Pada pembahasan kali ini kita akan menggali persamaan dan perbedaan institusi-institusi sosial dalam berbagai kelompok etnik di Indonesia. Pada materi ini kita akan mencoba membahas pengertian institusi sosial, ciri Institusi sosial, fungsi institusi sosial, persamaan antar institusi-institusi sosial dalam berbagai kelompok etnik di Indonesia, dan perbedaan antar institusi-institusi sosial dalam berbagai kelompok etnik di Indonesia.
Apakah
yang dimaksud Institusi Sosial? Institusi sosial atau dikenal juga sebagai
lembaga social meruapakan salah satu jenis lembaga yang mengatur rangkaian tata
cara dan prosedur dalam melakukan hubungan antar manusia saat mereka menjalani
kehidupan bermasyarakat dengan tujuan mendapatkan keteraturan hidup.
Berikut
ini beberapa pengertian institusi sosial menurut para ahli.
•
Menurut
Koentjaraningrat pengertian institusi sosial merupakan satuan norma khusus yang
menata serangkaian tindakan yang berpola untuk keperluan khusus manusia dalam
kehidupan bermasyarakat.
•
Menurut
Peter L. Berger, pengertian institusi sosial sebagai serangkaian prosedur yang
menyebabkan perbuatan manusia ditekan dan dipaksa oleh pola tertentu untuk
bergerak melalui jalan yang dianggap sesuai dengan keinginan dan tujuan.
•
Menurut
Judson R. Landis, pengertian institusi sosial sebagai norma, aturan, dan pola
organisasi yang dikembangkan disekitar kebutuhan atau masalah pokok yang
terkait dengan pengalaman masyarakat.
•
Menurut
Soerjono Soekanto, pengertian Institusi sosial merupakan himpunan norma dan
nilai dari segala tindakan sosial yang dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan
pokok masyarakat.
•
Menurut
pengertian Harton, pengertian institusi sosial sebagai sistem relasi sosial
dalam masyarakat yang mendukung berbagai nilai dan prosedur tertentu dalam
rangka memenugi kebutuhan sosial.
Apa
saja ciri Institusi Sosial ? Institusi sosial pada umum memiliki beberapa karakter,
antara lain:
• Suatu organisasi pola
pemikiran dan pola perilaku yang terwujud melalui aktivitas kemasyarakatan dan
hasilnya terdiri dari adat istiadat, tata kelakuan dan kebiasaan, serta unsur
kebudayaan yang secara langsung atau tidak langsung tergabung dalam suatu unit
yang fungsional.
• Mempunyai tujuan
tertentu.
• Memiliki tingkat
kekekan tertentu, sehingga orang-orang menganggap sebagai himpunan norma yang
harus dipertahankan.
• Memiliki sarana dan
prasarana serta perlengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan.
• Memiliki tradisi
tertutis maupun tidak tertulis yang merupakan dasar dari pranata yang
bersangkutan dalam menjalankan fungsinya.
• Memiliki institusi
tertentu yang secara simbolis menggambarkan tujuan dan fungsinya.
• Keberlangsungan
organisasi relatif tetap.
Secara
umum, institusi sosial memiliki dua fungsi utama yaitu: 1) Fungsi manifes, yakni
fungsi yang disadari dan menjadi harapan bagi masyarakat. 2) Fungsi laten, yakni
fungsi yang tidak disadari dan bukan menjadi tujuan utama. Fungsi laten
merupakan fungsi yang ada tetapi tidak tampak dan tidak diharapkan oleh orang
banyak. Upaya pencegahan terhadap hal-hal yang kemungkinan terjadi seperti
kemungkinan terjadinya konflik, anggapan negatif masayarakt sekitar,
penyimpangan dan lain sebagainya.
Apa Persamaan
Institusi-institusi Sosial dalam berbagai kelompok etnik di Indonesia. Persamaan
Institusi-institusi Sosial dalam berbagai kelompok etnik di Indonesia dapat
dilihat dalam kerangka analisa kebudayaan. Institusi Sosial dalam berbagai
kelompok etnik di Indonesia sebagai sebuah kebudayaan secara umum memiliki unsur
kebudayaan yang universal yang terdapat di seluruh dunia. Menurut C. Kluckhohn,
unsur-unsur kebudayaan yang dapat ditemukan pada semua bangsa di dunia ada 7
unsur, yang disebut sebagai isi pokok dari setiap kebudayaan, yaitu:
a.
Bahasa
Bahasa merupakan alat
yang digunakan untuk mempermudah komunikasi dan menyampaikan pendapat
antarsesama manusia, baik lisan maupun tertulis. Bahasa berfungsi sebagai alat
untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan integrasi dan
adaptasi sosial.
b.
Sistem pengetahuan
Sistem pengetahuan
merupakan sistem yang lahir dan berkembang dari hasil akal dan pikiran manusia.
Sistem pengetahuan sendiri dapat dikelompokkan menjadi pengetahuan tentang
alam, pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan dan hewan di sekitarnya, pengetahuan tentang
tubuh manusia, sifat, dan tingkah laku manusia, serta pengetahuan tentang ruang
dan waktu. Contoh dari system pengetahuan ini dapat dilihat pada teknologi dan
seni pada pembuatan rumahrumah adat masyarakat Minangkabau, Batak, Jawa, Bali,
Toraja, Papua, dan lain sebagainya.
c.
Organisasi sosial
Organisasi sosial
merupakan unit sosial (pengelompokan manusia) yang sengaja dibentuk dan
dibentuk kembali dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Sistem ini meliputi
sistem kenegaraan, sistem kesatuan hidup, kekerabatan, dan asosiasi/perkumpulan.
d.
Sistem peralatan hidup dan teknologi
Sistem peralatan
hidup erat kaitannya dengan sistem pengetahuan karena manusia mampu menciptakan
barang-barang dan sesuatu yang baru untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya,
mengekspresikan rasa keindahan, adtau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian.
e.
Sistem mata pencaharian hidup
Dalam masyarakat
tradisional, sistem mata pencaharian hidup meliputi berburu, meramu, dan
bercocok tanam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan bantuan teknologi
sederhana seperti alat-alat dari batu, kayu, dan tulang.
f.
Sistem religi
Sistem religi muncul
karena adanya kepercayaan manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta. Sistem
religi dalam kerangka budaya suatu masyarakat memiliki tiga unsur utama yaitu
sistem keyakinan, sistem upacara keagamaan, dan umat yang menganut religi
tersebut.
g.
Kesenian
Sistem kesenian merupakan
salah satu perwujudan budaya manusia terhadap rasa seni dan keindahan dan erat
hubungannya dengan unsur budaya lain seperti unsur religi. Hal ini dapat
dilihat pada seni pahat patung orang Dayak yang melambangkan Totenisme.
Ketujuh
unsur budaya di atas dapat ditemukan di setiap kebudayaan dan antara satu unsur
dengan unsur lainnya terkadang tidak dapat dipisahkan namun saling mempengaruhi.
Ketujuh unsur budaya tersebut secara singkat dapat dilihat dalam tiga wujud,
yaitu ide (sistem budaya), tindakan (sistem sosial), dan artefak (kebudayaan
fisik).
Apa
Perbedaaan Institusi-institusi Sosial
dalam berbagai kelompok etnik di Indonesia ? Beberapa Perbedaaan antar Institusi-institusi
Sosial dalam berbagai kelompok etnik di Indonesia, antara lain.
1. Perbedaan ciri fisik antar anggota institusi
Sosial kelompok etnik tertentu
Sering
kali antar anggota institusi sosial kelompok etnik tertentu di Indonesia
memiliki perbedaan fisik. Perbedaan fisik tersebut seperti warna kulit, warna
dan bentuk rambut, indeks tengkorak, bentuk muka, warna mata, bentuk hidung,
tinggi dan bentuk tubuh, maupun yang dalam (genotip), seperti frekuensi
golongan darah dan sebagainya.
Setiap
kelompok etnik mempunyai ciri atau karakter tersendiri, baik dalam aspek sosial
maupun budaya. Antar kelompok etnik di Indonesia memiliki berbagai perbedaan
dan itulah yang membentuk keanekaragaman di Indonesia.
2. Bahasa
Bahasa
termasuk dalam unsur persamaan dan perbedaan. Diangap persamaan karena setiap
etnik memiliki bahasa sebagai alat komunikasi. Namun bahasa juga dianggap
sebagai perbedaan. Karena setiap institusi sosial dalam kelompok etnik tertentu
memiliki perbedaan bahasa, cara pengucapan, logat dan lainnya. Di Indonesia ini
terdapat kurang lebih 300 macam bahasa lokal.
3. Adat Istiadat
Setiap
institusi sosial dalam kelompok etnik tertentu memiliki adat istiadat yang
berbeda. Berikut ini beberapa contoh perbedaan adat istiadat antar etnik di
Indonesia. Tentu, sangat banyak adat kebudayaan yang lain yang belum
disebutkan. Kamu tentunya bisa menambahkan lainnya.
Upacara
Ngaben di Bali
Ngaben
merupakan upacara pembakaran jenazah yang merupakan warisan leluhur dan telah
dilakukan sejak ratusan tahun silam di Bali. Masyarakat Hindu Bali percaya
bahwa dengan membayar jenazah, roh leluhur menjadi suci dan mereka bisa
beristirahat dengan tenang. Upacara ngaben membutuhkan biaya yang tidak
sedikit. Hal ini karena ngaben melibatkan orang dalam jumlah besar dan panggung
pembakaran. Oleh karena itu, masyarakat Bali yang kurang mampu biasanya harus
menunggu selama beberapa saat agar dapat melakukan ngaben secara bersama-sama.
Dengan demikian, biaya upacara terasa lebih ringan karena ditanggung oleh
beberapa keluarga.
Pesta
Batu Bakar di Papua
Pesta
batu bakar merupakan salah satu perayaan yang dilakukan oleh suku Dani di
Papua. Pesta ini biasa diselenggarakan untuk merayakan pernikahan, kelahiran,
maupun merayakan kemenangan dari perang. Dalam pesta ini mereka akan memasak
berbagai jenis makanan mulai dari umbi-umbian hingga babi untuk dikonsumsi
secara bersama-sama. Bahan-bahan makanan tersebut akan dimasukkan ke dalam
lubang yang berisi batu dan dedaunan. Nantinya makanan tersebut akan dibagikan
ke seluruh penduduk desa. Dalam memulai proses pembakaran, suku Dani menyalakan
api secara tradisional yaitu dengan menggosok batu hingga timbul percikan api.
Rendang,
Cara Memasak Khas Minangkabau
Rendang
merupakan makanan khas Minangkabau. Merendang, adalah proses memasak. Jadi,
bahannya dapat berupa daging sapi, telor, daging ayam bahkan sayuran. Namun,
yang paling terkenal adalah rendang dari daging sapi. Rendang biasanyadisajikan
di berbagai upacara adat dan perhelatan istimewa. Rendang adalah masakan daging
bercita rasa pedas yang menggunakan campuran dari berbagai bumbu dan
rempah-rempah, dimasak dengan menggunakan santan kelapa.
Tahukah
kamu, rendang adalah makan terlezat di dunia? Ya, warisan budaya kuliner
rendang telah diakui warga dunia dengan kelezatannya dan keunikan cara
memasaknya.
4. Perbedayaan budaya atau kesenian
Kebudayaan
Indonesia secara sempit dapat didefinisikan sebagai seluruh kebudayaan lokal
yang telah ada sebelum terbentuknya Bangsa Indonesia pada tahun 1945. Setiap institusi
sosial dalam kelompok etnik tertentu memiliki budaya atau kesenian yang berbeda.
Seluruh kebudayaan lokal yang berasal dari kebudayaan beraneka ragam etnik di
Indonesia adalah merupakan bagian integral daripada kebudayaan Indonesia. Kebudayaan
Indonesia walau beraneka ragam namun pada dasarnya terbentuk dan dipengaruhi
oleh kebudayaan besar lainnya seperti kebudayaan Tionghoa, kebudayaan India dan
kebudayaan Arab. Masalah yang biasanya dihadapi oleh masyarakat majemuk adalah
adanya persentuhan dan saling hubungan antara kebudayaan suku bangsa dengan
kebudayaan umum lokal, dan dengan kebudayaan nasional.
5. Perbedaan Sistem Kepercayaan
Sistem
Kepercayaan merupakan unsur persamaan dan juga unsur perbedaan antara institusi
sosial dalam berbagai kelompok etnik di Indonesia. Dianggap persamaan karena
setiap etnik mempercayai adanya Tuhan Yang Maha Esa. Namun sering dianggap
sebagai perbedaan karena tata caranya yang berbeda-beda.
6. Perbedaan mata pencaharian
Setiap kelompok etnik
memiliki mayoritas mata pencaharian hidup yang berbeda-beda, ada yang mayoritas
bertani, ada yang nelayan, dan juga ada yang menjadi pendagang serta mata
pencaharian lainnya. Sebagai contoh mayoritas mata pencaharian hidup masyarakat
Ambon sebagai petani di ladang, oleh karena itu masyarakat Ambon pada daerah
lereng gunung masyarakatnya menanam kentang meskipun hanya beberapa saja.
Adapun sistem kekerabatan masyarakat Ambon berdasarkan pada hubungan
patrilineal yang didapingi oleh pola menetap patrilokal. Adapun masyarakat
Ambon terdapat beberapa jabatan dalam administrasi desa (lembaga sosial desa)
antara lain, Kepala desa, kepala adat, dan kepala bagian (kepala soa). Selain
itu jabatan lainnya diisi oleh tuan tanah, kapitan, kewang, marinyo yang semua
pejabatnya masuk kedalam suatu dewan desa bernama badan saniri negeri atau
saniri raja.
Demikian
materi pembelajaran tentang persamaan
dan perbedaan institusi-institusi sosial dalam berbagai kelompok etnik di Indonesia.
Semoga ada manfaatnya.