1.
Pengertian
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM)
Secara umum istilah
belajar dimaknai sebagai suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadinya perubahan
tingkah laku. Dengan pengertian demikian, maka pembelajaran dapat dimaknai
sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga
tingkah laku peserta didik berubah ke arah yang lebih baik (Darsono, 2000: 24).
Adapun yang dimaksud dengan proses pembelajaran adalah sarana dan cara bagaimana suatu generasi belajar, atau dengan kata lain bagaimana sarana belajar itu secara efektif digunakan. Hal ini tentu berbeda dengan proses belajar yang diartikan sebagai cara bagaimana para pembelajar itu memiliki dan mengakses isi pelajaran itu sendiri (Tilaar, 2002: 128).
Adapun yang dimaksud dengan proses pembelajaran adalah sarana dan cara bagaimana suatu generasi belajar, atau dengan kata lain bagaimana sarana belajar itu secara efektif digunakan. Hal ini tentu berbeda dengan proses belajar yang diartikan sebagai cara bagaimana para pembelajar itu memiliki dan mengakses isi pelajaran itu sendiri (Tilaar, 2002: 128).
Sedangkan menurut Duffy dan
Roehler (1989). Pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan
menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan
kurikulum. Gagne dan Briggs (1979:3). mengartikan instruction atau pembelajaran
ini adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa,
yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk
mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat
internal. Sedanghkan dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar.
Berangkat dari
pengertian tersebut, maka dapat dipahami bahwa pembelajaran membutuhkan
hubungan dialogis yang sungguh-sungguh antara guru dan peserta didik, dimana
penekanannya adalah pada proses pembelajaran oleh peserta didik (student of
learning), dan bukan pengajaran oleh guru (teacher of teaching) (Suryosubroto,
1997: 34). Konsep seperti ini membawa konsekuensi kepada fokus pembelajaran
yang lebih ditekankan pada keaktifan peserta didik sehingga proses yang terjadi
dapat menjelaskan sejauh mana tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
dapat dicapai oleh peserta didik.
Keaktifan peserta didik
ini tidak hanya dituntut secara fisik saja, tetapi juga dari segi kejiwaan.
Apabila hanya fisik peserta didik saja yang aktif, tetapi pikiran dan mentalnya
kurang aktif, maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak tercapai. Ini
sama halnya dengan peserta didik tidak belajar, karena peserta didik tidak
merasakan perubahan di dalam dirinya (Fathurrohman & Sutikno, 2007: 9).
Pembelajaran pada
hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan,
sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dan tugas guru
adalah mengkoordinasikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan
perilaku bagi peserta didik. Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai usaha
sadar pendidik untuk membantu peserta didik agar mereka dapat belajar sesuai dengan
kebutuhan dan minatnya. Disini pendidik berperan sebagai fasilitator yang
menyediakan fasilitas dan menciptakan situasi yang mendukung peningkatan
kemampuan belajar peserta didik.Pembelajaran merupakan salah satu unsur penentu
baik tidaknya lulusan yang dihasilkan oleh suatu sistem pendidikan. Ia ibarat
jantung dari proses pembelajaran. Pembelajaran yang baik cenderung menghasilkan
lulusan dengan hasil belajar yang baik pula. Demikian pula sebaliknya.
Hasil belajar pendidikan
di Indonesia masih dipandang kurang baik. Sebagian besar siswa belum mampu
menggapai potensi ideal/optimal yang dimilikinya. Oleh karena itu, perlu ada
perubahan proses pembelajaran dari kebiasaan yang sudah berlangsung selama ini.
Pembelajaran yang saat ini dikembangkan dan banyak dikenalkan ke seluruh
pelosok tanah air adalah Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan
atau disingkat dengan PAKEM. Disebut demikian karena pembelajaran ini dirancang
agar mengaktifkan anak, mengembangkan kreativitas sehingga efektif namun tetap
menyenangkan. Apa itu PAKEM atau PAIKEM?
PAKEM adalah singkatan dari
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan atau PAIKEM dari Pembelajaran Aktif, Inovatif Kreatif,
Efektif dan Menyenangkan (PAKEM).
Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses
pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa
aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang
merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya,
bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang
pengetahuan. Jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar.
Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang
kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang
lain.
Kreatif juga dimaksudkan
agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai
tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan
sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu
curah perhatiannya (“time on task”) tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya
waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan
menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak
menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran
berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang
harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak
efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.
Secara garis besar,
PAKEM dapat digambarkan sebagai berikut:
·
Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan
pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
·
Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara
dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber
belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi
siswa.
·
Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan
belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’
·
Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan
interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
· Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri
dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam
siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
2.
Bagaimana
Pelaksanaan PAKEM?
Gambaran PAKEM
diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama KBM. Pada saat yang
sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk
menciptakan keadaan tersebut. Berikut adalah tabel beberapa contoh kegiatan KBM
dan kemampuan guru yang besesuaian.
Guru
merencang dan mengelola KBM yang mendorong siswa untuk berperan aktif dalam
pembelajaran
|
Guru
melaksanakan KBM dengan kegiatan yang beragam, misalnya:
·
Percobaan
·
Diskusi
kelompok
·
Memecahkan
masalah
·
Mencari
informasi
·
Menulis
laporan/puisi/cerita
·
Berkunjung
keluar kelas
|
Guru
menggunakan alat bantu dan sumber belajar yang beragam
|
Sesuai mata pelajaran guru
menggunakan misalnya:
· Alat yang
tersedia/dibuat sendiri
·
Gambar
·
Studi
Kasus
·
Nara Sumber
·
Lingkungan
|
Guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan
|
Siswa:
· Melakukan
percobaan, pengamatan atau wawancara
· Mengumpulkan
data atau jawaban dan mengolahnya sendiri
·
Menarik
kesimpulan
· Memecahkan
masalah atau mencari rumus sendiri
· Menulis
laporan/hasil karya lain dengan kata-kata sendiri
|
Guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk mengemukakan gagasan secara lisan atau tulisan
|
Melalui:
·
Diskusi
· Lebih
banyak pertanyaan terbuka
·
Hasil
karya yang merupakan pemikiran anak sendiri
|
Guru
menyesuaikan bahan dan kegiatan belajar dengan kemampuan siswa
|
·
Siswa
dikelompok sesuai dengan kemampuan (untuk tugas/kegiatan tertentu)
·
Bahan
belajar disesuaikan dengan kemampuan kelompok tersebut
·
Tugas
perbaikan atau pengayaan diberikan
|
Guru mengkaitkan KBM dengan
pengalaman siswa sehari-hari
|
·
Siswa
menceritakan atau memanfaatkan pengalaman sendiri
·
Siswa
menerapkan hal yang dipelajari dalam kegiatan sehari-hari
|
Menilai KBM dan kemajuan siswa
secara terus menerus
|
ü Guru memantau kerja siswa
ü Guru memberikan umpan balik
|
3.
Hal-Hal
yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM, PAIKEM
Apa yang harus
diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM?
a) Memahami sifat
yang dimiliki anak
Pada
dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin tahu dan berimajinasi. Anak desa, anak
kota, anak orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau anak bukan
Indonesia – selama mereka normal terlahir memiliki kedua sifat itu. Kedua sifat
tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis dan
kreatif. Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus kita olah
sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat anugerah Tuhan tersebut. Suasana pembelajaran
yang ditunjukkan dengan guru memuji anak karena hasil karyanya, guru mengajukan
pertanyaan yang menantang, dan guru yang mendorong anak untuk melakukan
percobaan, misalnya, merupakan pembelajaran yang subur seperti yang dimaksud
b) Mengenal anak
secara perorangan
Para
siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan
yang berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan) perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam
kegiatan pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan
yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang
memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah
(tutor sebaya). Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila
mendapat kesulitan sehingga anak tersebut belajar secara optimal.
c) Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian
belajar
Sebagai
makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau
berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam
pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu, anak
dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok. Berdasarkan pengalaman, anak
akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk
seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun
demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat
individunya berkembang.
d) Mengembangkan
kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah
Pada
dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal tersebut memerlukan kemampuan
berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah; dan kreatif
untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir tersebut,
kritis dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya
ada pada diri anak sejak lahir. Oleh karena itu, tugas guru adalah
mengembangkannya, antara lain dengan sesering-seringnya memberikan tugas atau
mengajukan pertanyaan yang terbuka. Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata
“Apa yang terjadi jika …” lebih baik daripada yang dimulai dengan kata-kata
“Apa, berapa, kapan”, yang umumnya tertutup (jawaban betul hanya satu).
e) Mengembangkan
ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
Ruang
kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam PAKEM. Hasil
pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti itu.
Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk
bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Yang dipajangkan
dapat berupa hasil kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat
berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan
sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa, dan
ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam KBM karena dapat dijadikan
rujukan ketika membahas suatu masalah.
f) Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan
(fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan
belajar anak. Lingkungan dapat ber-peran sebagai media belajar, tetapi juga
sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber
belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar. Belajar dengan
menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan
dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan
lingkungan dapat mengembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan
seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis,
mengklasifikasikan, membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram.
g) Memberikan umpan
balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
Mutu
hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian
umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara
guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada
kelemahan siswa. Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara
santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi
tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan
siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan
siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada hanya sekedar angka.
h) Membedakan
antara aktif fisik dan aktif mental
Banyak
guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja
dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa duduk
saling ber-hadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAKEM.
Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya,
mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan
tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya
perasaan tidak takut: takut ditertawakan, takut disepelekan, atau takut
dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab
rasa takut tersebut, baik yang datang dari guru itu sendiri maupun dari
temannya. Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan ‘PAKEM.’
Ingin mencoba membaca artikel yang
lain silahkan baca!
================================================
Saya ucapkan terima kasih, karena sangat terbantu dengan tulisan yang Bapak bagikan. Tulisan ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan profesionalisme guru serta dapat pula dijadikan referensi dalam penulisan karya ilmiah guru, terutama dalam penulisan Penelitian Tindakan Kelas. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih, mudah-mudahan artikel tentang pembelajaran ini menjadi sarana amal kebajikan.
Salam kenal gan, Posting agan sangat bermanfaat untuk meningkatkan kompetensi guru.
Bermanfaat sekali,
ijin copy utk bahan bacaan dan utk bekal mengajar.
Terimakasih...
Alhamdulillah. Bermanfaat sekali. Terimakasih
Bagus banget. Bermanfaat untuk menalar dalam berwawasan pendidikan.
Bagus, bermanfaat untuk memperluas cakrawala pendidikan yang bernalar.