Pembelajaran
PENGERTIAN PENELITIAN EKSPERIMEN DAN KARAKTERISTIK PENELITIAN EKSPERIMEN
Pengertian
Penelitian Eksperimen dan Karakteristik Penelitian Eksperimen. Sekedar untuk menambah wawasan
pada posting ini Admin mencoba membahas kembali materi yang tentu sudah pernah
kita pelajari saat mengikuti kuliah.
A. Pengertian Penelitian Eksperimen
Pengertian Penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang
menjawab pertanyaan “jika kita melakukan sesuatu pada kondisi yang
dikontrol secara ketat maka apakah yang akan terjadi?”. Untuk mengetahui apakah
ada perubahan atau tidak pada suatu keadaan yang di control secara ketat maka
kita memerlukan perlakuan (treatment) pada kondisi tersebut dan hal
inilah yang dilakukan pada penelitian eksperimen. Sehingga penelitian
eksperimen dapat dikatakan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk
mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan (Sugiono : 2010).
Menurut Solso & MacLin (2002), penelitian eksperimen
adalah suatu penelitian yang di dalamnya ditemukan minimal satu variabel yang
dimanipulasi untuk mempelajari hubungan sebab-akibat. Oleh karena itu,
penelitian eksperimen erat kaitanya dalam menguji suatu hipotesis dalam rangka
mencari pengaruh, hubungan, maupun perbedaan perubahan terhadap kelompok yang
dikenakan perlakuan.
Menurut Yatim Riyanto (1996:28-40), penelitian
eksperimen merupakan penelitian yang sistematis, logis, dan teliti didalam
melakukan kontrol terhadap kondisi. Dalam pengertian lain, penelitian
eksperimen adalah penelitian dengan melakukan percobaan terhadap kelompok
eksperimen, kepada tiap kelompok eksperimen dikenakan perlakuan-perlakuan
tertentu dengan kondisi-kondisi yang dapat di kontrol.
Wiersma (1991) dalam Emzir (2009) mendefinisikan
eksperimen sebagai suatu situasi penelitian yang sekurang-kurangnya satu
variabel bebas, yang disebut sebagai variabel eksperimental, sengaja
dimanipulasi oleh peneliti.
Arikunto (2006) mendefinisikan eksperimen adalah suatu
cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor
yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi
atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu.
Jadi, dengan kata lain, suatu penelitian eksperimen
pada prinsipnya dapat didefinisikan sebagai metode sistematis guna membangun
hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat (causal-effect relationship).
Contoh hubungan sebab akibat dibidang pendidikan misalnya, seorang mahasiswa
yang mempunyai nilai matematika tinggi cenderung berhasil dalam
menyelesaikan mata kuliah merencana mesin. Penelitian eksperimen pada umumnya
dilakukan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan sesuatu
jika dilakukan pada kondisi yang dikontrol dengan teliti, maka apa yang akan
terjadi?. Disamping itu, penelitian eksperimen dilakukan oleh peneliti dengan
tujuan mengatur situasi dimana pengaruh beberapa variabel terhadap satu
atau variabel terikat dapat diidentifikasi.
B. Karakteristik Penelitian
Eksperimen
Ciri utama penelitian eksperimen yang
membedakannya dengan semua jenis penelitian lainnya adalah perlakuan atau
manipulasi ternadap variabel bebas untuk mengetahui efeknya terhadap variabel
terikat. Variabel yang dilibatkan, yaitu variabel bebas dan variabel terikat,
sudah ditetapkan secara tegas oleh peneliti sejak awal penelitian. Variabel
bebas (disebut juga variabel perlakuan, variabel independen, atau variabel
penyebab) adalah variabel yang dimanipulasi secara
sistematis dalam eksperimen. Contoh variabel bebas adalah metode pembelajaran,
ienis-jenis penguatan, frekuensi penguatan media pembelajaran, lingkungan belajar, materi pembelajaran,
jumlah kelompok belajar, dan sebagainya. Sedangkan variabel terikat (disebut
iuga variabel kriteria atau variabel dependen) adalah variabel yang diukur
sebagai akibat adanya perlakuan terhadap variabel bebas. Contoh variabel terikat dalam penelitian pendidikan, antara lain
adalah hasil belajar siswa, kesiapan belajar siswa, kemandirian belajar,
dan/atau skor tes.
Menurut Christensen (1988), penelitian eksperimen memiliki
beberapa ciri khas, yaitu:
a. Variabel
penelitian dan situasi perlakuan diatur secara ketat, dengan menetapkan
perlakuan, kontrol. dan pengacakan.
b. Adanya
kelompok pergendali sebagai pembanding bagi kelompok eksperimen.
c. Mengendalikan variansi untuk memaksimalkan variansi variabel yang
berkaitan dengan hipotesis penelitian, meminimalisir variansi variabel
pengganggu yang mungkin mempengaruhi hasil eksperimen, juga meminimalisir variansi kekeliruan, termasuk
kekeliruan pengukuran. Pemilihan dan penentuan subyek serta penempatan subyek
dalam kelompok perlakuan dan kelompok pengendalian juga dilakukan secara acak.
d.
Validitas internal diperlukan pada desain eksperimen guna mengetahui
apakah manipulasi benar-benar berdampak
pada perbedaan hasil yang dicapai.
e.
Validitas eksternal berkaitan dengan bagaimana keterwakilan populasi dan
ketergeneralisasian hasil eksperimen.
Eksperimen dalam bidang pendidikan berdasarkan
lokasinya dapat dibedakan atas dua bentuk, yaitu eksperimen di laboratorium dan
eksperimen di luar laboratorium. Eksperimen di laboratorium dilaksanakan
Peneliti dalam sebuah ruangan tertutup atau dalam kondisi tertentu untuk
meningkatkan akurasi hasil penelitian. Sedangkan eksperimen di luar
laboratorium (juga disebut eksperimen lapangan)
biasanya dilakukan oleh peneliti guna mendapatkan hasil eksperimen dalam
lingkungan yang sebenarnya, misalnya di kelas atau di masyarakat.
Dari kedua bentuk penelitian eksperimen tersebut
eksperimen diluar laboratorium adalah bentuk
eksperimen yang paling banyak dilakukan, karena mempunyai beberapa
keunggulan, misalnya:
a. lebih mudah
dalam pemberian perlakuan,
b. memungkinkan
untuk melakukan eksperimen pada kondisi yang sebenarnya,
c. hasil eksperimen lebih sesuai dengan
permasalahan yang dihadapi oleh para pendidik. Sedangkan kelemahan utamanya adalah sulit untuk mengendalikan
variabel-variabel luar yang mengancam
validitas internal dan validitas eksternal hasil eksperimen.
Eksperimen laboratorium memiliki keunggulan utama, yaitu sangat cocok untuk mendalami
masalah yang berkaitan dengan pengembangan ilmu pengetahuan, termasuk ilmu
pendidikan. Dalam pelaksanaan eksperimen ini memungkinkan untuk
mengendalikan variabel-variabel luar yang mengancam validitas internal dan
validitas eksternal hasil eksperimen. Namun karena ketatnya pengendalian
terhadap variabel-variabel luar, sehingga hasil eksperimen ini adakalanya tidak memungkinkan untuk
diterapkan pada kondisi yang sebenarnya.
Ada tiga hal yang menjadi karakteristik penelitian
eksperimental:
1. Manipulasi,
dimana peneliti menjadikan salah satu dari sekian variabel bebas untuk menjadi
sesuai dengan apa yang diinginkan oleh peneliti, sehingga variabel lain dipakai
sebagai pembanding yang bisa membedakan antara yang memperoleh
perlakuan/manipulasi dengan yang tidak memperoleh perlakuan/manipulasi.
2. Pengendalian,
dimana peneliti menginginkan variabel yang diukur itu mengalami kesamaan sesuai
dengan keinginan peneliti dengan menambahkan faktor lain ke dalam variabel atau
membuang faktor lain yang tidak diinginkan peneliti dari variabel.
3. Pengamatan,
dimana peneliti melakukan suatu kegiatan mengamati untuk mengetahui apakah ada
pengaruh manipulasi variabel (bebas) yang telah dilakukannya terhadap variabel
lain (terikat) dalam penelitian eksperimental yang dilakukannya.
Danim (2002) menyebutkan beberapa karakteristik
penelitian eksperimen, yaitu :
1. Variabel-veniabel
penelitian dan kondisi eksperimen diatur secara tertib ketat (rigorous
management), baik dengan menetapkan kontrol, memanipulasi langsung, maupun
random (acak).
2. Adanya
kelompok kontrol sebagai data dasar (base line) untuk dibandingkan dengan
kelompok eksperimen.
3. Penelitian
ini memusatkan diri pada pengontrolan variansi, untuk memaksimalkan variansi
variabel yang berkaitan dengan hipotesis penelitian, meminimalkan variansi
variabel pengganggu yang mungkin mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi tidak
menjadi tujuan penelitian. Di samping itu, penelitian ini meminimalkan variansi
kekeliruan, termasuk kekeliruan pengukuran. Untuk itu, sebaiknya pemilihan dan
penentuan subjek, serta penempatan subjek dalarn kelompok-kelompok dilakukan
secara acak.
4. Validitas
internal (internal validity) mutlak diperlukan pada rancangan penelitian eksperimen,
untuk mengetahui apakah manipulasi eksperimen yang dilakukan pada saat studi
ini memang benar-benar menimbulkan perbedaan.
5. Validitas
eksternalnya (external validity) berkaitan dengan bagaimana kerepresentatifan
penemuan penelitian dan berkaitan pula dengan menggeneralisasikan pada kondisi
yang sama.
6. Semua
variabel penting diusahakan konstan, kecuali variabel perlakuan yang secara
sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi.
Selain itu, dalam penelitian eksperimen ada tiga unsur
penting yang harus diperhatikan dalam melakukan penelitian ini, yaitu kontrol,
manipulasi, dan pengamatan. Variabel kontrol di sini adalah inti dari metode
eksperimental, karena variabel control inilah yang akan menjadi standar dalam
melihat apakah ada perubahan, maupun perbedaan yang terjadi akibat perbedaan
perlakuan yang diberikan. Sedangkan manipulasi disini adalah operasi yang
sengaja dilakukan dalam penelitian eksperimen. Dalam penelitian ini, yang
dimanipulasi adalah variabel independent dengan melibatkan kelompok-kelompok
perlakuan yang kondisinya berbeda. Setelah peneliti menerapkan perlakuan
eksperimen, ia harus mengamati untuk menentukan apakah hipotesis perubahan
telah terjadi (Observasi).
Dari beberapa penjelasan di atas secara garis besar
dapat kita simpulkan karakteristik penelitian eksperimen adalah antara lain :
1. Menggunakan kelompok kontrol sebagai garis dasar untuk
dibandingkan dengan kelompok yang dikenai perlakuan eksperimental.
2. Menggunakan sedikitnya dua kelompok
3. Harus mempertimbangkan kesahihan ke dalam (internal
validity).
4. Harus mempertimbangkan kesahihan keluar (external
validity).
Bahan bacaan :
Alsa,
Asmadi. (2004) Pendekatan
Kuantitatif Kualitatif dalam
Penelitian Psikologi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Ary, D., Jacob, L.C. and Razavieh, A. (1985).
Introduction to Research in Education. 3rd Edition. New York: Holt,
Rinehart and Winston
.
Fred N. Kerlinger. Asas-Asas Penelitian
Behavioral. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press.
Gay, L.R. (1983). Educational Research Competencies
for Analsis & Application. 2nd Edition. Ohio: A Bell &
Howell Company.
Hadi, Sutrisno. (1985) Metodologi Research
Jilid 4. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM.
Latipun. (2002) Psikologi Eksperimen. Malang: UMM
Press.
Pascasarjana UNTIRTA. 2012. Buku Pedoman Penulisan
Tesis. Serang: Pascasajana Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa.
Ross,
S.M., & Morrison,
G.R. (2003). Experimental Research
Methods. Ln D. Jonassen (Ed.)
Handbook of Research for Educational Communications and Technology. (2nd
Ed.).
(pp 1021-1043). Mahwah
Nj: Lawrence Erlbaum Associates.
Sugiyono. (2011).
Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sukardi.
(2011). Metodologi
Penelitian Pendidikan Kompetensi
dan Praktiknya Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Suryabrata, Sumadi. (2011). Metode Penelitian.
Jakarta: PT RajaGravindo Persada.