Berita
Pembelajaran
DISIPLIN SISWA DALAM BELAJAR ATAU DISPLIN BELAJAR
Pengertian Disiplin Siswa dan Displin Belajar Siswa |
Menurut N.A. Ametembun
(1991:8) displin dapat diartikan
secara etimologi maupun terminolgi. Secara etimologis, istilah disiplin berasal
dari bahasa Inggris “dicipline” yang artinya pengikut atau penganut. Sedangkan
secara terminologis, istilah disiplin
mengandung arti sebagai keadaan tertib di mana para pengikut itu tunduk dengan
senang hati pada ajaran-ajaran para pemimpinnya.
Disiplin akan timbul bila adanya keterbukaan, kerjasama, mematuhi suatu norma dengan rasa tanggung jawab. Pentingnya disiplin bukan hanya pada lembaga formal, namun pada lembaga non formal pun sangat penting. Sudah menjadi keharusan bahwa tiap-tiap lembaga pendidikan, baik formal maupun non formal harus bisa menegakkan serta menciptakan suatu disiplin yang tinggi. Apabila di dalam penyelenggaraan kegiatan pendidikan tidak mengutamakan disiplin, kemungkinan besar lembaga pendidikan itu tidak bisa berjalan dengan baik, sehingga peroses belajar mengajar akan terganggu.
Disiplin akan timbul bila adanya keterbukaan, kerjasama, mematuhi suatu norma dengan rasa tanggung jawab. Pentingnya disiplin bukan hanya pada lembaga formal, namun pada lembaga non formal pun sangat penting. Sudah menjadi keharusan bahwa tiap-tiap lembaga pendidikan, baik formal maupun non formal harus bisa menegakkan serta menciptakan suatu disiplin yang tinggi. Apabila di dalam penyelenggaraan kegiatan pendidikan tidak mengutamakan disiplin, kemungkinan besar lembaga pendidikan itu tidak bisa berjalan dengan baik, sehingga peroses belajar mengajar akan terganggu.
Konsep disiplin berkaitan dengan tata tertib, aturan, atau norma dalam
kehidupan bersama (yang melibatkan orang banyak). Menurut Moeliono (1993: 208) disiplin artinya adalah ketaatan
(kepatuhan) kepada peraturan tata tertib, aturan, atau norma, dan lain
sebagainya. Sedangkan pengertian siswa
adalah pelajar atau anak (orang) yang melakukan aktifitas belajar ( Ibid: 849).
Dengan demikian disiplin siswa
adalah ketaatan (kepatuhan) dari siswa kepada aturan, tata tertib atau norma di
sekolah yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar.
Upaya Pembinaan Disiplin Siswa dalam Belajar atau Disiplin Belajar |
Dari pengertian tersebut, disiplin siswa dalam belajar atau disiplin
belajar dapat dilihat dari ketaatan (kepatuhan) siswa terhadap aturan (tata
tertib) yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar di sekolah, yang
meliputi waktu masuk sekolah dan keluar sekolah, kepatuhan siswa dalam
berpakaian, kepatuhan siswa dalam mengikuti kegiatan sekolah, dan lain
sebagainya. Semua aktifitas siswa yang dilihat kepatuhannya adalah berkaitan
dengan aktifitas belajar di sekolah.
B.
Faktor yang Mempengaruhi Disiplin Siswa dalam Belajar atau Disiplin Belajar
Banyak faktor yang dapat
mempengaruhi sikap Disiplin siswa dalam belajar
atau Disiplin belajar siswa, yaitu:
1. Keteladanan
Upacara Sebagai Sarana Peminaan Disiplin Siswa dan Disiplin Belajar |
2. Kewibawaan
Orang tua yang berwibawa
dapat memberi pengaruh yang positif bagi anak, hal ini sebagaimana yang
tertulis dalam sebuah buku yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan (1983:3) bahwa kewibawaan adalah pancaran kepribadian yang
menimbulkan pengaruh positif sehingga orang lain mematuhi perintah dan
larangannya. Orang yang berwibawa menampakkan sikap dan nilai yang lebih unggul
untuk diteladani.
Pendapat tersebut
menyebutkan, bahwa kewibawaan sangat mempengaruhi sikap seseorang. Kewibawaan
yang dimiliki oleh orang tua sangat menentukan kepada pembentukan kepribadian
anak. Anak yang terbiasa melaksanakan tugas sesuai dengan petunjuk orang tua,
maka dalam dirinya itu sudah tertanam sikap disiplin, dan sebaliknya apabila
orang tua sudah tidak memiliki kewibawaan, akan sulit bagi orang tua tersebut
untuk mengarahkan dan membimbing anak dan yang akan terjadi adalah
tindakan-tindakan indisipliner, dengan demikian kewibawaan sangat mempengaruhi
perilaku anak.
Agar disiplin di lingkungan
keluarga dapat berjalan dengan baik, maka sangat diharapkan kerjasama antar
semua yang ada di rumah tersebut. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka sangat
diharapkan adanya kesadaran anak itu sendiri dalam membina kedisiplinan. Anak
harus menyadari kedudukannya sebagai anak yang memerlukan orang tua.
4. Hukuman dan ganjaran
Hukuman dan ganjaran,
merupakan salah satu usaha untuk mempengaruhi perilaku. Apabila anak melakukan
suatu pelanggaran atau suatu perbuatan yang tidak terpuji dan tidak mendapat
teguran dari orang tua, maka akan timbul dalam diri anak tersebut suatu
kebiasaan yang kurang baik.
5. Lingkungan
Faktor yang tidak kalah
pentingnya dan berpengaruh terhadap disiplin adalah faktor lingkungan.
Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, dan
lingkungan masyarakat. Pada umumnya apabila lingkungan baik, maka akan
berpengaruh terhadap perbuatan yang positif dan begitu pula sebaliknya.
Agar dapat terlaksana sikap disiplin siswa yang diharapkan, maka
ketiga lingkungan tersebut harus saling membantu, saling menolong, kerjasama,
karena masalah pendidikan itu sudah sewajarnya menjadi tanggung jawab bersama
antara pemerintah, dalam hal ini guru/sekolah, orang tua/keluarga dan begitu
juga masyarakat yang berada di lingkungannya.
PASKIBRA sarana peningkatan Disiplin Siswa dan Disiplin Belajar |
Sedangkan belajar dapat
dibatasi sebagai kegiatan pisik dan mental dalam proses perubahan perilaku,
maka dilihat dari ruang lingkupnya aktivitas belajar menyangkut aktivitas
belajar di sekolah maupun di rumah. Dengan demikian, maka dapat diidentifikasi
bahwa disiplin belajar adalah keadaan sikap mental anak yang dengan senang hati
tunduk pada aturan-aturan ketertiban kegiatan pisik dan mental dalam merubah
perilaku melalui kegiatan belajar di sekolah maupun di rumah.
Pramuka efektif meningkatan Disiplin Siswa dan Disiplin Belajar |
C. Cara Menumbuhkan Disiplin Siswa dalam Belajar atau Disiplin Belajar
Untuk menumbuhkan disiplin siswa dalam belajar atau disiplin
belajar, maka siswa harus membiasakan hal-hal sebagai berikut:
a. Mengikuti pedoman umum
untuk belajar
1. Keteraturan dalam belajar
Keteraturan merupakan unsur
pokok dalam pelaksanaan disiplin belajar, karena dengan belajar yang teratur
siswa akan menemukan sendiri cara belajar yang baik dan tentunya akan
berpengaruh terhadap efektivitas belajar siswa. Hal ini sebagaimana pendapat
The Liang Gie, bahwa keteraturan dalam belajar merupakan salah satu unsur
disiplin yang ikut menentukan keberhasilan dalam proses belajar mengajar.
2. Konsentrasi
Konsentrasi merupakan
pemusatan pikiran terhadap susuatu dengan mengesampingkan semua masalah yang
tidak berhubungan. Untuk itu, jika seorang siswa akan mengkonsentrasikan
dirinya dalam kegiatan belajar, maka ia harus berusaha memusatkan pikirannya
terhadap satu pelajaran yang sedang dihadapinya, dan ia harus berusaha
mengesampingkan semua hal yang tidak berhubungan dengan proses belajar yang
akan dihadapi.
3. Tertib dalam belajar
Tertib dalam belajar adalah
apabila seorang siswa menyusun tata tertib dalam belajar sehingga siswa dapat
belajar dengan tertib, kontinue, dan konsisten sesuai dengan tata tertib yang
telah dibuatnya.
4. Tertib dalam menggunakan
perpustakaan
Tidak ada kegiatan belajar
yang dapat dilakukan tanpa membaca dan sumber bacaan adalah buku. Dalam
menggunakan buku, anak harus mencintai dan menganggap buku sebagai sahabat.
Seseorang dapat mencintai buku-buku dan mereka senantiasa merupakan sahabat
yang abadi.
b. Cara mengatur waktu
1. Pengelompokkan waktu
Salah satu yang dihadapi
anak adalah penggunaan waktu dalam belajar. Banyak anak yang mengeluh
kekurangan waktu untuk belajar, tetapi sebenarnya anak kurang memiliki
keteraturan dan disiplin untuk menggunakan waktu secara efektif dan efisien.
2. Penjatahan waktu.
Untuk belajar secara teratur
setiap hari harus mempunyai rencana kegiatan. Banyak anak yang membuang waktu
untuk memikirkan mata pelajaran, karena kebingungan apa yang sebaiknya
dipelajari. Sehingga hal ini akan membuang waktu secara sia-sia.
Sumber Bacaan:
Agus Sujanto, 2000 Psikologi
Perkembangan, Jakarta : Aksara Baru
Depdikbud, Petunjuk
Pembinaan Sekolah, 1983 Jakarta : Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah
N.A. Ametembun, (1991)
Manajemen Kelas, (Bandung : FKIP IKIP Bandung
The Liang Gie,1999 Cara
Belajar Efektif, Yogyakarta : Gajah Mada University
================================