MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM-ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI
Model pembelajaran kooperatif tipe TAI ini dikembangkan oleh Robert E. Slavin dalam karyanya Cooperatine Learning: Theory, Research and Practice. Slavin (2005: 187) memberikan penjelasan bahwa dasar pemikiran di balik individualisasi pembelajaran adalah bahwa para siswa memasuki kelas dengan pengetahuan, kemampuan, dan motivasi yang sangat beragam. Ketika guru menyampaikan sebuah pelajaran kepada bermacam-macam kelompok, besar kemungkinan ada sebagian siswa yang tidak memiliki syarat kemampuan untuk mempelajari pelajaran tersebut dan akan gagal memperoleh manfaat dari metode tersebut. Siswa lainnya mungkin malah sudah tahu materi itu, atau bisa mempelajarinya dengan sangat cepat sehingga waktu pembelajaran yang dihabiskan bagi mereka hanya membuang waktu.

Pembelajaran ini  menggabungkan pembelajaran kooperatif  dengan bantuan individu kepada siswa yang lemah. Tokoh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Team-Assisted Individualization (TAI) adalah Slavin, Leavy, dan Madden,1985 (Mohamad Nur,2000).


=========================================




=========================================

Menurut   Amin  Suyitno    (2006:10):  Model Pembelajaran Kooperatif tipe Team-Assisted Individualization (TAI) termasuk pembelajaran kooperatif yang diikuti  pemberian   bantuan  secara   individu   bagi siswa   yang   memerlukannya.  

Model Pembelajaran TAI memiliki  delapan komponen:
a.   Teams,   yaitu   pembentukan   kelompok   yang   heterogen   yang   terdiri  atas 4 sampai 5 siswa.
b.   Pemberian   pre-test   kepada   siswa   atau   melihat   rata-rata   nilai   harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu.
c.   Melaksanakan tugas dalam kelompok dengan menciptakan situasi di  mana  keberhasilan individu  ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya.
d.   Tindakan belajar yang   dilaksanakan oleh kelompok dan   guru memberikan bantuan secara individu kepada siswa yang membutuhkannya.
e.   Pemberian skor   terhadap   hasil  kerja   kelompok     dan penghargaan terhadap kelompok yang berhasil dan yang dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas.
f.    Pemberian  materi   secara   singkat   dari  guru  menjelang     pemberian  tugas kelompok.
g.  Pelaksanaan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh siswa.
h.   Pemberian   materi   oleh   guru   kembali   di   akhir   pembelajaran   dengan strategi pemecahan masalah.

Tahapan-tahapan atau langkah Model pembelajaran kooperatif tipe TAI adalah sebagai berikut:

1)   Guru menentukan suatu pokok bahasan yang akan disajikan kepada  siswa dengan mengadopsi model pembelajaran TAI.
2)  Guru menjelaskan kepada seluruh siswa tentang akan diterapkannya model pembelajaran TAI, sebagai suatu variasi model pembelajaran. Guru menjelaskan kepada siswa tentang pola kerja sama antar siswa  dalam suatu kelompok.
3)   Guru menyiapkan materi bahan ajar yang harus dikerjakan kelompok, bila  terpaksa  guru dapat  memanfaatkan LKS yang dimiliki oleh siswa.
4)   Guru memberikan pre-tes tentang materi yang akan diajarkan. Pre tes  ini bisa diganti dengan hasil ulangan harian.
5)  Guru menjelaskan materi baru secara singkat.
6)   Guru membentuk kelompok kecil dengan anggota 4 – 5 siswa pada tiap kelompoknya. Kelompok dibuat heterogen tingkat kepandaiannya dengan memperhatikan keharmonisan kerja kelompok.
7)  Guru menugasi  kelompok   dengan    dengan   bahan  yang  sudah  disiapkan.
8)   Ketua   kelompok melaporkan keberhasilan atau hambatan  yang   dialami anggota   kelompoknya kepada    guru.  Jika  diperlukan    guru    melakukan bantuan secara individual.
9)  Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggota telah memahami   materi   bahan   ajar   yang   diberikan   guru,   dan   siap   untuk diberi ulangan oleh guru. Setelah ulangan diberi ulangan, guru harus mengumumkan   hasilnya   dan  menetapkan   kelompok  terbaik   sampai     kelompok yang kurang berhasil (jika ada).
10)  Guru memberikan tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh siswa.
11)  Menjelang akhir waktu, guru memberikan latihan pendalaman secara  klasikal dengan menekankan strategi pemecahan masalah.   
12)  Guru dapat memberikan tes formatif sesuai dengan kompetensi yang  ditentukan.


Penerapan Model pembelajaran kooperatif tipe TAI
Secara garis besar, Langkah pembelajaran Model pembelajaran kooperatif tipe TAI diterapkan dalam 6 siklus yang teratur sebagai petunjuk kegiatan sebagai berikut:
1) Tes Penempatan
Tes penempatan merupakan langkah dalam pembelajaran TAI yang membedakannya dengan model-model pembelajaran yang lain. Pada tahap ini guru akan memberikan tes awal sebagai pengukur untuk menempatkan pada kelompoknya. Anak yang mempunyai nilai tinggi dalam tes penempatannya akan dikelompokkan dengan anak yang sedang dan rendah, sehingga kelompok yang terbentuk merupakan kelompok yang heterogen tingkat kemampuannya.
2) Pembentukan kelompok.
Kelompok ini terdiri dari 4-5 siswa yang dipilih berdasarkan tes penempatan.
3) Belajar Secara Individu
Setiap siswa bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru secara individu.
4) Belajar Kelompok
Masing-masing siswa saling mengoreksi hasil pekerjaan teman satu kelompoknya dan mencari penyelesaian yang benar.
5) Perhitungan Nilai Kelompok
Perhitungan nilai kelompok dilaksanakan setelah para siswa diberikan tes akhir, masing-masing siswa mengerjakan tes secara individu kemudian nilainya akan dirata-rata menurut kelompoknya, nilai itulah yang menjadi nilai kelompok.
6) Pemberian Penghargaan Kelompok
Kelompok dengan nilai tertinggi pada setiap akhir siklus akan mendapatkan penghargaan, penghargaan ini bisa berupa pemberian sertifikasi, hadiah, atau pujian.

Bagi bapak/Ibu guru yang akan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Team-Assisted Individualization (TAI) sebaiknya pahami dulu kelebihan (keuntungan) serta kekurangan Model pembelajaran kooperatif tipe TAI ini. Adapun beberapa kelebihan atau keuntungan yang dapat diperoleh dari model pembelajaran TAI diantaranya:
a. Mengurangi kecemasan (reduction of anxiety).
1) menghilangkan perasaan “terisolasi” dan panik.
2) menggantikan bentuk persaingan (competition) dengan saling kerjasama (cooperation).
3) melibatkan siswa untuk aktif dalam proses belajar.
b. Belajar melalui komunikasi (learning through communication), seperti:
1) mereka dapat berdiskusi (discuss), berdebat (debate), atau menyampaikan gagasan, konsep dan keahlian sampai benarbenar memahaminya.
2) mereka memiliki rasa peduli (care), rasa tanggungjawab (take responsibility) terhadap teman lain dalam proses belajarnya.
3) mereka dapat belajar menghargai (learn to appreciate) perbedaan etnik (ethnicity), perbedaan tingkat kemampuan (performance level), dan cacat fisik (disability).
c. Dengan pembelajaran kooperatif memungkinkan siswa dapat belajar bersama, saling membantu, mengintegrasikan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah ia miliki, dan menemukan pemahamannya sendiri lewat eksplorasi, diskusi, menjelaskan, mencari hubungan dan mempertanyakan gagasan-gagasan baru yang muncul dalam kelompoknya.

Sedangkan beberapa kelemahan atau kekuranga dari Model pembelajaran kooperatif tipe TAI diantaranya:
a. Terhambatnya cara berpikir siswa yang mempunyai kemampuan lebih terhadap siswa yang kurang.
b. Memerlukan periode lama.
c. Sesuatu yang harus dipelajari dan dipahami belum seluruhnya dicapai siswa.
d. Bila kerjasama tidak dapat dilaksanakan dengan baik, maka yang akan bekerja hanyalah beberapa murid yang pintar dan yang aktif saja.
e. Siswa yang pintar akan merasa keberatan karena nilai yang diperoleh ditentukan oleh prestasi atau pencapain kelompok.

Jika Bapak/Ibu guru dapat menerapkannya dengan benar, sesungguhnya penerapan model pembelajaran   Kooperatif   tipe Team- Assisted Individualization (TAI) merupakan salah satu solusi pembelajaran untuk meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar. Semoga.


Rerefensi
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar Dan Pembelajaran. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan dan Rineka Cipta.

Gulo,     W.   2002.     Strategi    Belajar    Mengajar.     Jakarta:   Gramedia  Widiasarana Indonesia.

Ibrahim,     Muslimin    dkk.   2000.  Pembelajaran       Kooperatif.    Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Nasution,    S.  2003.  Berbagasi     Pendekatan    dalam    Proses   Belajar   dan Mengajar. Bumi Aksara.

Nur,   Mohamad   dan   Prima   Retno   Wikandari   2000.   Pengajaran   Berpusat kepada Siswa dan Pendekatan Konstruktivis dalam Pengajaran.   Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Slavin, Robert E, 2005, Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik, Bandung: Nusa Media





= Baca Juga =



5 Comments

Maaf, Komentar yang disertai Link Aktif akan terhapus oleh sistem

Previous Post Next Post


































Free site counter


































Free site counter