Modul Ajar Pendidikan Pancasila SMA SMK Kelas 10 (Kurikulum Merdeka)

CP ATP Modul Ajar Pendidikan Pancasila SMA SMK Kelas 10 (Kurikulum Merdeka)


CP ATP Modul Ajar Pendidikan Pancasila SMA SMK Kelas 10 (Kurikulum Merdeka), Pendidikan Pancasila merupakan salah satu mata pelajaran wajib untuk semua jenjang pendidikan di Indonesia, mulai dari tingkat SD sampai SMA. Pendidikan Pancasila mengemban amanah untuk menumbuhkembangkan nilai-nilai Pancasila setiap anak bangsa Indonesia. Sebuah amanah yang sangat mulia pada satu sisi dan tidak ringan, pada sisi yang lain.

 

Melalui mata pelajaran Pendidikan Pancasila ini, peserta didik diharapkan tidak hanya mema-hami sebuah konsep ataupun teori dan sejarah tentang Pancasila dan kewarganegara-an. Lebih dari itu, Pendidikan Pancasila diharapkan menjadi wahana edukatif dalam mengembangkan peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila, Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, semangat Bhinneka Tunggal Ika dan komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia.

 

Atas dasar itulah, Pendidikan Pancasila berorientasi pada penguatan karakter dan wawasan kebangsaan melalui pembentukan sikap mental, penanaman nilai, moral, dan budi pekerti yang menekankan harmonisasi aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan, serta menekankan pada sikap kekeluargaan dan bekerja sama pada proyek belajar kewarganegaraan.

 

CP ATP Modul Ajar Pendidikan Pancasila SMA SMK Kelas 10 (Kurikulum Merdeka), ini merupakan ikhtiar untuk menerjemahkan Capaian Pembelajaran Pendidikan Pancasila yang telah ditetapkan Kemendikbud ke dalam sejumlah aktivitas pembelajaran di kelas. Tak hanya menyediakan bahan bacaan, tetapi juga menawarkan sejumlah aktivitas pembelajaran yang perlu dilakukan. Tentu saja, guru memiliki kewenangan dan kemerdekaan untuk mendayagunakan secara maksimal apa yang ada dalam buku ini. Karena, apa yang tertulis dalam buku ini tak lebih dari sekadar acuan minimum pembelajaran di kelas. Selebihnya, kreatiitas dan inovasi guru dalam mengajarkan Pendidikan Pancasila adalah ujung tombak kesuksesan dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila.

 

Secara umum, penyusunan buku guru mata pelajaran Pendidikan Pancasila ini dimaksudkan untuk membantu dan memfasilitasi guru dalam mengajarkan Pendidikan Pancasila di kelas. Dengan buku ini, guru Pendidikan Pancasila dapat mengajarkan Pancasila secara lebih bermakna, kontekstual, dan menyenangkan.

 

Pendidikan Pancasila memiliki visi yang sangat mulia, yakni sebagai wahana pendidikan demokrasi untuk mengembangkan peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI Tahun 1945) untuk membangunan warga negara Indonesia yang berkarakter Pancasila.

 

Pendidikan Pancasila merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter, sebagaimana yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945.

 

Dengan mengacu kepada Proil Pelajar Pancasila, buku guru ini juga disusun untuk menerjemahkan Capaian Pembelajaran Pendidikan Pancasila ke dalam bentuk yang lebih operasional, dalam konteks pembelajaran. Dengan demikian, guru lebih mudah mencapai Capaian Pembelajaran Pendidikan Pancasila di kelas.

 

Hasil kajian dan analisis dari berbagai pihak dan lembaga terkait dengan pembelajaran Pendidikan Pancasila menunjukkan bahwa pembelajaran Pendidikan Pancasila lebih banyak bermuatan aspek kognitif, sementara porsi afektif dan psikomotorik terlalu sedikit. Dampaknya, pembelajaran Pendidikan Pancasila lebih banyak kepada hafalan dan mengingat untuk kemudiandikeluarkan dan dituliskan ulang pada saat ujian.

 

Idealnya, pembelajaran Pendidikan Pancasila lebih menekankan aspek afektif dengan tetap tidak meninggalkan aspek pengetahuan dan keterampilan. Artinya, penyajian materi Pendidikan Pancasila dilakukan secara menyeluruh, holistik, dan integratif sebagimana yang dicita-citakan oleh Ki Hadjar Dewantara: Rasa-Karsa-Cipta-Karya. Ki Hadjar menulis: “Pendidikan. Umumnya berarti daya-upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti, pikiran, dan tubuh anak; ... tidak boleh dipisah-pisahkan bagian itu, agar supaya dapat memajukan kesempurnaan hidup, yakni kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik selaras dengan dunianya.”

 

Model pembelajaran yang hanya menekankan aspek kognitif, sebagaimana yang sering terjadi, menimbulkan dampak yang sangat serius. Pertama, pembelajaran di kelas tidak menyenangkan, karena peserta didik lebih banyak dituntut untuk menghafal peristiwa dan tanggal. Sementara, makna atas peristiwa tersebut jarang dianalisis dan dikaji secara mendalam.

 

Kedua, tujuan pembelajaran Pendidikan Pancasila yang secara konseptual harus menitikberatkan pada pembentukan karakter peserta didik tentu tidak dapat dicapai jika pendekatan dan metode pembelajarannya hanya mengandalkan satu dimensi kognitif. Akibatnya tujuan pembentukan karakter peserta didik tidak dapat dicapai, degradasi moral (karakter) di kalangan peserta didik tetap tinggi jumlahnya.

 

Berdasarkan fakta tersebut, maka penyusunan buku guru mata pelajaran Pendidikan Pancasila ini bertujuan untuk:

1. Memberikan pemahaman guru Pendidikan Pancasila terkait dengan misi dan tujuan dari pelajaran Pendidikan Pancasila, subtansi dan karakteristiknya, serta strategi pembelajaran dan penilaian Pendidikan Pancasila; dan

2. Meningkatkan kemampuan guru Pendidikan Pancasila dalam melaksakan sistem dan strategi pembelajaran Pendidikan Pancasila secara tepat, mengoptimalkan pemanfaatan media dan sumber belajar, dan memberikan penilaian otentik secara tepat dalam pembelajaran.

3. Menjadi salah satu acuan dalam merancang strategi, metode, dan model pembelajaran secara lebih kontekstual dan bermakna, serta merancang dan melaksanakan penilaian kompetensi peserta didik secara menyeluruh, holistik, dan integratif sesuai dengan prinsip penilaian yang sahih, objektif, sistematis, danberkesinambungan.

 

ATP Modul Ajar Pendidikan Pancasila SMA SMK Kelas 10 (Kurikulum Merdeka) disusun mengacu pada Capaian Pembelajaran Pendidikan Pancasila pada Kurikulum Merdeka. Pancasila merupakan nilai luhur dan falsafat hidup bangsa Indonesia, yang kemudian ditetapkan sebagai dasar dan ideologi negara. Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah-mufakat, dan keadilan adalah nilai-nilai yang harus ditumbuhkembangkan dan diinternalisasikan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai-nilai itu kemudian ditetapkan sebagai norma dasar atau grundnorm Indonesia dan diberi nama Pancasila, hingga menjadi landasan yuridis bagi pengembangan seluruh aturan negara Republik Indonesia.

 

Sebagai falsafat hidup bangsa, nilai-nilai Pancasila semestinya mewujud dalam setiap sikap dan perbuatan segenap warga negara Indonesia. Keterwujudan dalam sikap dan perbuatan tersebut akan dapat mengantarkan seluruh bangsa pada kehidupan yang adil makmur sebagaimana cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia. Namun, gambaran ideal cita-cita bangsa tersebut masih jauh dari terwujud walaupun negara Indonesia telah menempuh perjalanan lebih dari tiga perempat abad. Masih banyak tantangan yang harus diatasi, baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun berbangsa dan bernegara.

 

Dalam konteks berbangsa dan bernegara, setiap warga negara perlu diarahkan menjadi warga negara yang baik dan terdidik (smart and good citizen), sehingga dapat memahami negara dan bangsa Indonesia, memiliki kepribadian Indonesia, memiliki rasa kebangsaan Indonesia, dan mencintai tanah air. Dengan demikian, mereka dapat melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai warga negara, juga turut aktif membentengi masyarakat, bangsa dan negara Indonesia dari berbagai ancaman dan hambatan yang akan merusak ketahanan bangsa dalam kerangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat Indonesia, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

 

Pendidikan merupakan kunci untuk menumbuhkembangkan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara berdasar Pancasila sesuai tujuan pendidikan nasional, yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan tersebut diterjemahkan secara lebih operasional dalam ruang lingkup lembaga pendidikan menjadi Proil Pelajar Pancasila, dengan mengkontekstualisasi tantangan abad ke-21 dan visi Indonesia 2045.

 

Dengan merujuk pada keenam dimensi Proil PelajarPancasila, sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya, Pendidikan Pancasila mengemban amanah untuk menumbuhkembangkan nilai-nilai Pancasila kepada setiap anak bangsa Indonesia. Oleh karena itu, proses pembelajaran Pendidikan Pancasila harus mengintegrasikan pendekatan pembelajaran yang menyenangkan dan efektif, memberi penguatan pendidikan karakter, literasi, dan pembelajaran berbasis kete- rampilan/kecakapan abad ke-21 yang karakteristik pembelajarannya mengarah pada High Order hinking Skill (HOTS), 4C (Creativity and Innovation, Critical hinking and Problem Solving, Collaboration, Communication) agar peserta didik antusias untuk memupuk nilai-nilai luhur Pancasila yang ada di dalam dirinya sendiri.

 

Pendidikan Pancasila mempunyai visi menjadi program pendidikan sekolah yang melakukan transmisi dan transformasi sikap serta perilaku peserta didik melalui proses pembelajaran. Dalam upaya meningkatkan keyakinan dan pemahaman ilosoi bangsa, perlu dilakukan perbaikan secara konten maupun proses pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila yang di dalamnya terkandung penguatan karakter, literasi, dan kecakapan abad ke-21 yang disesuaikan dengan kebutuhan dan perubahan zaman. Penerapannya harus dapat mendorong proses berpikir kritis, analitis, relektif, dan keterampilan “high order thinking ” melalui interaksi yang kontekstual dan kolaboratif. Dengan demikian, Pendidikan Pancasila akan mampu menghasilkan warga negara yang mampu berpikir global (think globally) dengan cara-cara bertindak lokal (act locally) berdasarkan Pancasila sebagai jati diri dan identitas bangsa.

 

Dengan demikian, mata pelajaran Pendidikan Pancasila mempunyai kedudukan strategis dalam upaya mewariskan nilai-nilai Pancasila kepada setiap warga negara, khususnya generasi muda, sehingga dapat menumbuhkembangkan sikap, perbuatan, dan keterampilannya dalam upaya mencapai Indonesia gemilang pada 2045 mendatang.

 

Berikut ini CP ATP Modul Ajar Pendidikan Pancasila SMA SMK Kelas 10 (Kurikulum Merdeka)

 

Baca Juga !!!!


CP ATP Modul Ajar Pendidikan Pancasila SMA SMK Kelas 11 (Kurikulum Merdeka) ---DISINI


CP ATP Modul Ajar Pendidikan Pancasila SMA SMK Kelas 12 (Kurikulum Merdeka) --- DISINI


Demikian informasi tentang CP ATP Modul Ajar Pendidikan Pancasila SMA SMK Kelas 10 (Kurikulum Merdeka). Semoga membantu bagi guru Pendidikan Pancasila (Pengirim OPS Kurikulum Merdeka)



= Baca Juga =


3 Comments

Maaf, Komentar yang disertai Link Aktif akan terhapus oleh sistem

Previous Post Next Post


































Free site counter


































Free site counter