Konten
News
Pembelajaran2
PENGERTIAN MOBILITAS SOSIAL DAN BENTUK-BENTUK MOBILITAS SOSIAL DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOBILITAS SOSIAL
Pengertian Mobilitas
Sosial dan
Bentuk-Bentuk
Mobilitas Sosial dan Faktor yang mempengaruhi Mobilitas
Sosial merupakan bahasan kita kali ini untuk menjawab apa yang dimaksud mobilitas social, bagaimana bentuk-bentuk mobilitas social, serta
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi mobilitas social. Untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan tepat silahkan
kamu simak penjelasan berikut ini.
A. Pengertian
Mobilitas Sosial
Mobilitas
berasal dari kata latin mobilis artinya mudah dipindahkan. Mobilitas sosial
atau gerak sosial didefinisikan perpindahan orang atau kelompok dari strata
sosial yang satu ke strata sosial yang lain.Pengertian Mobilitas Sosial atau Gerak sosial
adalah perubahan, pergeseran, peningkatan, ataupun penurunan status dan peran
anggotanya. Mobilitas berasal dari bahasa latin mobilis yang berarti mudah
dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Kata
sosial yang ada pada istilah tersebut mengandung makna gerak yang melibatkan
seseorang atau sekelompok warga dalam kelompok sosial. Jadi, mobilitas sosial
adalah perpindahan posisi seseorang atau sekelompok orang dari lapisan yang
satu ke lapisan yang lain. Misalnya, seorang pensiunan pegawai rendahan salah
satu departemen beralih pekerjaan menjadi seorang pengusaha dan berhasil dengan
gemilang. Contoh
lain, seorang anak pengusaha ingin mengikuti jejak ayahnya yang berhasil. Ia
melakukan investasi di suatu bidang yang berbeda dengan ayahnya. Namun, ia
gagal dan akhirnya jatuh miskin. Proses perpindahan posisi atau status sosial
yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang dalam struktur sosial
masyarakat inilah yang disebut gerak sosial atau mobilitas sosial (social
mobility)
Berikut beberapa Pengertian
Mobilitas Sosial menurut Ahli :
· Dalam buku Stratifikasi
dan Mobilitas Sosial (2016) karya Indera Ratna Irawati, seseorang mengalami
perubahan status sosial dari suatu lapisan ke lapisan lain, baik menjadi lebih
tinggi atau lebih rendah.
· Menurut Paul B. Horton, pengertian mobilitas
sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial
lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya.
· Menurut Kimball Young dan
Raymond W. Mack, pengertian mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam
struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu
kelompok sosial. Struktur sosial mencakup sifat hubungan antara individu dalam
kelompok dan hubungan antara individu dengan kelompoknya.
· Menurut Robert M.Z. Lawang mobilitas sosial adalah perpindahan posisi dari satu lapisan ke lapisan yang lain atau dari satu dimensi ke dimensi yang lainnya.
· Menurut Horton dan Hunt mobilitas sosial dapat diartikan sebagai suatu gerak perpindahan dari suatu kelas sosial ke kelas sosial lainnya.
· Menurut Robert M.Z. Lawang mobilitas sosial adalah perpindahan posisi dari satu lapisan ke lapisan yang lain atau dari satu dimensi ke dimensi yang lainnya.
· Menurut Horton dan Hunt mobilitas sosial dapat diartikan sebagai suatu gerak perpindahan dari suatu kelas sosial ke kelas sosial lainnya.
Dalam
dunia modern, banyak orang berupaya melakukan mobilitas sosial. Mereka yakin
bahwa hal tersebut akan membuat orang menjadi lebih bahagia dan memungkinkan
mereka melakukan jenis pekerjaan yang peling cocok bagi diri mereka. Bila
tingkat mobilitas sosial tinggi, meskipun latar belakang sosial berbeda. Mereka
tetap dapat merasa mempunyai hak yang sama dalam mencapai kedudukan sosial yang
lebih tinggi. Bila tingkat mobilitas sosial rendah, tentu saja kebanyakan orang
akan terkukung dalam status nenek moyang mereka. Mereka hidup dalam kelas
sosial tertutup. Mobilitas sosial lebih mudah terjadi pada masyarakat terbuka
karena lebih memungkinkan untuk berpindah strata. Sebaliknya, pada masyarakat
yang sifatnya tertutup kemungkinan untuk pindah strata lebih sulit. Contohnya,
masyarakat feodal atau pada masyarakat yang menganut sistem kasta. Pada
masyarakat yang menganut sistem kasta, bila seseorang lahir dari kasta yang
paling rendah untuk selamanya ia tetap berada pada kasta yang rendah. Dia tidak
mungkin dapat pindah ke kasta yang lebih tinggi, meskipun ia memiliki kemampuan
atau keahlian. Karena yang menjadi kriteria stratifikasi adalah keturunan.
Dengan demikian, tidak terjadi gerak sosial dari strata satu ke strata lain
yang lebih tinggi.
Pengertian mobilitas sosial dalam
sosiologi terdiri atas berbagai hal, di antaranya:
1) Arah mobilitas sosial. Dari arah mobilitas sosial yang
berlangsung terbagi menjadi dua, yaitu: a) Vertikal, perubahan status sosial
atau kelas sosial seseorang ke atas atau ke bawah; b) Horizontal, perubahan
status seseorang dalam kelas sosialnya tanpa berubah hierarki prestise dan
jenis kelas sosial.
2) Mobilitas sosial dilihat dari waktu. Mobilitas sosial
baik yang berlangsung dalam satu generasi maupun dari satu generasi ke generasi
lainnya. Mobilitas yang dilakukan seseorang dalam kehidupannya, dari satu
pekerjaan ke pekerjaan lainnya disebut mobilitas segenarasi.
B.
Bentuk-bentuk mobilitas sosial
Bagaimana Bentuk-bentuk mobilitas social? Dilihat dari arah
pergerakannya terdapat dua bentuk mobilitas sosial, yaitu mobilitas sosial
vertikal dan mobilitas sosial horizontal. Mobilitas social vertical dapat
dibedakan lagi menjadi social sinking dan social climbing. Sedangkan mobilitas
horizontal dibedakan menjadi mobilitas social antarwilayah (geografis) dan
mobilitas antargenerasi.
1.
Mobilitas vertikal
Mobilitas Vertikal :
adalah perpindahan status sosial yang dialami seseorang atau sekelompok orang
pada lapisan sosial yang berbeda. Mobilitas vertikal mempunyai dua bentuk yang
utama, yaitu a) mobilitas vertikal keatas; dan b) mobilitas
vertikal ke bawah
a)
Mobilitas vertical ke atas (Sosial Climbing) Sosial climbing adalah mobilitas
yang terjadi karena adanya peningkatan status atau kedudukan seseorang. Sosial
climbing memiliki dua bentuk, yaitu :
Naiknya orang-orang
berstatus sosial rendah ke status sosial yang lebih tinggi, dimana status itu
telah tersedia. Contoh: A adalah seorang guru sejarah di salah satu SMA. Karena
memenuhi persyaratan, ia diangkat menjadi kepala sekolah.
Terbentuknya suatu
kelompok baru yang lebih tinggi dari pada lapisan sosial yang sudah ada.
Contoh: Pembentukan organisasi baru memungkinkan seseorang untuk menjadi ketua
dari organisasi baru tersebut, sehingga status sosialnya naik.
Adapun penyebab
sosial climbing adalah sebagai berikut :
1) Melakukan
peningkatan prestasi kerja
2) Menggantikan
kedudukan yang kosong akibat adanya proses peralihan generasi
b)
Mobilitas vertikal ke bawah (Social sinking) Sosial sinking merupakan proses
penurunan status atau kedudukan seseorang. Proses sosial sinking sering kali
menimbulkan gejolak psikis bagi seseorang karena ada perubahan pada hak dan
kewajibannya. Social
sinking dibedakan menjadi dua bentuk :
1)
Turun nya kedudukan seseorang ke kedudukan lebih rendah. Contoh: seorang
prajurit dipecat karena melakukan tidakan pelanggaran berat ketika melaksanakan
tugasnya.
2)
Tidak dihargainya lagi suatu kedudukan sebagai lapisan sosial. Contoh Tim
Juventus terdegradasi ke seri B.
Penyebab sosial
sinking adalah sebagai berikut.:
1)
Berhalangan tetap atau sementara.
2)
Memasuki masa pensiun.
3)
Berbuat kesalahan fatal yang menyebabkan diturunkan atau di pecat dari
jabatannya.
2.
Mobilitas horizontal
Mobilitas Horizontal
adalah perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang dalam lapisan
sosial yang sama. Dengan kata lain mobilitas horisontal merupakan peralihan
individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok
sosial lainnya yang sederajat. Ciri utama mobilitas horizontal adalah tidak
terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang dalam mobilitas sosialnya.
Contoh: Pak Amir
seorang warga negara Amerika Serikat, mengganti kewarganegaraannya dengan
kewarganegaraan Indonesia, dalam hal ini mobilitas sosial Pak Amir disebut
dengan Mobilitas sosial horizontal karena gerak sosial yang dilakukan Pak Amir
tidak merubah status sosialnya.
Mobilitas social
horizontal dibedakan dua bentuk :
1) Mobilitas
social antar wilayah/ geografis Gerak sosial ini adalah perpindahan individu
atau kelompok dari satu daerah ke daerah lain seperti transmigrasi, urbanisasi,
dan migrasi.Cara untuk melakukan mobilitas sosial
2) Mobilitas
antargenerasi Mobilitas antargenerasi secara umum berarti mobilitas dua generasi
atau lebih, misalnya generasi ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu, dan
seterusnya. Mobilitas ini ditandai dengan perkembangan taraf hidup, baik naik
atau turun dalam suatu generasi. Penekanannya bukan pada perkembangan keturunan
itu sendiri, melainkan pada perpindahan status sosial suatu generasi ke
generasi lainnya. Contoh: Pak Parjo adalah seorang tukang becak. Ia hanya
menamatkan pendidikannya hingga sekolah dasar, tetapi ia berhasil mendidik
anaknya menjadi seorang pengacara. Contoh ini menunjukkan telah terjadi
mobilitas vertikal antargenerasi.
Mobilitas
antargenerasi dibedakan menjadi dua, yaitu mobilitas intragenerasi dan
mobilitas intergenerasi.
a) Mobilitas
intragenerasi adalah mobilitas yang
dialami oleh seseorang atau sekelompok orang dalam satu generasi yang sama.
Contoh: Pak Darjo awalnya adalah seorang buruh. Namun, karena ketekunannya
dalam bekerja dan mungkin juga keberuntungan, ia kemudian memiliki unit usaha
sendiri yang akhirnya semakin besar. Contoh lain, Pak Bagyo memiliki dua orang
anak, yang pertama bernama Endra bekerja sebagai tukang becak, dan Anak ke-2,
bernama Ricky, yang pada awalnya juga sebagai tukang becak. Namun, Ricky lebih
beruntung daripada kakaknya, karena ia dapat mengubah statusnya dari tukang
becak menjadi seorang pengusaha. Sementara Endra tetap menjadi tukang becak.
Perbedaan status sosial antara Endra dengan adiknya ini juga dapat disebut
sebagai mobilitas intragenerasi.
b) Mobilitas
Intergenerasi adalah perpindahan status atau kedudukan yang terjadi diantara
beberapa generasi. Mobilitas
intergenerasi dibedakan menjadi dua yaitu:
1) Mobilitas
intergenerasi naik
2) Mobilitas
intergenerasi turun Contoh : Kakeknya seorang bupati, bapaknya seorang camat
dan anaknya sebagai kepala desa.(intergenerasi turun)
C. Faktor-faktor Pendorong dan Penghambat
Mobilitas Sosial
Faktor-Faktor Pendorong dan Penghambat Mobilitas Sosial. Kalian mungkin bertanya, mengapa terjadi mobilitas sosial? Apakah
mobilitas selalu terjadi dalam masyarakat? Untuk menjawab pertanyaan tersebut,
kalian perlu mempelajari faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya
mobilitas sosial. Berikut ini beberpa Faktor-faktor
Pendorong dan Penghambat Mobilitas Sosial. Faktor
Pendorong Mobilitas Sosial, yaitu:
1. Faktor Struktural
Faktor struktural
adalah jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus diisi serta
kemudahan untuk memperolehnya. Adapun yang termasuk dalam cakupan faktor
struktural adalah sebagai berikut :
1) Struktur
Pekerjaan Disetiap masyarakat terdapat beberapa kedudukan tinggi dan rendah
yang harus diisi oleh anggota masyarakat yang bersangkutan
2) Perbedaan
Fertilitas Setiap masyarakat memiliki tingkat ferilitas (kelahiran) yang
berbeda-beda. Tingkat fertilitas akan berhubungan erat dengan jumlah jenis
pekerjaan yang mempunyai kedudukan tinggi atau rendah
3) Ekonomi
Ganda Suatu negara mungkin saja menerapka sistem ekonomi ganda (tradisional dan
modern), contoh nya di negara-negara Eropa barat dan Amerika. Hal itu tentu
akan berdampak pada jumlah pekerjaan, baik yang bersetatus tinggi naupun
rendah.
2. Faktor Individu Faktor individu
Faktor
Individu Faktor individu adalah kualitas seseorang , baik ditinjau dari segi
tingkat pendidikan, penampilan, maupun keterampilan pribadi. Faktor Individu
meliputi :
·
Perbedaan
Kemampauan Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Mereka yang
cakap mempunyai kesempatan dalam mobilitas sosial.
·
Orientasi
Sikap terhadap mobilitas Banyak cara yang di lakukan oleh para individu dalam
meningkatka prospek mobilitas sosialnya, antara lain melalui pedidikan,
kebiasaan kerja, penundaan kesenangan, dan memperbaiki diri.
·
Faktor
kemujuran Walaupun seseorang telah berusaha keras dalam mencapai tujuannya,
tetapi kadang kala mengalami kegagalan.
3. Status Sosial
Setiap manusia
dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki oleh orang tuanya, karena ketika
ia dilahirkan tidak ada satu manusia pun yang memiliki statusnya sendiri.
Apabila ia tidak puas dengan kedudukan yang diwariskan oleh orang tuanya, ia
dapat mencari kedudukannya sendiri dilapisan sosial yang lebih tinggi.
4. Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi dapat
menjadi pendorong terjadinya mobilitas sosial. Orang yang hidup dalam keadaan
ekonomi yang serba kekurangan, misalnya daerah tempat tinggal nya tandus dan
kekurangan SDA, kemudian berpindah tempat ke tempat yang lain atau ke kota
besar. Secara sosiologis mereka dikatakan mengalami mobilitas
5.Situasi Politik
Situasi Politik dapat
menyebabkan terjadinya mobilitas sosial suatu masyarakat dalam sebuah negara.
Keadaan negara yang tidak menentu akan mempengaruhi situasi keamanan yang bisa
mengakibatkan terjadinya mobilitas manusia ke daerah yang lebih aman.
6. Kependudukan (Demografi)
Faktor kependudukan
biasanya menyebabkan mobilitas dalam arti geografik. Di satu pihak, pertambahan
jumlah penduduk yang pesa mengakibatkan sempitnya tempat permukiman, dan di
pihak lain kemiskinan yang semakin merajalela. Keadaan demikian yang membuat
sebagian warga masyarakat mencari tempat kediaman lain.
7. Keingina Melihat Daerah Lain
Adanya keingina
melihat daerah lain mendorong masyarakat untuk melangsungkan mobilitas
geografik dari satu tempat ke tempat yang lain.
8. Perubahan kondisi sosial
Struktur kasta dan
kelas dapat berubah dengan sendirinya karena adanya perubahan dari dalam dan
dari luar masyarakat. Misalnya, kemajuan teknologi membuka kemungkinan
timbulnya mobilitas ke atas. Perubahan ideologi dapat menimbilkan stratifikasi
baru.
9. Ekspansi teritorial dan gerak populasi
Ekspansi teritorial
dan perpindahan penduduk yang cepat membuktikan cirti fleksibilitas struktur
stratifikasi dan mobilitas sosial. Misalnya, perkembangan kota, transmigrasi,
bertambah dan berkurangnya penduduk.
10.Komunikasi yang bebas
Situasi-situasi yang
membatasi komunikasi antarstrata yang beraneka ragam memperkokoh garis pembatas
di antara strata yang ada dalam pertukaran pengetahuan dan pengalaman di antara
mereka dan akan mengahalangi mobilitas sosial. Sebaliknya, pendidikan dan
komunikasi yang bebas sertea efektif akan memudarkan semua batas garis dari
strata sosial uang ada dan merangsang mobilitas sekaligus menerobos rintangan
yang menghadang.
11. Pembagian kerja
Besarnya kemungkinan
bagi terjadinya mobilitas dipengaruhi oleh tingkat pembagian kerja yang ada.
Jika tingkat pembagian kerja tinggi dan sangat dispeliasisasikan, maka
mobilitas akan menjadi lemah dan menyulitkan orang bergerak dari satu strata ke
strata yang lain karena spesialisasi pekerjaan nmenuntut keterampilan khusus.
Kondisi ini memacu anggota masyarakatnya untuk lebih kuat berusaha agar dapat
menempati status tersebut.
12. Kemudahan dalam akses pendidikan
Jika pendidikan
berkualitas mudah didapat, tentu mempermudah orang untuk melakukan
pergerakan/mobilitas dengan berbekal ilmu yang diperoleh saat menjadi peserta
didik. Sebaliknya, kesulitan dalam mengakses pendidikan yang bermutu,
menjadikan orang yang tak menjalani pendidikan yang bagus, kesulitan untuk
mengubah status, akibat dari kurangnya pengetahuan.
Faktor penghambat
mobilitas sosial
Ada
beberapa faktor penting yang justru menghambat mobilitas sosial. Faktor-faktor
penghambat itu antara lain sebagai berikut :
·
Kemiskinan
Faktor ekonomi dapat membatasi mobilitas sosial. Bagi masyarakat miskin,
mencapai status sosial tertentu merupakan hal sangat sulit
·
Diskriminasi
Kelas Sistem kelas terturup dapat menghalangi mobilitas ke atas, terbukti denga
adanya pembatasab keanggotaan suatu orgnisasi tertentu dengan berbagai syarat
dan ketentuan. seperti yang terjadi di Afrika Selatan di masa lalu, dimana ras
berkulit putih berkuasa dan tidak memberi kesempatan kepada mereka yang
berkulit hitam untuk dapat duduk bersama-sama di pemerintahan sebagai penguasa.
Sistem ini disebut Apharteid dan dianggap berakhir ketika Nelson Mandela,
seorang kulit hitam, terpilih menjadi presiden Afrika Selatan
·
Perbedaan
Ras dan Agama Dalam sistem kelas tertutup dapat memungkinkan terjadinya
mobilitas vertikal ke atas. Dalam agama tidak dibenarka seseorang dengan
sebebas-bebasnya dan sekehendak hatinya berpindah-pindah agama sesuai
keinginannya.
·
Perbedaan
jenis kelamin (Gender) Dalam masyarakat, pria di pandang lebih tinggi
derajatnya dan cenderung menjadi lebih mobil daripada wanita. Perbedaan ini
mempengaruh dala mencapai prestasi, kekuasaan, status sosial, dan
kesempatan-kesempatan dalam masyarakat.
·
Faktor
Pengaruh Sosialisasi yang Sangat kuat Sosialisasi yang sangat atau terlampau
kuat dalam suatu masyarakat dapat menghambat proses mobilitas sosial. Terutama
berkaitan dengan nilai-nilai dan adat yang berlaku.
·
Perbedaan
Kepentingan Adanya perbedaan kepentingan antarindividu dalam sutu struktur
organisasi menyebabkan masing-masing individu saling bersaing untuk
memperebutkan sesuatu.
D. Saluran-Saluran Mobilitas Sosial
Saluran-saluran Mobilitas Sosial di Indonesia, kalian tentu berpikir, bagaimana caranya agar mobilitas sosial itu
terjadi? Setiap orang dapat mewujudkan mobilitas sosial di lingkungan atau
instansi tempat ia sedang berkarya. Sebagai contoh, bagi seorang guru yang
sedang bertugas di lembaga pendidikan, ia dapat mewujudkan mobilitas sosial di
lembaga pendidikan tersebut. Seorang politikus di partai politik dapat
melakukan mobilitas sosial di partai politik yang ia ikuti. Berikut ini penjelasan
lengkap saluran-Saluran
Mobilitas Sosial, yang dapat mewujudkan dapat
mewujudkan adanya perubahan sosial.
·
Angkatan
Bersenjata Seseorang yang tergabung dalam angkatan bersenjata biasabya ikut
berjasa dalam membela nusa dan bangsa sehingga dengan jasa tersebut ia mendapat
sejumlah penghargaan dan naik pangkat. Peranan
angkatan bersenjata sangat penting dalam masyarakat dengan sistem militerisme. Jasa seorang prajurit akan dihargai tinggi oleh
masyarakat, tanpa memerhatikan status atau kedudukannya semula. Sering melalui
karier dalam kemiliteran, seorang prajurit dapat memperoleh kekuasaan dan
wewenang yang lebih besar
·
Pendidikan
Pendidikan, baik formal maupun nonformal merupakan saluran untuk mobilitas
vertikal yang sering digunakan, karena melalui pendidikan orang dapat mengubah
statusnya. Lembaga-lembaga pendidikan pada umumnya merupakan saluran yang
konkret dari mobilitas vertikal ke atas, bahkan dianggap sebagai social elevator
(perangkat) yang bergerak dari kedudukan yang rendah ke kedudukan yang lebih
tinggi. Pendidikan memberikan kesempatan pada setiap orang untuk mendapatkan
kedudukan yang lebih tinggi. Sekolah merupakan saluran konkret dari gerak
sosial vertikal. Bahkan, sekolah dapat dianggap sebagai social elevator yang
mengantarkan seseorang untuk bergerak dari kedudukan rendah menuju kedudukan
yang lebih tinggi. Contoh:
Seorang anak dari keluarga miskin mengenyam sekolah sampai jenjang yang tinggi.
Setelah lulus ia memiliki pengetahuan dagang dan menggunakan pengetahuannya itu
untuk berusaha, sehingga ia berhasil menjadi pedagang yang kaya, yang secara
otomatis telah meningkatkan status sosialnya.
·
Organisasi
Politik. Suatu organisasi politik seperti partai politik dapat
memberikan peluang besar bagi anggota-anggotanya untuk naik dalam tangga
kedudukan yang lebih tinggi, terutama pada saat berlangsungnya pemilihan umum.
Agar seseorang terpilih dalam pemilu, ia harus membuktikan
kemampuannya terlebih dahulu. Dalam hal ini, organisasi politik menjadi salah
satu saluran pembuktian kemampuan diri. Seorang angota parpol yang profesional dan
punya dedikasi yang tinggi kemungkinan besar akan cepat mendapatkan status
dalam partainya. Dan mungkin bisa menjadi anggota dewan legislatif atau
eksekutif
·
Lembaga
Keagamaan. Setiap ajaran agama menganggap bahwa manusia mempunyai kedudukan yang sederajat. Untuk mencapai tujuan tersebut,
pemukapemuka agama bekerja keras untuk menaikkan kedudukan orang-orang dari
lapisan rendah dalam masyarakat. Selain itu, pemuka agama akan semakin
dihormati oleh masyarakat, apabila ia mampu membimbing umatnya dengan baik. Lembaga ini
merupakan salah satu saluran mobilitas vertikal, meskipun setiap agama
menganggap bahwa setiap orang mempunyai kedudukan yang sederajat
·
Organisasi
Ekonomi Organisasi ini, baik yang bergerak dalam bidang perusahan maupun jasa
umumnya memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi seseorang untuk mencapai
mobilitas vertikal. Organisasi
ekonomi memegang peranan penting sebagai saluran gerak sosial vertikal. Pada
umumnya, seseorang dengan penghasilan tinggi akan menduduki lapisan sosial yang
tinggi pula. Bahkan, faktor ekonomi sering menjadi simbol status bagi kedudukan
seseorang dalam masyarakat
·
Organisasi
Profesi atau orahnisasi keahlian Yang dimaksud dengan
organisasi keahlian antara lain himpunan sarjana ilmu pengetahuan sosial,
Ikatan Dokter Indonesia (IDI), persatuan para pelukis, dan lain-lain.
Organisasi-organisasi ini dapat menjadi wadah bagi individu-individu yang
tergabung di dalamnya untuk mendapatkan nama, sehingga dianggap menduduki
lapisan atas dalam masyarakat.
·
Perkawinan
Melauli perkawinan seseorang dapat menaikkan statusnya. Misalnya,seseorang
wanita yang berasal dari keluarga biasa saja menikah dengan pria berstatus
sosial ekonominya lebih tinggi. Hal ini menyebabkan naiknya status sosial nya
sang wanita
·
Organisasi
keolahragaan Melalui organisasi keolahragaan, seseorang dapat meningkatkan
status nya ke strata yang lebih tinggi
Cara umum memperoleh
status
Secara
umum terdapat dua cara yang dapat digunakan untuk memperoleh status social,
yaitu melalui askripsi dan melalui prestasi
·
Askripsi,
yaitu cara memperoleh kedudukan melalui kelahiran, contohnya system kasta dan
gelar kebangsawanan
·
Prestasi,
yaitu cara memperoleh status atau kedudukan dengan usaha sendiri.
Cara
khusus untuk menaikan status :
·
Perubahan
tingkah laku Untuk mendapatkan status sosial yang tinggi, orang berusaha
menaikkan status sosialnya dan mempraktekkan bentuk-bentuk tingkah laku kelas
yang lebih tinggi yang diaspirasikan sebagai kelasnya. Bukan hanya tingkah
laku, tetapi juga pakaian, ucapan, minat, dan sebagainya. Dia merasa dituntut
untuk mengkaitkan diri dengan kelas yang diinginkannya. Contoh: agar
penampilannya meyakinkan dan dianggap sebagai orang dari golongan lapisan kelas
atas, ia selalu mengenakan pakaian yang bagus-bagus. Jika bertemu dengan
kelompoknya, dia berbicara dengan menyelipkan istilah-istilah asing.
·
Perubahan
nama Dalam suatu masyarakat, sebuah nama diidentifikasikan pada posisi sosial
tertentu. Gerak ke atas dapat dilaksanakan dengan mengubah nama yang
menunjukkan posisi sosial yang lebih tinggi. Contoh: Di kalangan masyarakat
feodal Jawa, seseorang yang memiliki status sebagai orang kebanyakan mendapat
sebutan “kang” di depan nama aslinya. Setelah diangkat sebagai pengawas pamong
praja sebutan dan namanya berubah sesau dengan kedudukannya yang baru seperti
“Raden”
·
Perubahan
tempat tinggal Untuk meningkatkan status sosial, seseorang dapat berpindah
tempat tinggal dari tempat tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru. Atau
dengan cara merekonstruksi tempat tinggalnya yang lama menjadi lebih megah,
indah, dan mewah. Secara otomatis, seseorang yang memiliki tempat tinggal mewah
akan disebut sebagai orang kaya oleh masyarakat, hal ini menunjukkan terjadinya
gerak sosial ke atas.
·
Perubahan
standar hidup Kenaikan penghasilan tidak menaikan status secara otomatis,
melainkan akan mereflesikan suatu standar hidup yang lebih tinggi. Ini akan
mempengaruhi peningkatan status. Contoh: Seorang pegawai rendahan, karena
keberhasilan dan prestasinya diberikan kenaikan pangkat menjadi Menejer,
sehingga tingkat pendapatannya naik. Status sosialnya di masyarakat tidak dapat
dikatakan naik apabila ia tidak merubah standar hidupnya, misalnya jika dia
memutuskan untuk tetap hidup sederhana seperti ketika ia menjadi pegawai
rendahan.
·
Bergabung
dengan organisasi tertentu Untuk meningkatkan statusnya seseorang dapat
bergabung dengan organisasi tertentu , sebagai contoh bergabung dengan
organisasi yang berkelas.
E. Dampak Mobilitas Sosial
Setiap
mobilitas sosial akan menimbul kan peluang terjadinya penyesuaian-penyesuaian
atau sebalik nya akan menimbulkan konflik. Menurut Horton dan
Hunt (1987), ada beberapa konsekuensi negatif dari adanya mobilitas sosial
vertikal, di antara nya:
·
Adanya
kecemasan akan terjadi penurunan status bila terjadi mobilitas menurun.
·
Timbulnya
ketegangan dalam mempelajari peran baru dari status jabatan yang meningkat.
·
Keterangan
hubungan anatar anggota kelompok primer, yang semula karena seseorang berpindah
ke status yang lebih tinggi atau ke status yang lebih rendah.
·
Adapun
dampak mobilitas sosial bagi masyarakat, baik yang bersifat positif maupun
negatif antara lain sebagai berikut.
Dampak
Positif Mobilitas Sosial:
1.
Mendorong
Seseorang untuk lebih maju Terbukanya kesempatan untuk pindah dari strata ke
strata yang lain menimbulkan motivasi yang tinggi pada diri seseorang untuk
maju dalam berprestasi agar memperoleh status yang lebih tinggi.
2.
Mempercepat
Tingkat Perubahan Sosial Masyarakat ke Arah yang Lebih Baik Mobilitas sosial
akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih
baik. Contoh: Indonesia yang sedang mengalami perubahan dari masyarakat agraris
ke masyarakat industri. Perubahan ini akan lebih cepat terjadi jika didukung
oleh sumber daya yang memiliki kualitas. Kondisi ini perlu didukung dengan
peningkatan dalam bidang pendidikan.
3.
Meningkatkan
Intergrasi Sosial Terjadi nya mobilitas sosial dalam suatu masyarakat dapat
meningkatkan integrasi sosial.misalnya, ia akan menyesuaikan diri dengan gaya
hidup, nilai-nilai dan norma-norma yang di anut oleh kelompok orang dengan
status sosial yang baru sehingga tercipta intergrasi soaial.
Adapun Dampak Negatif :
1.
Timbulnya
Konflik Konflik yang ditimbulkan oleh mobilitas sosial dapat dibedakan menjadi
3 bagian, yaitu sebagai berikut. : 1) Konflik Antarkelas Dalam masyarakat
terdapat lapisan-lapisan. Kelompok dalam lapisan tersebut disebut kelas sosial.
Apabila terjadi perbedaan kepentingan antarkelas sosial, maka bisa memicu
terjadinya konflik antar kelas. 2) Konflik Antarkelompok sosial Konflik yang
menyangkut antara kelompok satu dengan kelompok yang lainnya. Konflik ini dapat
berupa: a. Konflik antara kelompok sosial yang masih tradisional dengan
kelompok sosial yang modern b. Proses suatu kelompok sosial tertentu terhadap
kelompok sosial yang lain yang memiliki wewenang 3) Konflik Antargenerasi Konflik
yang terjadi karena adanya benturan nilai dan kepentingan antara generasi yang
satu dengan generasi yang lain dalam mempertahankan nilai-nilai denga
nilai-nilai baru yang ingin mengadakan perubahan.
2.
Berkurangnya
Solidaritas Kelompok Penyesuaian diri dengan nilai-nilai dan norma-norma yang
ada dalam kelas sosial yang baru merupakan langkah yang diambil oleh seseorang
yamg mengalami mobilitas, baik vertikal maupun horizontal. Hal ini dilakukan
agar mereka bisa diterima dalam kelas sosial yang baru dan mampu menjalankan
fungsi-fungsinya
3.
Timbulnya
Gangguan Psikologis Mobilitas sosial dapat pula mempengaruhi kondisi psikologis
seseorang, antara lain sebagai berikut. :
4.
Menimbulkan
ketakutan dan kegelisahan pada seseorang yang mengalami mobilitas menurun.
5.
Adanya
gangguan psikologis bila seseorang turun dari jabatannya
6. Mengalami frustasi
atau putus asa dan malu bagi orang-orang yang ingin naik ke lapisan atas,
tetapi tidak dapat mencapainya.
F. Hubungan Struktur Sosial dan Mobilitas
Sosial
Seperti
yang dijelaskan diatas bahwa mobilitas sosial merupakan perpindahan status
ataukedudukan dari satu lapisan ke lapisan yanhg lain. Perpindahan tersebut
terjadi dalam suatu struktur sosialyang berdimensi vertikal, artinya
mudah-tidak nya seseorang melakukan mobilitas sosial tergantung dari struktur
sosial masyarakatnya.
1.
Mobilitas sosial dalam sistem stratifikasi sosial terbuka
Masyarakat yang
memiliki sistem stratifikasi sosial terbuka memberi kesempatan pada para
anggotanya untuk melakukan mobilitas sosial vertikal yang terjadi dapat berupa
sosial climbing ataupun sinking. Dalam sistem stratifikasi soaial yang terbuka
memungkinkan setiap anggota masyarakat bersikap aktif dan kreatif dalam
melakukan perubahan-perubahab untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya
Prinsip umum
mobilitas sosial dalam masyarakat yang menganut stratifikasi terbuka adalah
sebagai berikut:
1) Tidak
ada satu pun masyarakat yang mutlak tertutup terhadap mobilitas sosial vertikal
2) Seterbuka
apapun suatu masyarakat terhadap mobilitas sosial, terkadang tetap ada
hambatan-hambatan.
3) Setiap
masayarakat pasti memiliki tipe mobilitas sosial vertikal sendiri, tidak ada
tipe yang berlaku umum bagi setiap masyarakat.
4)Laju
mobilitas sosial disebabkan oleh faktor ekonomi, politik, dan pekerjaan yang
berbeda-beda.
5) Mobilitas
sosial yang disebabkan oleh faktor ekonomi, politik, dan pekerjaan, tidak
menunjukkan adanya kecenderungan yang kontinu tentang bertambah atau berkurang
laju mobilitas sosial.
2.
Mobilitas Sosial dalam Sistem Stratifikasi Sosial yang Tertutup
Pada
masyarakat yang menganut sistem stratifikasi sosial tertutup kemungkinan
terjadinya mobilitas sosial vertikal sangat kecil. Hal ini terjadi karena
masyarakatnya lebih mengutamakan nilai-nilai tradisional. Contohnya, masyarakat
suku Badui Dalam. Mereka lebih memilih menjaga nilai-nilai tradisional dan
menolak adanya perubahan. Dari uraian diatas, jelas terdapat hubungan antara
mobilitas sosial yang terjadi pada seseorang atau sekelompok orang dengan
struktur sosial masyarakat tempat seseorang atau sekelompok orang tersebut
berada.
Secara
umum, cara orang untuk dapat melakukan mobilitas sosial ke atas adalah sebagai
berikut :
1) Perubahan
standar hidup Kenaikan penghasilan tidak menaikan status secara otomatis,
melainkan akan mereflesikan suatu standar hidup yang lebih tinggi. Ini akan
mempengaruhi peningkatan status. Contoh: Seorang pegawai rendahan, karena
keberhasilan dan prestasinya diberikan kenaikan pangkat menjadi Menejer,
sehingga tingkat pendapatannya naik. Status sosialnya di masyarakat tidak dapat
dikatakan naik apabila ia tidak merubah standar hidupnya, misalnya jika dia
memutuskan untuk tetap hidup sederhana seperti ketika ia menjadi pegawai
rendahan.
2) Perkawinan
Untuk meningkatkan status sosial yang lebih tinggi dapat dilakukan melalui
perkawinan. Contoh: Seseorang wanita yang berasal dari keluarga sangat
sederhana menikah dengan laki-laki dari keluarga kaya dan terpandang di
masyarakatnya. Perkawinan ini dapat menaikan status si wanita tersebut.
3) Perubahan
tempat tinggal Untuk meningkatkan status sosial, seseorang dapat berpindah
tempat tinggal dari tempat tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru. Atau
dengan cara merekonstruksi tempat tinggalnya yang lama menjadi lebih megah,
indah, dan mewah. Secara otomatis, seseorang yang memiliki tempat tinggal mewah
akan disebut sebagai orang kaya oleh masyarakat, hal ini menunjukkan terjadinya
gerak sosial ke atas.
Demikian pembelajaran kita tentang Pengertian Mobilitas Sosial dan Bentuk-Bentuk Mobilitas Sosial dan Faktor yang
mempengaruhi Mobilitas Sosial. Semoga ada manfaatnya, terima kasih.