Pengertian Berpikir Kraetif |
Kelebihan manusia dibanding dengan mahluk ciptaan Tuhan lainnya terletak pada kemampuan otaknya untuk berpikir. Otak diyakini sebagai alat bagi manusia untuk menjalani kehidupan lebih baik. Namun demikian belum banyak orang yang mengetahui tentang otak dan memanfaatkan potensi otak. Potensi otak seringkali diibaratkan para ahli sebagai raksasa yang tertidur. Sangat besar sangat kuat tetapi tidak berdaya atau tidak mengahsilkan sesuatu yang luar biasa karena dibiarkan terus tidur.
Otak merupakan tempat berpikir, belajar,
memecahkan masalah, mengingat, merasakan berbagai perasaan, munculnya gagasan,
tidur dan bermimpi. Berat otak rata-rata 1.4 kg. Otak tidak bergerak tetapi
aktivitas sarafnya menakjubkan, menghabiskan seperlima dari semua energi yang
dibutuhkan tubuh. Setiap pikiran dan gerakan manusia dikendalikan oleh otak.
Otak jauh lebih rumit dan canggih dari komputer manapun. Otak memungkinkan kita
berpikir, beribicara, mendengar, melihat, merasa dan bergerak. Otak tidak
pernah berhenti bekerja karena didalam otak
terdapat miliaran neuron (saraf) . Neouron membawa jutaan pesan ke otak
dan berfungsi sebagai penghubungan antara tubuh dan otak. Ketika pesan mencapai
saraf, otak menyeleksi dan mengirim perintah pada tubuh.
Otak manusia adalah three in one, terdiri
dari 3 bagian dalam 1 otak yaitu: batang otak, otak kecil dan otak besar.
Batang otak merupakan bagian otak sebelah ka- nan bawah tempat bertemu dengan
saraf utama tubuh yaitu sumsum tulang belakang. Batang otak mengontrol
proses-proses dasar yang penting bagi kehidupan seperti bernafas, denyut
jantung, mencerna makanan dan sistem tubuh lain yang mendukung agar manusia
hidup.
Otak kecil (serebelum) adalah bagian yang
berkerut dan bundar di bagian belakang otak. Bagian ini mengolah pesan-pesan
dari pusat motor (saraf), memisah-misahkan dan mengaturnya dengan sangat rinci
untuk dikirim keratusan otot tubuh. Dengan kapasitas otak ini kita belajar
gerakan yang terlatih dan seksama sperti menulis, naik sepeda, mengetik atau
bermain musik atau ketiganya sekaligus hampir tanpa berpikir. Otak besar adalah
bagian utama, merupakan bagian atas otak. Berbagai daerah pada permukaan
(korteks) berkaitan dengan sinyal syaraf ke dan dari bagian tubuh. Misalnya
pesan-pesan dari mata diteruskan pada pusat visual sehingga ditentukan informasi apa yang sedang
dilihat oleh mata.
Manusia dianugrahi kemampuan dan kekuatan
berpikir dengan sumber data ingatan pada setiap sel neuron yang berfungsi
sebagai sistem yang memproses informasi. Manusia memiliki kurang lebih 180
bilion neurons dan setiap neurons dapat berkoneksi dengan 1.000 sampai 15.000
neurons yang lain untuk membuat berbagai keputusan sebagai hasil berpikir.
Artinya pada dasarnya ada lebih 1.000 hingga 15.000 kemungkinan atau alternatif
keputusan atau solusi yang dapat dibuat dengan kapasitas berpikir yang kita
miliki.
Potensi otak manusia pada koridor 3 in 1, 2 belahan
kiri dan kanan, memiliki kapasitas mental serta gelombang elektromagnetis. Otak
3 in 1 karena manusia mememiliki tiga otak dalam 1 otak yangberfungsi secara
terintegrasi. Otak yang pertama adalah otak yang mengatur sistem–sistem
organ-organ tubuh yang menopang manusia hidup, dari mulai sistem pernafasan,
aliran darah hingga sistem pencernaan. Otak kedua mengatur tentang seks,
kesehatan, emosi dan memori jangka pendek. Otak ketiga mengatur bagaimana
berpikir dan memori jangka panjang.
Otak manusia terdiri dari dua belahan otak,
yaitu belahan otak kiri yang mengatur logika matematika dan belahan otak kanan yang mengatur seni, humaniora, dan
perasaan. Memiliki kapasitas mental intelegensi jamak dan bakat yang
mempengaruhi kecenderung berpikir, cara dan kualitas bertindak, keberminatan,
serta pola bekerja dan belajar. Otak memiliki gelombang otak yang mengatur
kewaspadaan, tidur, konsentrasi dan berpikir, dan beristrahat.
Masalahnya berdasarkan penelitian para ahli otak, manusia tidak memafaatkan
kapsitas otaknya. Manusia hanya mempergunakan 10% kemampuan berpikirnya. Salah satu
cara mengoptimalkan pemanfaatan kapasitas otak adalah mengembangkan kemampuan
berpikir tingkat tinggi salah satunya berpikir kreatif.
A. Berpikir
Berpikir adalah memanipulasi data, fakta dan
informasi untuk membuat keputusan berperilaku. Jangkauan pikiran dimulai dari
lamunan biasa, selanjutnya pemecahan masalah yang kreatif. Aktivitas mental
dalam perasaan dan pemahaman bergantung
pada peransangan dari luar dalam proses yang disebut sensasi dan atensi. Proses
mental yang lebih tinggi yang disebut berpikir terjadi di dalam otak. Mengingat
kembali mengundang pengalaman terdahulu ke alam pikiran dan mulai membentuk
rantai asosiasi. Rantai asosiasi tidak merujuk pada apa yang secara nyata kita
lihat tetapi sebagai khayalan-khayalan mental.
Asosiai bebas adalah melompat dari satu
pemikiran kepemikiran lainnya. Aosiasi bebas merupakan pemikiran yang tidak
terkendali tergantung daya imajinasi dan eksplorasi pikiran. Asosiasi bebas
merupakan salah satu sifat dari melamun atau mengkhayal. Kebanyakan pemikiran
manusia tidak terkendali.
Pikiran terarah atau pikiran pemecahan
masalah dianggap sebagai jenis pikiran
yang paling tinggi. Pemikiran akan terarah apabila kita merencanakan apa
tidakan yang akan dilakukan. Pemecahan masalah akan terjadi manakala secara
nyata ditemukan hal yang dirasakan mengganggu baik secara fisik maupun mental.
Bentuk pemikiran yang paling tinggi berkenaan dengan arti atau makna dan konsep
dari sesuatu, sehingga lebih bersifat abstrak dibandingkan hal-hal yang nyata.
Seseorang yang yang praktis berpikir melalui
sesuatu yang nampak dari gerakan fisik tertentu yang ditangkap alat dria.
Seorang ilmuan melihat hal yang sama akan memandang kejadian atau peristiwa
dalam kerangka teori, konsep atau hukum tertentu. Pemecahan masalah terus berkembang
dengan membayangkan hubungan baru antara abstrasi-abstraksi (bayangan/ khayalan
mental). Suatu hubungan baru ditentukan berdasarkan suatu pemahaman atau
pengertian.
Fungsi mental pemahaman, ingatan dan berpikir
saling teradin dan berhubungan karena manusia memahami, mengingat dan berpikir
dalam waktu yang bersamaan. Kegiatan mental dilakukan oleh sel-sel saraf yang
sama dalam didalam otak karena sel-sel
otak tertentu sedang bekerja dengan cara tertentu untuk menghasilkan keputusan
tertentu. Makin banyak informasi, data, fakta disampaikan sebagai pesan oleh
sel-sel saraf, merangsang banyak sel otak pada banyak bagian bekerja sehingga
dihasilkan pemikiran yang kompleks tentang sesuatu hal.
Sutan Takdir Alisjahbana. menyatakan
bahwa pikiran memberi manusia pengetahuan yang dapat dipakainya sebagai pedoman
dalam perbuatannya, sedangkan kemauanlah yang menjadi pendorong perbuatan
mereka. Oleh karena itu berfikir merupakan atribut penting yang menjadikan
manusia sebagai manusia, berfikir adalah fondasi dan kemauan adalah
pendorongnya.
Kalau berfikir (penggunaan
kekuatan akal) merupakan salah satu ciri penting yang membedakan manusia dengan
hewan, sekarang apa yang dimaksud berfikir, apakah setiap penggunaan akal dapat
dikategorikan berfikir, ataukah penggunaan akal dengan cara tertentu saja yang
disebut berfikir. Para akhli telah mencoba mendefinisikan makna berfikir dengan
rumusannya sendiri-sendiri, namun yang jelas tanpa akal nampaknya kegiatan
berfikir tidak mungkin dapat dilakukan, demikian juga pemilikan akal secara
fisikal tidak serta merta mengindikasikan kegiata berfikir.
Menurut J.M. Bochenski pengertian berfikir adalah perkembangan
ide dan konsep, definisi ini nampak sangat sederhana namun substansinya cukup
mendalam, berfikir bukanlah kegiatan fisik namun merupakan kegiatan mental,
bila seseorang secara mental sedang mengikatkan
diri dengan sesuatu dan sesuatu itu terus berjalan dalam ingatannya, maka orang
tersebut bisa dikatakan sedang berfikir. Jika demikian berarti bahwa berfikir
merupakan upaya untuk mencapai pengetahuan. Upaya mengikatkan diri dengan
sesuatu merupakan upaya untuk menjadikan sesuatu itu ada dalam diri (gambaran
mental) seseorang, dan jika itu terjadi tahulah dia, ini berarti bahwa dengan berfikir
manusia akan mampu memperoleh pengetahuan, dan dengan pengetahuan itu manusia
menjadi lebih mampu untuk melanjutkan tugas kekhalifahannya di muka bumi serta
mampu memposisikan diri lebih tinggi dibanding makhluk lainnya.
Sementara itu menurut Partap
Sing Mehra pengertian berfikir
(pemikiran) yaitu mencari sesuatu yang belum diketahui berdasarkan sesuatu
yang sudah diketahui. Definisi ini mengindikasikan bahwa suatu kegiatan
berfikir baru mungkin terjadi jika akal/pikiran seseorang telah mengetahui
sesuatu, kemudian sesuatu itu dipergunakan untuk mengetahui sesuatu yang lain,
sesuatu yang diketahui itu bisa merupakan data, konsep atau sebuah idea, dan
hal ini kemudian berkembang atau dikembangkan sehingga diperoleh suatu yang
kemudian diketahui atau bisa juga disebut kesimpulan. Dengan demikian kedua
definisi yang dikemukakan akhli tersebut pada dasarnya bersifat saling
melengkapi. Berfikir merupakan upaya untuk memperoleh pengetahuan dan dengan
pengetahuan tersebut proses berfikir dapat terus berlanjut guna memperoleh
pengetahuan yang baru, dan proses itu tidak berhenti selama upaya pencarian
pengetahuan terus dilakukan.
Menurut Jujus S
Suriasumantri, pengertian berfikir
merupakan suatu proses yang membuahkan pengetahuan. Proses ini merupakan
serangkaian gerak pemikiran dalam mengikuti jalan pemikiran tertentu yang
akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan yang berupa pengetahuan. Dengan demikian
berfikir mempunyai gradasi yang berbeda dari berfikir sederhana sampai berfikir
yang sulit, dari berfikir hanya untuk mengikatkan subjek dan objek sampai
dengan berfikir yang menuntut kesimpulan berdasarkan ikatan tersebut. Sementara
itu Partap Sing Mehra menyatakan bahwa proses berfikir mencakup hal-hal sebagai
berikut yaitu:
- Conception (pembentukan gagasan)
- Judgement (menentukan sesuatu)
- Reasoning (Pertimbangan pemikiran/penalaran)
bila seseorang mengatakan
bahwa dia sedang berfikir tentang sesuatu, ini mungkin berarti bahwa dia sedang
membentuk gagasan umum tentang sesuatu, atau sedang menentukan sesuatu, atau
sedang mempertimbangkan (mencari argumentasi) berkaitan dengan sesuatu tersebut.
Cakupan proses berfikir sebagaimana disebutkan di atas menggambarkan
bentuk substansi pencapaian kesimpulan, dalam setiap cakupan terbentang suatu
proses (urutan) berfikir tertentu sesuai dengan substansinya.
B. Tingkat
Berpikir Kreatif
Terdapat tiga tingkat berpikir kreatif.
Semiawan (1990) mengemukakan tiga tingkat
kreativitas yang
masing-masing tingkat mempunyai ciri
kognitif dan afektif. Tingkatan
kreatif meliputi: (a) fungsi divergen; (b) proses pemikiran dan perasaan
yang majemuk; dan (c) keterlibatan dalam tantangan-tantangan nyata.
1. Tingkat I: Fungsi Divergen
Tingkat ini merupakan awal proses kreatif.
Anak yang melakukan latihan pada
tingkat ini akan
mengembangkan kemampuan divergen, yaitu keterbukaan terhadap berbagai
kemungkinan. Secara kognitif anak
mengembangkan fungsi-fungsi divergen meliputi perkembangan dari kelancaran (fluency),
kelenturan (flexibility), keaslian (originality), dan keterincian (elaboration)
dalam berpikir.
Selanjutnya Semiawan menjelaskan, bahwa
tingkat pertama yang
disebut tingkat kreatif meliputi
kesediaan untuk menjawab, keterbukaan terhadap pengalaman, kesediaan menerima
kesamaran atau kedwiartian (ambiguity), kepekaan terhadap masalah dan
tantangan, rasa ingin tahu, keberanian mengambil risiko, kesadaran, dan
kepercayaan kepada diri sendiri. Tingkat ini merupakan landasan atau dasar di
mana belajar kreatif berkembang. Dengan demikian, tahap ini mencakup sejumlah
metode dan teknik yang dapat dipandang sebagai dasar dari belajar kreatif.
Pengawas dapat mendorong diri sendiri dan
orang lain untuk terbuka terhadap hal-hal baru, mengembangkan kepekaan terhadap
berbagai permasalahan yang dihadapi orang lain dalam sitasi yang dihadapi
karena latar belakang dirinya, serta keberanian untuk menanggung resiko
kemungkinan apa yang dikerjakan salah atau gagal. Menanamkan pikiran pada diri
sendiri maupun orang lain bahwa kesuksesan adalah kemauan untuk bangkit dari
kegagalan. Kesuksesan adalah 9 kali gagal dengan 10 kali bangkit .
2. Tingkat II: Proses pemikiran dan perasaan
yang majemuk
Pada tingkat ini terjadi peningkatan kemampuan kreatif serta
ciri afektif dan kognitif anak lebih diperluas dan
diterapkan. Segi pengenalan dari tingkat II ini meliputi penerapan, analisis,
sintesis, dan penilaian (evaluasi). Di samping itu, termasuk juga transformasi
dari beraneka produk dan isi, keterampilan metodologis atau penelitian, dan
pemikiran yang melibatkan analogi dan kiasan (metaphor).
Segi
afektif pada tingkat ini mencakup keterbukaan terhadap perasaan-perasaan dan
konflik yang majemuk, mengarahkan perhatian kepada masalah, penggunaan khayalan
dan tamsil, meditasi dan kesantaian (relaxation), serta pengembangan
“keselamatan” psikologis dalam berkreasi atau mencipta. Terdapat penekanan yang
nyata pada pengembangan kesadaran yang meningkat, keterbukaan fungsi-fungsi
pra-sadar, dan kesempatan-kesempatan untuk pertumbuhan pribadi.
Guru harus mampu mendorong diri dan peserta didik untuk menjadi individu yang siap menerima kritik sebagai
bagian dari pandangan yang berbada atau pandangan dari sudut pandang lain
terhadap suatu objek atau permasalahan yang dihadapi. Pada suatu kritik selalu
terdapat dimensi yang luput dari perhatian awal. Kritik yang disertai kondisi
emosional sekalipun mengandung unsur yang tidak menjadi perhatian penggagas ide
karena kekurang pekaan terhadap permasalahan yang mungkin dihadapi oleh orang
lain terhadap suatu keadaan.
3. Tingkat III: Keterlibatan dalam
tantangan-tantangan yang nyata
Proses kreatif pada tingkat
pertama dan kedua merupakan dasar bagi keterlibatan afektif dan kreatif
terhadap permasalahan dan tantangan yang
nyata. Anak mengalami keterlibatan dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
mandiri dan yang diarahkannya sendiri.
Siswa belajar kreatif mengarah pada identifikasi tantangan-tantangan atau
masalah-masalah yang berarti, pengajuan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan
dengan masalah-masalah itu, dan pengelolaan sumber-sumber yang mengarah pada
perkembangan hasil atau produk (Semiawan, 1990).
Pada tingkat III mencakup internalisasi nilai-nilai dan sistem nilai (Kratwohl dkk.,
1964), keterikatan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang produktif, dan
upaya untuk mencari pengungkapan (aktualisasi) diri dalam hidup (Maslow, 1968).
Guru harus mampu mendorong diri dan siswa untuk
mengajukan berbagai pertanyaan yang berkenaan dengan objek yang mungkin secara
nyata dan mungkin dalam imajinasi dan menjadikan pertayaan-pertanyaan tersebut
sebagai stimulasi tantangan untuk menyelesaikan permasalahan. Memikirkan
berbagai sumber daya dalam diri dan lingkungan yang dapat dimanfaatkan atau
terkait dengan permasalahan sehingga berkontribusi menghasilkan solusi yang
efektif. Jangan pernah takut untuk mencoba hal baru, berpikir positif apa manfaat
atau keuntungan yang dapat diperoleh, lakukan dengan senang sebagai pengalaman
pembelajaran maka kita menemukan dunia yang terbuka lebar dengan berbagai
kemungkinan.
C. Langkah-langkah
Berpikir Kreatif
Menurut John Dewey proses berfikir mempuyai urutan-urutan (proses) sebagai berikut :
- Timbul rasa sulit, baik dalam bentuk adaptasi terhadap alat, sulit mengenai sifat, ataupun dalam menerangkan hal-hal yang muncul secara tiba-tiba.
- Kemudian rasa sulit tersebut diberi definisi dalam bentuk permasalahan.
- Timbul suatu kemungkinan pemecahan yang berupa reka-reka, hipotesa, inferensi atau teori.
- Ide-ide pemecahan diuraikan secara rasional melalui pembentukan implikasi dengan jalan mengumpulkan bukti-bukti (data).
- Menguatkan pembuktian tentang ide-ide di atas dan menyimpulkannya baik melalui keterangan-keterangan ataupun percobaan-percobaan.
Sementara itu Kelly mengemukakan bahwa proses berfikir mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
- Timbul rasa sulit
- Rasa sulit tersebut didefinisikan
- Mencari suatu pemecahan sementara
- Menambah keterangan terhadap pemecahan tadi yang menuju kepada kepercayaan bahwa pemecahan tersebut adalah benar.
- Melakukan pemecahan lebih lanjut dengan verifikasi eksperimental
- Mengadakan penelitian terhadap penemuan-penemuan eksperimental menuju pemecahan secara mental untuk diterima atau ditolak sehingga kembali menimbulkan rasa sulit.
- Memberikan suatu pandangan ke depan atau gambaran mental tentang situasi yang akan datang untuk dapat menggunakan pemecahan tersebut secara tepat.
Urutan langkah (proses) berfikir seperti tersebut di atas lebih menggambarkan suatu cara berfikir ilmiah, yang pada dasarnya merupakan gradasi tertentu disamping berfikir biasa yang sederhana serta berfikir radikal filosofis, namun urutan tersebut dapat membantu bagaimana seseorang berfikir dengan cara yang benar, baik untuk hal-hal yang sederhana dan konkrit maupun hal-hal yang rumit dan abstrak, dan semua ini dipengaruhi oleh pengetahuan yang dimiliki oleh orang yang berfikir tersebut.
Langkah-langkah berpikir kreatif dapat
diidentifikasi dalam lima langkah yaitu : mempergunakan bahasa mental otak, meningkatkan
daya ingat, menguasai teknik mengingat,
membuat peta pikiran serta memahami karakteristik kuadran berpikir dan
mempergunakan untuk menyelesaikan masalah
Lalu bagaimana Langkah-langkah Berpikir Kreatif? Berikut ini penjelasan tentang langkah-langkah berpikir kreatif, yaitu:
Lalu bagaimana Langkah-langkah Berpikir Kreatif? Berikut ini penjelasan tentang langkah-langkah berpikir kreatif, yaitu:
1. Mempergunakan Bahasa Mental Otak
Berpikir kreatif dimulai dengan mempergunakan
bahasa mental otak yaitu verbal, matematik, visual dan berpikir sensory.
a)
Bahasa verbal adalah membayangkan skenario suatu peristiwa atau merunut hal
yang terjadi dalam suatu peristiwa atau
kejadian. Misalnya anak kesiangan dan takut untuk masuk kelas, bayangkan hal
yang mungkin menyebabkan anak kesiangan, kecemasan yang ada pada pikiran anak,
dan reaksi guru dan teman-teman pada saat anak mengetuk pintu.
b)
Bahasa matematika adalah perkiraan yang berhubungan dengan ukuran, antara lain
: besaran, jumlah, bobot, isi, waktu, dan jarak. Contoh : kelas ukuran 8 x 9 m
dapat terisi dengan berapa bangku dan kursi agar tetap ada jarak antar bangku
sehingga mampu menampung berapa jumlah siswa agar dapat belajar dengan nyaman.
c)
Bahasa Visual adalah menampilkan beragam
informasi dalam satu bagan atau gambar. Contoh foto kegiatan sekolah memberikan informasi
kondisi sekolah berhubungan dengan tata letak, bentuk bangunan, keterkaitan
dengan lingkungan, dan aktivitas yang terjadi di sekolah.
d)
Berpikir sensory adalah memberikan perhatian terhadap berbagai hal yang
menstimulasi alat indra. Tingkat perhatian menghasilkan informasi, data dan
fakta yang akan di manipulasi oleh otak sebagai proses berpikir. Contoh jika
melewati wc sekolah tercium bau tidak nyaman coba recek kondisi bak air dan air di wc
tersebut. Jika bak air kecil dan air tidak mengalir pada waktu keran di buka
artinya bukan hanya siswa yang mungkin tidak tahu aturan kebersihan tapi sarana
yang ada tidak mendukung.
Penggunaan bahasa mental lebih dari satu
menstimulasi kapasitas otak untuk memanipulasi berbagai informasi, data dan
fakta lama yang tersimpan dalam memori
maupun informasi, data dan fakta baru yang dihasilkan dari proses atensi dan
sensasi. Pesan yang diterima otak menjadi lengkap dan komprehensif sehingga
kemungkinan alternatif solusi menjadi
lebih banyak dan lebih mendasar. Paling tidak minimal ada 4 kemungkinan
berdasarkan analisa bahasa mental yang digunakan, ada 16 kemungkinan yang
realistik dan secara optimal ada 256 kemungkinan yang dapat dipilih untuk
diseleksi dan dianalisa ketepatan penggunaan berdasarkan kebutuhan yang
ditetapkan oleh individu.
Pada saat dihadapkan pada suatu persoalan paling
tidak harus mencari tahu dan mempertimbangkan urutan peristiwa dan hubungan
antar peristiwa. Melengkapi informasi dengan data-data baik secara kuantitas dan kualitas. Memberikan perhatian
terhadap berbagai hal yang secara nyata terjadi. Akhirnya semua informasi yang
diterima diformulasikan/ ditampilkan dalam suatu peta masalah atau pikiran
sehingga nampak jelas koneksitas, kebutuhan dan kemungkinan solusi.
2. Meningkatkan ingatan (daya ingat/ memori)
Langkah kedua berpikir kreatif adalah meningkatkan
ingatan dengan cara :
- mempraktikkan, mempraktikkan apa yang dipelajari. Contoh untuk mengingat fungsi-fungsi menu pada komputer harus mempraktekkan penggunaannya.
- mengulang, mengulang hal-hal yang sudah dipelajari. Contoh membaca kembali berbagai teori.
- memberikan perhatian, memberikan tanda, menuliskan pada buku catatan harian apa-apa yang harus dikerjakan. Contoh memberi stabilo dengan warna yang berbeda untuk kegiatan yang berbeda. Memberikan perhatian terhadap pembicaraan orang lain. Mencatat hal-hal penting yang memerlukan respon baik secara umum maupun khusus sehingga perlu diskusi dan rancangan aktivitas yang spesifik.
- mengobservasi, memberikan perhatian lebih detail pada setiap aspek yang berhubungan fokus perhatian. Contoh : memperhatikan selama kecenderungan siswa kesiangan.
- Melakukan studi kasus secara longitudinal kecenderungan kebiasaan belajar peserta didik. Mengobservasi secara langsung proses pembelajaran yang terjadi didalam kelas sehingga memperoleh umpan balik kompetensi keterampilan mengajar guru sehingga dapat dirumuskan rekomendasi pelatihan guru yang lebih efektif.
- sikap dan gaya hidup, mengembangkan perhatian, peka dan empati terhadap berbagai persoalan kehidupan disekitar. Contoh memberikan perhatian terhadap data kondisi ekonomi siswa sehingga mampu berempati terhadap siswa-siswa yang merasa kesulitan untuk membayar uang sekolah. Memahami situasi dan budaya sekolah sehingga tidak berpenampilan berlebihan pada saat melakukan pembinaan dan pengawasan ke sekolah apalagi jika sekolah-sekolah yang dikunjungi adalah sekolah rintisan
3. Teknik Mengingat
Langkah ketiga berpikir kreatif adalah menguasai
berbagai teknik mengingat. Teknik mengingat antara lain : asosiasi, subsitusi,
hubungan antar peristiwa, phonetik alfabet (jembatan keledai), menetapkan
ingatan (memory pegs).
a)
Teknik asosiasi, mengasosiasi sesuatu
terhadap suatu benda atau peristiwa. Contoh
: zebra adalah kuda belang-belang, baju bermotif belang-belang, dan mobil.
Menyimpan buku yang harus dibawa ke sekolah yang di kunjungi di meja tamu pada
malam hari untuk mengingatkan keesokan harinya harus berangkat ke sekolah
binaan. Pengawas dapat menetapkan ciri khas dari satu sekolah dan selanjutnya
dijadikan asosiasi tentang sekolah tersebut.
b) Subsitusi, mensubsitusi kata pada hal yang ingin diingat. Contoh teknik
menghafal nama :
1) dengarkan dan pahami
nama, jika menyulitkan mintalah untuk mengulang secara perlahan
2) ulangi nama
tersebut pelan-pelan dan beri penekanan khusus pada sesuatu yang menarik dari nama
tersebut. Contoh Yusi (you see)
perhatikan wajahnya hal
apa yang menarik dan mudah diingat. Contoh berkerudung
3) hubungkan gambaran
hal menarik dengan subsitusi. Contoh yoo see berkerudung.
c)
Hubungan antar peristiwa. Contoh : Standar isi – kompetensi, Ujian
Nasional - Nilai kelulusan, Gerak jatuh
bebas – orang terpeleset
d)
Phonetic Alphabet (lebih sering disebut jembatan keledei). Contoh: spectrum warna “mejikuhibingiu” merah, jingga,
kuning, hijau, biru, dan ungu.
e)
Menetapkan ingatan (memory pegs). Mengingat sesuatu yang akan dihafal pada
benda-benda di sekeliling. Contoh menghafal nama-nama guru pada sekolah binaan
dengan mengingat benda di sekeliling sekolah
4. Membuat Peta Pikiran
Langkah keempat berpikir kreatif adalah membuat peta berpikir. Langkah membuat peta
berpikir sebagai beikut :
- tetapkan topik/ tema utama
- pikirkan faktor, ide, konsep, komponen utama yang berhubungan langsung dengan topik atau tema. Gunakan kata-kata kunci untuk setiap konsep
- konsentrasi untuk mengembangkan ide dengan menghubungan setiap faktor, ide, konsep atau komponen dengan menggunakan pendekatan kekepan (kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan)
- organisasikan mana yang menjadi prioritas dengan memberi warna, catatan atau tanda-tanda lain yang dapat menarik perhatian
- anda siap menuliskan atau memaparkan pada orang lain
Peta pikiran membantu seseorang melihat
persoalan secara komprehensif kontekstual. Artinya setiap hal yang berhubungan
baik secara langsung maupun tidak langsung dengan permasalahan diidentifikasi,
diberi perhatian khusus pada faktor-faktor yang penting dan akan sangat
mengganggu bilamana tidak diperhatikan atau diantisipasi. Kemampuan membuat
peta pikiran menunjukkan kecerdasan seseorang dalam menyikapi persoalan dan
merancang solusi yang paling memungkinkan dilakukan.
5. Kuadran Berpikir dan Penyelesaian Masalah
Langkah kelima berpikir kreatif adalah memahami
karakteristik kuadran berpikir dan mempergunakan untuk menyelesaikan masalah.
Kuadran berpikir terbagi dalam empat kuadran yaitu :
- kuandran A berpikir analitik, berpikir mempergunakan data, fakta dan logika. Belajar secara ekternal, menjadi detektif dan melakukan eksplorasi untuk mendefinisikan permasalahan yang dihadapi. Contoh : mengumpulkan data, fakta dan informasi yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan permasalahan proses seleksi siswa.
- kuadran B berpikir sekuensial, berpikir secara terstruktur, memperhatikan detail, disiplin dan perancanaan yang matang. Mengembangkan kebiasaan belajar dan bekerja secara teratur dan efektif sehingga mampu merancang implementasi solusi secara matang. Contoh : memfasilitasi penyusunan rancangan aktivitas pembelajaran selama 1 ( satu) tahun ajaran sesuai kalender akadmik dan tuntutan standar isi.
- Kuadran C berpikir interpersonal, berpikir dengan memperhatikan nilai, simbol, komunikasi dan perasaan. Belajar secara interaktif dari pengalaman, umpan balik, diskusi maupun sistem nilai sehingga dapat memberikan penilaian solusi yang paling mungkin dilakukan untuk menyelesaikan masalah. Contoh : menginisiasi pengembangan program sukses ujian nasional dengan memperkuat rasa percaya diri siswa, guru dan pimpinan sekolah.
- Kuadran D berpikir imaginatif, berpikir internal mengembangkan pemahaman dan visualisasi dengan menetapkan visi, konteks, harapan masa depan dan inovasi. Memformulasikan ide umum dan mengevaluasi ide-ide kreatif yang diprediksi mungkin dilakukan untuk menyelesaikan masalah. Contoh : ketertarikan siswa tingkat menengah pada bahasa asing dikembangkan dalam bentuk memfasilitasi area berbahasa asing.
Walaupun individu akan menunjukkan kuadran
dominan dalam karakteristik berpikir tetapi kuadran lain dapat dioptimalkan
sehingga berkontribusi terhadap penyelesaian masalah secara kreatif. Individu
menjadi tidak mampu berpikir kreatif karena mengalami hambatan mental. Hambatan
mental meliputi asumsi yang salah
tentang diri, kebiasaan dan sikap. Hambatan mental tersebut dapat ditanggulangi
dengan mengimplementasikan kuadran berpikir. Secara spesifik sebagai berikut :
- hambatan mental karena asumsi yang salah, yaitu menyakini ” saya tidak kreatif”. Seorang yang berpikir intelegen adalah seorang pemikir yang baik. Cari fakta-fakta dengan kuadran A kemudian dengan waktu yang ada yakinlah ” mengapa tidak untuk menjadi lebih kreatif”, atau ”orang lain bisa mengapa saya tidak”
- hambatan mental karena kebiasaan : (a) menyakini hanya ada satu jawaban benar padahal ada banyak kemungkinan jawaban dari pertanyaan. (b) Masalah dilihat sebagai sesuatu yang rumit dan membebani sehingga terisiolasi dalam masalah padahal setiap masalah tidak lepas dari konteksnya sehingga ada banyak kemungkinan penyelesaian sesuai konteks. (3) Ada banyak aturan yang harus ditaati dalam menyelesaikan masalah dan harus diyakini ada banyak sumber daya yang dapat kita manfaatkan. Jadi gunakan kuandran B, buat perencaan secara kreatif.
Hambatan mental karena sikap dan emosi. (a)
Berpikir negatif, berprasangka, rendah diri. Pandanglah masalah sebagai sesuatu
yang menarik atau berbeda, jangan takut,
memang tidak baik tetapi juga tidak buruk. Bersikap positif atau netral.
(b) takut berbuat salah atau takut mengambil resiko gagal. Padahal kita tidak
akan maju kalau tidak mau menghadapi tantangan dan belajar untuk menyelesaikan
masalah bukan dari masalah, (c) bimbing membuat keputusan karena tidak memiliki
informasi yang cukup, jadi manfaatkan sebagai kesempatan menjadi kreatif dengan
mencari lebih banyak informasi. Jadi positif dan perhatian, tidak mungkin
menjadi sukses tanpa kesalahan. Perkuat kuadran C.
Setting ulang dan dukung untuk berpikir
kreatif dengan mengembangkan secara hati-hati kuadran D. Gunakan seluruh
kapasitas otak . (1) Mulai dengan memotivasi diri dan memberi instruksi pada
diri, kita dapat melakukan apa yang kita pikirkan. (2) Bersikap positif dan
optimistik tetapi realistik. (3) Belajar bertanggung jawab terhadap perilaku
adan tindakan yang kita lakukan. (4) seting ulang lingkungan sehingga
memfasilitasi tindakan yang kreatif. Kreativitas bukan sesuatu yang terjadi
begitu saja maka rencanakan untuk menjadi kreatif.
Setiap orang harus mengidentifikasi diri
dominan berada pada kuadran mana, terus melakukan latihan sehingga potensi
berkembang optimal, berlatih mengembangkan keterampilan pada kuadran lain
sehingga menjadi kemampuan yang mendukung potensi utama. Seseorang hendaknya
belajar meghilangkan hambatan-hambatan mental yang menghalangi berkembangnya
kemampuan berpikir. Mulailah dengan meyakinkan diri bahwa saya memiliki potensi
dan jangan membiasakan diri membuang energi untuk pemikiran-pemikiran
menakutkan yang belum tentu terjadi atau sibuk beriri hati pada orang yang
mampu melakukan tapi tidak melakukan apapun.
Sugesti positif pada diri menambahkan enegripiskologis, sebaliknya sugesti negatif menghilangkan energi psikologis. Setiap orang perlu belajar mengelola diri atau mengendalikan diri. Dimulai dengan kendalikan
pikiran dan perasaan pada hal yang
positif sehingga tindakan yang dilakukan positif. Kendalikan konsekwensi yang
akan diterima dengan mengendalikan tindakan yang dilakukan. Tetapkan tujuan
hidup dan aktivitas yang jelas dengan indikator keberhasilan dan kegagalan.
Buat perencanaan kehidupan secara tegas dan konsewens terhadap perencanaan yang
dibuat. Beri diri hadiah jika berhasil mencapai tahapan sesuai rancangan dan
berikan hukuman yang membangun bila tidak berhasil mencapai.
Tags:
Pembelajaran
Terima kasih sangat bermanfaat. izin copas.
Terima kasih sudah sharing pengetahuan
Postingnya sangat bermanfaat terima kasih. http://arenamodel.blogspot.com/