja prinsip-prinsip active listening? Dalam praktiknya, active listening melibatkan beberapa prinsip penting, yaitu:

  • Empati dalam arti guru harus nerusaha memahami perspektif siswa tanpa menghakimi.
  • Fokus dalam arti guru harus menyingkirkan gangguan internal maupun eksternal yang dapat menghambat perhatian.
  • Sabar dalam arti guru harus memberikan waktu kepada siswa untuk menyampaikan pikirannya tanpa tekanan.
  • Keterbukaan dalam arti guru harus menerima informasi dengan pikiran yang terbuka, bahkan jika berbeda dengan pandangan pribadi.
  • Memberikan tanggapan yang sesuai, seperti mengajukan pertanyaan atau memberikan dukungan verbal.

 

Adapun beberapa hal yang sering muncul dalam penerapan active listening adalah: a) Distraksi, yakni gangguan seperti perangkat teknologi, kebisingan, atau pikiran yang mengembara dapat menghambat perhatian penuh; b) Prasangka yang dugaan tertentu yang memengaruhi kemampuan mereka untuk mendengarkan secara objektif; c) Keterbatasan Waktu dalam arti sering guru memiliki keterbatas waktu untuk memberikan perhatian penuh kepada setiap peserta didik; d) Kompleksitas pesan yakni pesan yang disampaikan dengan cara yang tidak jelas atau berbelit-belit dapat menyulitkan pendengar untuk memahaminya.

 

Bagaimana cara menerapkan Active Listening dalam pembelajaran di kelas? Untuk menerapkan active listening dalam pembelajaran, beberapa hal yang harus dilakukan guru adalah: a) Pastikan kelas memiliki suasana yang nyaman dan minim gangguan, sehingga komunikasi dapat berlangsung secara efektif; b) Pendidik harus dapat menjadi teladan dengan menunjukkan sikap active listening saat peserta didik berbicara. Misalnya, dengan menjaga kontak mata, mengangguk, atau memberikan tanggapan yang relevan; c) Ajukan pertanyaan yang mendorong peserta didik untuk berpikir lebih dalam dan berbagi pandangan mereka; d) Libatkan peserta didik dalam latihan mendengarkan aktif, seperti bermain peran atau simulasi, untuk mengasah kemampuan mereka; e) Setelah mendengarkan, berikan tanggapan yang membangun agar peserta didik merasa dihargai; f) Tetapkan waktu khusus untuk diskusi atau tanya jawab agar semua peserta didik memiliki kesempatan untuk berbicara; g) Jika tersedia aplikasi atau alat pembelajaran digital dapat membantu dalam menciptakan pengalaman mendengarkan yang lebih interaktif, namun pastikan teknologi tidak menjadi gangguan.

 

Dengan demikian active listening adalah keterampilan komunikasi yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Dengan mendengarkan secara aktif, pendidik dapat memahami kebutuhan peserta didik dengan lebih baik, membangun hubungan yang positif, dan menciptakan lingkungan belajar yang interaktif. Meskipun memiliki tantangan, active listening dapat diterapkan melalui latihan konsisten dan strategi yang tepat. Dengan demikian, penerapan active listening di kelas tidak hanya meningkatkan efektivitas pembelajaran, tetapi juga membantu peserta didik mengembangkan keterampilan sosial yang berguna di kehidupan mereka.

 

Referensi

Rogers, Carl. (1961). On Becoming a Person. Boston: Houghton Mifflin

Nichols, Michael P. (2009). The Lost Art of Listening. New York: Guilford Press.

Wolvin, Andrew D., dan Coakley, Carolyn G. (1996) Listening: Process, Function, and Competence. Boston: Allyn & Bacon.

Goh, Christine, dan Burns, Anne. (2012) Teaching Listening in the Language Classroom. Cambridge: Cambridge University Press.

Rost, Michael. (2016). Teaching and Researching Listening. (London: Routledge.





= Baca Juga =



Post a Comment

Maaf, Komentar yang disertai Link Aktif akan terhapus oleh sistem

Previous Post Next Post

Sponsor



































Free site counter


































Free site counter